Tampilkan postingan dengan label Muhasabah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Muhasabah. Tampilkan semua postingan

Kamis, 25 April 2013

Hawa Nafsu

Hawa Nafsu


Nafs berarti jiwa, diri, nafsu berarti hasrat diri, dan hawa nafsu..?? hasrat yg menggebu-gebu.. haha.. jangan ikuti terminology yang sesat ini yah.. hehe. Tapi begini, yang ingin saya sampaikan adalah ada kaitan antara hawa nafsu dan nafs.. artinya antara keinginan sebagai fitrah diri sebagai manusia. Lalu jika hawa nafsu ini fitrah, kenapa sering dikambing hitamkan..???

Dalam ihya ulumiddin sendiri ada dua pengertian, 1) nafsu yang pertama digambarkan sebagai wadah sifat-sifat tercela, biasanya pemahaman ini digunakan dikalangan tashawuf sebagai bentuk penekanan atas harusnya melawan keinginan hawa nafsu yang notabene tercela. 2) Pengertian kedua, lebih ringan lagi menyatakan kalau hawa nafsu itu ya diri manusia dan dzatnya, dan disifati berdasarkan keadaan yang menyertainya.

Dilihat dari dua pengertian diatas, bisa dipahami kalau hawa nafsu sebenarnya adalah bagian dari diri yang tidak bisa dipisahkan. Maka Allah mengajarkan kita untuk memenej hawa nafsu agar terkendali. Maka fitrah ini menjadi bagian penyempurna dalam bentuk diri manusia, tentu jika dapat dikendalikan, Allah sendiri menyiapkan Syurga untuk manusia (Al-Fajr :27-30)

Jika Nafsu itu adalah fitrah, maka disetiap diri manusia yang sempurna mestinya punya nafsu. Kita dalami di pengertian no.2, maka setiap manusia memiliki hawa nafsu. Hawa nafsu tidak bisa dijadikan tolak ukur tentang derajat seseorang, yang menjadi nilai adalah bagaimana cara dia memperlakukan dan menyikapi hawa nafsu yang ada didalam dirinya. Kita tidak bisa menyalahkan orang yang ingin seks misalkan, karena itu fitrah, maka pilihannya, jika menikah akan melahirkan kebaikan, jika Zina akan melahirkan keburukan.

Lapar, Seks, kekayaan, bentuk fisik, dan yang lain sebagainya, belum bisa dikatakan sebagai hawa nafsu yang menyimpang, jika belum ada sikap yang menyertainya.

Hawa Nafsu
Sikap
Tercela
Terpuji
Seks
Zina
Nikah
Lapar
Makan berlebih
Makan sekadarnya
Kekayaan
Tamak
Dermawan
Bentuk Fisik
Takabur
Qona’ah

Nah, karena itu pula manajemen hawa nafsu pun termaktub dalam syariah, pengekangan sekaligus pemeliharaan atas hawa nafsu ini sendiri pun menjadi bagian dalam upaya syiar dakwah. Kenapa..?? Islam hadir sebagai solusi, jika manusia terlahir dengan fitrah nafsu yang bersifat “hewani”, maka Islam mengatur sedemikian rupa dengan syariahnya, agar manusia terjaga dalam kemuliaannya.

Wallahu a’lam
Galau..

Galau..


“eh.. jangan pilih partai anu, ngakunya bersih, padahal wahabi, korupsi lagi..”
“apaan ibadah di banyakin tapi bid’ah semua..”
“ngakunya memperjuangkan khilafah kok pro demokrasi..???”
“terus saja kampanye khilafah… mana aksinyaaa..?????”
“tuh lihat.. hati-hati sama dia, dia anggota Islam Radikal… bakal di bom lo..”
“hei, apa madzhab lu..?? apa manhaj lu..???”

Rasanya kalau sudah memikirkan hal ini pengen teriak-teriak…. (saat ngetik pun ini sedang teriak-teriak dengan nada sriyosa… hehehe). Waahh openingnya kenapa berantakan begini, karena saya akan menulis artikel paling miris dan paling menyedihkan, sebuah artikel yang membuat saya sendiri… ah entahlah (speechless….).

Sebenarnya artikel ini hendak saya beri judul, kebenaran.. tapi ah apakah diri yang hina, dan bodoh ini cukup untuk melegitimasi sebuah kebenaran..?? hakikatnya hanya Allah yang tahu apa arti kebenaran di zaman yang kacau seperti ini. Maka sebagai makhluk bodoh, hina, ini mencoba menumpahkan unek-uneknya di blog yang juga sederhana ini.

Catatan ini dimulai dari berbagai situs pemberitaan yang berasas islam, yang banyak menerbitkan berita-berita seputar dunia Islam, parahnya mereka semua saling menyerang. Ada yang mengkafirkan anu, mencap sesat anu, memfitnah anu.. dan yang lain semacamnya. Ada yang memfitnah wahabi ke satu partai, (berikut catatan saya tentang hal ini..antara PKS - Wahabi ) ada pula yang menuduh ahli bid’ah ke satu ormas, ada juga yang menuduh pro thoghut ke anggota parlemen, dan ada pula yang menuduh khawarij ke lain pihak.

Saya sendiri sudah mengantongi pilihan terkait hal ini, entah kenapa hal ini bisa terjadi, tapi bayangkan musuh kita yang nyata melihat kondisi kita seperti ini. Saat ada saudara kita yang berjuang ke palestina dianggap kampanye politik, ada juga yang tengah berjuang membela izzah ummat eh malah dianggap takabur, ada yang kampanye sedekah dianggap riya’.

Tuh kan saya speechless lagi… intinya saya hanya ingin bilang.. “wahai umat bersatulah…”

Wallau a'lam

Kamis, 18 April 2013

Kultwit kisah Hanzalah, sang pengantin syahid

Kultwit kisah Hanzalah, sang pengantin syahid


Hanzalah bin Abi Amir ra, adalah nama lengkapnya, suatu hari tiba baginya hari yang sangat indah dan dinantikan.. pernikahan

Hanzalah menikah tepat dimalam sebelum terjadi perang uhud, karena itu ia meminta izin kepada Rasulullah untuk bermalam bersama istrinya

namun ia sendiri tidak tahu, kapan pertempuran akan dimulai, maka dimalam itu pun ia tidak tahu apakah malam pertama atau malam terakhirnya

lalu shubuh tiba, fajar datang, seiring pengumuman jihad, dan terdengar gemuruh perang.. begitupun Hanzalah ia menyambut panggilan itu

ia melesat menuju barisan, bergabung dengan pasukan yg tengah disiapkan Rasulullah.. padahal ia tengah junub..!!

perang berkecamuk dahsyat, Uhud menjadi saksi saat pasukan yang hampir menang berbalik kalah akibat silau dunia, pasukan muslim pecah

ditengah kekacauan itu, beberapa sahabat bertahan menjaga Rasulullah dari gempuran musuh, pun termasuk didalamnya Hanzalah

Abu Sufyan pun tiba dihadapan, majulah Hanzalah menghadang pimpinan pasukan musuh ini, dengan cepat ia menjatuhkan abu sufyan dari kudanya

Syaddad bi Al-Aswad datang membantu Abu Sufyan melawan Hanzalah, sampai tiba sebuah tusukan tombak menjemput Syahid Hanzalah

tiba saat-saat yg dirindukan, syahid telah menjemput sang pengantin muda, wangi misk merebak, tanah Uhud menjadi saksi kisah suci ini

perang usai, para sahabat mulai mencari saudara2 yang telah terlebih dahulu menggapai janji Allah, diantaranya ditemukan Hanzalah

tangan mereka berusaha menyentuh jasad Hanzalah, namun kagum saat jasad yg berlumur darah itu, ada rintik air mengalir dari dahinya

rintik air mengalir dari dahinya, menetes berjatuhan dari sela-sela rambutnya...

Rasulullah bersabda..

"Sungguh Aku melihat Malaikat memandikan Hanzhalah bin Amir ra antara langit dan bumi dgn air awan dalam bejana terbuat dari perak."

Subhanallah... Wallahu a'lam..
Ujian Nasional

Ujian Nasional

hari ini ujian telah selesai dilaksanakan, sebelumnya saya mengucapkan selamat kepada siswa-siswi yang telah menempuhnya. InsyaAllah lulus..

setidaknya mungkin sudah 9 tahun sejak UN pertama di berlakukan, mengganti sistem ebtanas sebelumnya.. hmm.. maaf jika salah, saya sendiri tidak pernah mengalami ebtanas. kelas 6 SD, saya baru pertama merasakan sensasi Ujian Nasional, yaa bagi saya nggak terlalu menyulitan, tapi berbanding terbalik dengan kakak saya yang pada saat itu juga sedang melaksanakan UN pertama tingkat SMA.

saya masih ingat, bagaimana situasinya pada saat itu, saya melaksanakan Ujian dengan santainya (maklum.. SD.. :p ), sementara kakak saya sudah terlihat tegang beberapa hari menjelang ujian, padahal nilai kelulusan pada saat itu baru 4,01. Alhamdulillah, saya dan kakak lulus meski dengan nilai pas-pasan.. hehe.

SD, MTs, dan MA, kembali saya mengalami UN, terus menerus berulang. sebuah prosesi yang awal mulanya sempat ramai diperdebatkan. oke itu sejenak opening tentang artikel ini.

***

beberapa hari yang lalu, ditengah perdebatan yang kembali terulang persoalan UN, tiba-tiba publik dikejutkan dengan diundurnya UN di 11 provinsi, alhasil ini seperti menjadi blunder dan bulan-bulanan pers, dengan tagline, "Ujian Gagal Nasional". menarik benang jauh sebelum hal ini terjadi, wajar sebenarnya, jika ini adalah efek kekacauan sistem Ujian yang serempak ini.

dari catatan saya, setidaknya ini adalah kronologi ujian dari tahun ke tahun. tahun 2004, awal UN dilaksanakan, nilai kelulusan 4,01, bentuk soal sama semuanya. disini kecurangan sangat minim terjadi, mungkin kebocoran soal pun belum separah masa-masa selanjutnya, tapi di tahun ini pun tetap saja menjadi kontroversi disaat nilai kelulusan di patok menjaid 4,01.

terus berlanjut setiap tahun nilai kelulusan menanjak, dari 4,01, sampai 7,00, dari mulai bentuk soal sama, ganjil-genap, sampai 20 paket soal seperti sekarang. sya sendiri tidak faham, apakah ini bentuk idealisme pemerintah sambil menutup mata melihat kondisi nyata pendidikan sebenarnya..?? apakah sistem me-"nasional"-kan ujian masih pantas saat disebagian daerah infrastruktur masih jauh dari kesetaraan..??

makin lama, UN seperti sebuah bola salju, makin tinggi nilai kelulusan, makin besar kemungkinan kecurangan. sudah rahasia umum, selalu ada kebocoran jawaban, bantuan guru, dan kebocoran soal. ditambah akibat dari idealisme pemerintah, kini pelaksanaan UN amburadul, berantakan, 11 provinsi di tunda pelaksanaan UN nya karena masalah cetak soal. 20 paket soal disetiap kelas di jutaan sekolah, ini bukan masalah gampang.

mau sampai kapan kita bertahan dengan sistem ini..?? saya tidak menyalahkan pemerintah, pendidik, atau siswa, tapi mesti ada solusi yang jelas yang mampu menghancurkan bola salju yang kian membesar.

***

andai saja,

sekolah-sekolah di Indonesia akhirnya melapaskan gengsinya, egonya, dan membiarkan para siswa-siswi melaksanakan Ujian Nasional tanpa kecurangan, meski resiko tidak lulus dan nama baik sekolah tercoreng (akibat tingkat kelulusan rendah) dan para siswa-siswi melaksanakan UN tanpa beban harus lulus, tanpa menghalalkan segala cara untuk lulus. seburuk apapun hasilnya, hasil Ujian Nasional akan menjadi evaluasi, bagi siswa-siswi dan sekolah, agar menjadi lebih baik.

apa pun hasilnya, seburuk apapun, pemerintah akan menyadari kekurangan-kekurangan apa saja yang mesti dibenahi, tanpa memaksakan idealis, tanpa memaksakan gengsi, dan melakukan perbaikan bertahap disemua lini dan disetiap saat.

Wallahu A'lam

Selasa, 02 April 2013

Kethawaduan sang imam

Kethawaduan sang imam

“Kesederhanaan mengecap kekayaan..” lirik nasyid dari in team ini mungkin sangat tepat disandingkan dengan karakter Imam Syekh AlGhamidi. Saya pribadi hanya berkesempatan menatap beliau dua kali, tapi dari pancaran raut wajahnya, cara ia berbicara, Nampak jelas ke thawaduan beliau, belum lagi hal ini dikuatkan oleh pemberitaan dari media Republika, yang mengawal sejak dari kedatangan sang Imam.

Pertama kali menatap beliau saat di Mesjid Attaqwa, cara beliau masuk masjid, cara beliau memberikan tausiyah, cara beliau berjalan meninggalkan kami, nampak sekali betapa tawadhu-nya beliau. Mengawali tausiyahnya ia menuntun kami membaca alfatihah, per ayat. Sekali lagi, bayangkan betapa luar biasanya perasaan saya dituntun bacaan Al-Qur’an oleh seorang Imam Besar Mesjidilharam dan Mesjid Nabawi. Singkatnya dalam tausiyah beliau mengingatkan kami tentang makna surat Al-‘Ashr.

“Bahkan Allah pun bersumpah atas nama waktu, ini menunjukan hal ini adalah serius.. perkara yang amat serius… perkara itu adalah.. Manusia dalam keadaan merugi. Kecuali, orang yang beriman, beramal sholeh, mengingatkan dalam kebenaran, dan saling mengingatkan dalam kesabaran..” demikian kutipan syekh dalam menyampaikan tausiyahnya.

Lalu seberapa tawadhu beliau..?? perhatikan beberapa artikel berikut..




Berkali-kali ustadz yusuf Mansur mengingatkan, saat syekh meninggalkan masjid, para jamaah diharap untuk tidak berdiri, mencium tangan, cukup memandang wajah beliau, dan cukup mendo’akan saja. Bukan kenapa-kenapa, tapi hal ini untuk menjaga ke tawadhuan beliau, dan tentu saja menjaga keamanan jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Lagi pula sebuah hadist menyebutkan,

HR. Al-Bukhari didalam Al-Adab Al-Mufrad ( 977 ),Al-Albani mengatakan : Shahih

Syeikh alghamidi mulai melangkah meninggalkan masjid, melalui area tengah hingga siapapun jamaah bisa memandangnya. Bersahutan shelawat, dan takbir mengiringi kepergian sang imam.

Terdengar jelas namun pelan, syeikh berkata..

“Shollu ‘ala Muhammad..”
setetes embun di terik panas..

setetes embun di terik panas..


inilah yang saya rasakan selepas mengikuti rangkaian kegiatan wisuda akbar ini. Ditengah pesimisnya keadaan negeri, ini seperti sebuah oase yang amat menyegarkan. Ribuan tahfidz telah diwisuda, jutaan lainnya siap dilahirkan. Gelora umat akhir zaman seperti yang dijanjikan Rasulullah, menjadi bagian dari negeri ini.

Ustadz Yusuf Mansur mengatakan,”InsyaAllah, kedepan kita akan mengalahkan Gaza, kita akan mengalahkan Gaza dalam hal melahirkan Tahfizh-tahfizh.. jika Gaza, negeri yang terjajah, saja mampu melahirkan ribuan tahfizh, maka kita seharusnya mampu melahirkan jutaan tahfizh..”

Sebuah visi yang luar biasa, memang kita memasuki fase dimana telah dijanjikan Rasulullah. Sebagai Fase kebangkitan islam di akhir zaman, saat Rasul sendiri menjanjikan Islam akan Berjaya dari ujung timur sampai ujung barat, maka kali ini wisuda akbar di GBK semoga menjadi saksi dan menjadi bukti akan terealisasinya visi ini.

Sejatinya ini bukan hanya isapan jempol semata, ratusan bahkan ribuan tahfizh yang hadir di acara ini adalah bukti jika visi ini bukan hanya sekedar mimpi disiang bolong saja. Sekaligus ini pun membuncahkan semangat, rasa optimis yang terpendam, dan rasa kemenangan atas semua fitnah akhir zaman.

Seperti yang Ustadz Yusuf Mansur katakana, “semoga negeri ini bukan negeri darurat korupsi, semoga negeri ini bukan pula negeri darurat zina, semoga negeri ini bukan negeri darurat narkoba, tapi semoga negeri ini menjadi negeri darurat AL-Qur’an..” negeri yang dengan sigap mencetak jutaan tahfizh dan mujahid yang siap menguasai dunia.

Ini bukan mimpi..

Kamis, 28 Maret 2013

Idealis vs realistis

Kujatuhkan pandangan kulihat jurang dalam
Penuh dengan onak duri yang amat mengerikan
Ku dongakan kepala kulihat langit tinggi
Terbentang luas tiada bertepi

(Hijjaz – Damai Nan Indah)

Eits tunggu dulu, ini bukan artikel review nasyid ya, dan lagi pula nggak ada kaitannya sama sekali dengan makna nasyid diatas.. hehe.. saya hanya suka saja dengan ilustrasi yang disampaikan Hijjaz dalam salah satu nasyidnya ini.

Perumpamaannya memang tidak jauh berbeda, idealism itu seperti menatap langit, sementara realistis itu menatap bumi. Manusia dengan segala dinamika nya pun tidak bisa total memilih satu bagian, meski dominan realistis atau idealis selalu ada bagian dirinya yang memiliki sifat berlawanan.

Mungkin tidak salah juga jika saya mengatakan bahwa ini termasuk kedalam fitrah pasangan, seperti siang-malam, gelap-terang, baik-buruk, maka idealis-realistis adalah sebuah keniscayaan akan kesempurnaan. Jika ini adalah, katakanlah, fitrah yang ada di setiap individu, persoalannya lebih baik mana yang harus didominankan..??

Erat kaitannya kecerdasan emosional, pengendalian diri termasuk waktu yang tepat saat kita berfikir idealis dan realistis menjadi penting untuk dikuasai. Namun, karakter setiap individu pun turut serta berpengaruh dalam menentukan hal ini. Contoh, sifat obsesif, agresif, dan yang lain sebagainya.

Kembali ke ilustrasi di atas, contoh penggunaan idealis-realistis. Saat kamu mendaki gunung, okelah jika kita senang melihat puncak, sesekali sebagai pemicu semangat ditengah gempuran lelah, sah-sah saja sebagai bentuk idealis kita meraih puncak, tapi jangan lupa, lihat pula jalur pendakian, tebing dan jurang yang menghadang, saat mendaki mendongak memang asyik, tapi menunduk saya kira lebih penting.

Persoalannya selanjutnya adalah dimana seharusnya idealis-realistis adalah pasangan sejati, ini malah menjadi pasangan yang saling membantai. Kembali ke ilustrasi pendakian tadi, idealnya adalah sampai puncak, tapi bagaimana saat jurang menghadang..??? pulang, loncati, atau cari jalan baru..??

Idealnya saat kita punya visi, cita-cita, dan sebuah keinginan, adalah mewujudkannya, tapi terkadang kita lupa realistis, kita lupa antisipasi akan kenyataan yang akan kita hadapi. Ingat..!! realistis bukan pesimis, justru ia adalah sebuah dorongan untuk mencari alternative lain untuk mewujudkan idealism nya. Idealism tanpa realistis sama saja bunuh diri, ia akan meloncati jurang yang ada demi sampai puncak. Realistis tanpa idealis sama riskan, susah rasanya mencapai puncak, yang ada pulang saja. Pasangan idealis-realistis, ia akan mencari jalan baru untuk menggapai puncak.

Wallahu a’lam\

sumber gambar

Rabu, 27 Maret 2013

RUU Santet, Zina, dan Ushul Fiqh..

RUU Santet, Zina, dan Ushul Fiqh..


Artikel ini sebenarnya hanya kutipan dari yang disampaikan Ust. Mustafa Yakub di acara Indonesia Lawyer Club di TV *ne, dan artikel ini pun tidak juga mewakili pandangan penulis terhadap dua kasus seperti yang tersebut di judul di atas, yaitu Santet dan Zina, karena Islam sudah jelas mengatur akan hal ini. Namun, problemnya adalah saat perkembangan tekhnologi, budaya, dan peradaban terus kian berkembang sehingga membutuhkan sebuah metode baru dalam hal menegakkan syariat.

Belalah (tolonglah) kawanmu baik dia zalim maupun dizalimi. Apabila dia zalim, cegahlah dia dari perbuatannya dan bila dia dizalimi upayakanlah agar dia dimenangkan (dibela). (HR. Bukhari)

Inilah hadits yang disampaikan ust. Mustafa Ya’kub dalam pernyataannya di acara tersebut. Pengertian akan hadits ini merupakan sebuah dalil akan ushul fiqh yang menyatakan bahwa hukum itu semestinya mendorong untuk pencegahan, bukan hanya sekedar penghukuman. Dalam hal pengajuan RUU Zina dan Santet pun, ustadz berpendapat ini adalah sebuah bentuk pencegahan, karena ada sebuah ancaman atas tindakan zalim (Santet dan Zina) tersebut. Maka dalam penyusunan RUU KUHAP tentang dua kasus ini pun mestinya dipahami sebagai bentuk pencegahan.

Kaidah ushul fiqh mengatakan,
“Segala sesuatu itu halal, sebelum ada aturan (syariat) yang melarang”
Oleh karena ini juga, maka RUU ini sebagai bentuk aturan ketegasan dalam hal santet dan zina. Sederhananya, selama ini Santet dan Zina, setidaknya di aturan Negara, diperbolehkan sebab tidak ada satu pun undang-undang yang mengatur akan hal ini.

Bergerak ke tahap selanjutnya, problem yang lebih kompleks dari dua kasus ini adalah metode pembuktian. Jika fiqh mengatakan butuh setidaknya 4 orang saksi dalam kasus zina, maka di zaman serba modern ini setidaknya butuh tambahan 1 orang saksi ahli diantara 4 orang itu, bisa jadi untuk membuktikan secara biologis akan adanya kasus perzinahan. Namun, aturan ini pun tidak serta merta dapat berlaku ditengah degradasi moral, dan kebobrokan social politik yang saling menjatuhkan, aturan ini menjadi riskan untuk disalah gunakan, maka dibutuhkanlah sebuah system yang benar-benar efektif.

Persoalan serupa pun dengan santet, problem metode pembuktian dalam kasus santet belum ditentukan alternatifnya, sebab ini berbicara dalam ranah ghaib yang irrasional. Hukum perundang-undangan membutuhkan pembuktian yang rasional, apa jadinya jika pembuktian irrasional ini sampai di pengadilan..??


Kumpul Kebo.. Boleh..??

Kumpul Kebo.. Boleh..??


Mendidih rasanya mendengar sebuah acara debat di sebuah stasiun televise swasta yang membahas RUU tentang Zina. Tapi apalah daya, saat sadar bahwa inilah Negara Demokrasi, dimana ”yang katanya” kedaulatan di tangan rakyat, maka ditangan “mereka” pulalah hukum bisa ditawar, dan disesuaikan dengan kepentingan.

Sederhana saja, jika berbicara moral, zina, kumpul kebo, dan prostitusi adalah perilaku tidak bermoral, tapi jika berbicara hukum pidana..?? tidak ada larangan bagi perbuatan zina. Ini yang diperdebatkan sebuah acara di stasiun televise swasta malam itu, RUU Zina yang akan di pidanakan.

Debat itu pun berbicara seputar zina dan berkembang ke kumpul kebo. Memang salah satu pihak tidak secara eksplisit membolehkan zina dan kumpul kebo, tetapi mereka berdalih perilaku itu adalah ranah personal, selagi tidak merugikan lain pihak diluar, sah-sah saja.

Singkatnya perdebatan itu berjalan alot. Tapi saya tidak ingin terjebak disana, apa yang ingin saya bagi adalah sebuah kemirisan bahwa ternyata hari ini zina dan seks bukanlah hal yang tabu.

Sepertinya kita pun masih ingat, seorang calon hakim agung yang menertawakan kasus pemerkosaan di gedung dewan, atau seorang artis merekam perilaku mesumnya, atau seorang ayah memperkosa anaknya sampai tewas, atau kasus-kasus zina di perkampungan yang berakhir dengan pernikahan.

Ini seperti sebuah fenomena gunung es, apa yang kita lihat hanya 20% nya saja mungkin, sementara yang tertutup ada 80% lagi kasus serupa. Pertanyaannya..?? dimana moral..??

Disisi lain, rasanya sudah tak asing dengan kampanye kondomisasi, terutama di bulan februari kemarin. Uniknya, ini seperti sebuah kampanye legal yang didukung oleh pemerintah. Entah konsep seperti apa yang tengah dibangun oleh para pejabat-pejabat yang terhormat disana, saat ada RUU Pidana Zina pun, kita masih diperdebatkan.

Maka, rasanya jangan salahkan jika saya sering “bawel” menggembor-gemborkan PACARAN ADALAH HARAM, karena ini adalah sebuah jaring-jaring jebakan laba-laba bernama degradasi moral.
"Sesuatu" dari Spirit GKN

"Sesuatu" dari Spirit GKN


Tanggal 18 maret lalu saya berkesempatan menghadiri acara di Gelora Bung Karno. Saya adalah salah satu peserta yang lolos tahap seleksi proposal dan interview Gerakan Kewirausahaan Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi. Oke, hasilnya memang tidak menang tapi ada sesuatu yang lebih berharga dari sekedar arti kemenangan.

Sembari menikmati rangkaian acara, dan hiburan dari berbagai artis seperti NOAH, Nidji, Judika, mata saya tertuju pada beberapa orang yang berlalu lalang di sekitaran GBK. Sebenarnya dari awal memasuki kompleks GBK ini pun sudah tidak asing dengan sosok ini, pedagang..!! di gerbang utama saya dan beberapa teman disambut jajaran pedagang yang tengah menjajakan barang dagangannya, ada yang unik, adalah dimana pakaian mereka seragam semua, ya sama, sama dengan pedagang lain, sama dengan peserta, sama dengan panitia, dan pastinya sama dengan saya.

Kaos putih bertuliskan “Indonesia Gigih Sejak Dulu..!!” terpampang jelas di setiap dada mereka. Tapi selama acara berlangsung saya merenungkan, diantara ribuan orang yang memakai kaos itu, mereka lah pemenang sebenarnya. Para pedagang itulah pejuang sebenarnya.

Mereka berhasil memanfaatkan peluang yang ada. Bahkan tanpa modal..!! justru sebaliknya ribuan orang yang serupa dengan saya, mereka justru “mengemis” mengharap bantuan modal dari pemerintah. Sejatinya pengusaha itu berarti orang yang berusaha, bukan orang yang bermodal. Memang dibeberapa segi kita butuh modal, tapi sekali lagi, menjadi pengusaha itu bukan hanya soal modal, disana ada juga soal kerja keras, marketing, disiplin, passion, dan masih banyak lagi.

Kurang lebih 3ribu orang berkumpul di GBK, untuk disaring hampir setengahnya untuk memperebutkan modal 5-25 juta rupiah per-orang. Sementara penjual minuman keliling, hmmm.. spertinya sehari itu saja mereka dapat omzet mungkin 3-5 juta, tanpa proposal..!!

Seperti sebuah pukulan telak dan langsung KO, saya lemas, lelah, melangkah keluar area GBK. Bukan karena persoalan menang dan kalah, tapi soal harga diri yang terasa jatuh terbanting, dan terinjak. Sendiri menjelang malam, saya seperti ditantang dan dihadang belasan gedung pencakar langit ibu kota. Ah kerdil sekali, bahkan para pedagang itu jauh lebih besar dari gedung itu. Kenapa saya mengemis..??

Senyum terkembang, ada sebuah ledakan besar, apalah makna jatuh ke sebuah lubang jika ada emas didalamnya, alih-alih merintih kesakitan kita akan tertawa kegirangan. pengusaha..?? ini dia..!! 

Wallahu a'lam

Selasa, 19 Maret 2013

Sejuta peluang di tanah abang

Sejuta peluang di tanah abang

di tanah abang..

penjual : susu kedelai.. susu kedelai..
saya : satu.. berapa bang..??
penjual : 2ribu mas.. ambil tiga harga grosir mas..
saya : *ngakak

ya itu sekilas gambaran di tanah abang, meski objek utamanya bukan susu kedelai yah..!! bisa dipastikan hampir semua pakaian disini, bisa dapat harga grosir. Mulai dari toko emperan di pinggir jalan, sampai didalem gedung modern nya, semua bisa diperoleh harga grosir. Tidak harga grosir pun harga satuannya sudah terbilang miring juga sih.

Nah, hal ini mestinya jadi peluang bagi pengusaha yang mengawali karirnya dari berdagang. Ayolah, masa nggak kepikiran..!!

Gini aja deh, tadi pagi saya belanja 900ribu di tanah abang, setelah saya itung2, keuntungan yang bisa saya peroleh adalah 2,1 juta rupiah, keuntungan bersihnya..?? 1,2 juta…

Lah itu saja, saya yang baru mulai dagang hari ini, udah kepikiran segitu.. terus…?? Nunggu apa lagi..????

Rasulullah saja dagang.. J

Minggu, 17 Maret 2013

Damage Control Personal ala Nabi

Damage Control Personal ala Nabi


Dalam sebuah perusahaan, atau organisasi mestinya kita mengenal dengan istilah yang satu ini, Damage Control. Ini adalah sebuah system yang berjalan jika keadaan darurat terjadi, entah karena rugi, system crash, atau human error. Jika dalam skala luas dan besar seperti di perusahaan tadi, maka Damage Control adalah sebuah urutan aturan yang yang bersifat darurat dan solutif.

Namun ternyata, Damage Control ini tidak hanya berlaku bagi organisasi saja, ini jauh lebih dibutuhkan untuk setiap personal perorangan. Kenapa..?? karena, bagaimana pun juga sebuah organisasi mewakili sekumpulan individu-individu yang saling mempengaruhi, terlebih seorang pemimpin. Ia harus memiliki Damage Control terbaik dari anggota yang lainnya.

Persoalannya, setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ia memiliki kekhasan, keunikan, dan sifat yang mengharuskan menyelesaikan masalahnya dengan kemampuannya sendiri. Karkateristik psikologis yang berbeda inilah yang melahirkan berbagai reaksi yang berbeda pula di setiap individu, ada yang marah, murung, galau, putus asa, depresi, atau bahkan sampai sakit secara fisik.

Karena itu pulalah, sebelum kita menerapkan satu metode Damage Control didalam diri kita, ada baiknya kita mengenal dulu siapa diri kita. Jika kita tidak mampu memeriksakan diri ke psikolog, ya cukuplah dengan sekedar mengetahui kebiasaan dan respon diri saat situasi terburuk terjadi pada diri kita.

Metode Nabi

Nah salah satu respon yang seringkali ada saat situasi buruk terjadi adalah marah, menurut saya metode ini pun bisa saja berlaku untuk keadaan selain marah, seperti stress, depresi, putus asa, dan galau mungkin. Langsung saja, ada 3 cara yang dianjurkan Nabi,

“Jika salah seorang dari kalian marah saat berdiri, hendaknya ia duduk, kalau belum pergi amarahnya, hendaknya ia berbaring.” [HR. Ahmad]

1.  Duduk
Sebelum mengambil sikap duduk, biasakan untuk diam barang 30 detik atau lebih dari itu. Diam saja, jangan berbicara, dan kosongkan pikiran. Atur nafas, lembutkan pandangan, lenturkan semua syaraf-syaraf yang menegang. Setelah itu barulah duduk, masih sambil mengatur nafas, dan mulailah mencari solusi terbaik selain dari marah-marah.

2.  Berbaring
Ini bermaksud agar tubuh bisa lebih rileks lagi, jika kemarahannya memang lebih besar. Pada dasarnya hampir sama dengan metode atas, tapi berbaring ini memiliki kelebihan lain. Tidak ada satu pun syaraf yang menegang secara fisik. Jika berdiri, maka kaki menopang keseluruhan badan, yang berakibat, menekan tulang punggung, leher, dan berujung ke otak. Begitu pun saat duduk, meski beban tidak sebesar saat berdiri, tapi tetap saja tulang punggung masih menopang beban, yang berpengaruh pula pada tekanan di otak. Nah berbaring, hampir tidak ada beban sama sekali di tulang punggung, maupun di otak.

3.  Berwudhu
Jika, duduk dan berbaring masih belum bisa meredakan kemarahan, maka segeralah berwudhu, dan shalat dua rakaat. Jika tubuh dan lahiriyah sudah tidak sanggup lagi menopang beban amarah, segeralah beralih ke control batiniyah, segeralah mengadu, dan seimbangkan kembali kondisi psikologi agar segera menemukan solusi yang lebih baik.

ada artikel yang lebih baik di Republika

Rabu, 13 Maret 2013

Inilah JIL... part 2

lanjutan dari...  Inilah JIL....


16. Mendukung Homoseksualitas














17. Mendukung kehadiran 'Nabi-nabi Baru'

















18. Mendukung penyakit moral masyarakat
















19. Menebar Tuduhan














20. menukar perjuangan dengan harga yg murah

21. Mesum












22. Mulut Kotor













23. Musuh Semua Agama



















24. Senang 'Mengoplos'















25. Sok bicara sains, tdk mau terima kenyataan bhw org2 sains tdk ikut JIL



26. ngakunya berani debat, padahal... (isi sendiri)
















27. Tidak 'doyan' Quran dan Hadits

















28. Pro-Zionis


















29. Pro-Kondomisasi minus Moralisasi


30. Provokasi














Wallahu A'lam..

sumber

Inilah JIL..

langsung saja, ini daftar tweet yang pernah "mereka" buat rangkuman dari akhi @malakmalakmal. hmmm.. ada yang salah gak sih..??

1. All About Money
















2. Anti Islam

















3. Anti jilbab dan suka dgn kekerasan verbal

















4. Becanda Jorok





















5. Berusaha lucu, tapi malah epic FAIL



6. Blunder























7.  Devide Et Impera









8. Doyan 'fiqih gak jelas'






9. Gampang Memfitnah













10. Gemar Mengolok-olok






11. Hilang Rasa Empati








12. Jarang Baca Qur'an, makanya nggak tahu kisah nabi luth as














13. Jarang 'bercermin' dan Arogan
















14. Kasar pada mereka yg tdk sependapat


15. Melecehkan Keimanan





























Selasa, 12 Maret 2013

Galau…??? Ini petunjuknya…

Mestinya, seorang muslim itu sudah tahu apa petunjuk kehidupan yang utama, ya Al-Qur’an..!! nah lalu apa lagi…??? K haha… maaf.. maaf.. memang masalahnya kayak gini, orang-orang yang sedang galau itu selalu saja keras kepala, udah tahu obat hati itu tilawah, eh masih aja cari yang lain selain Qur’an. Lagi galau bukannya tilawah, malah play lagu melankolis, lagi galau bukannya kaji Al-Qur’an, malah duduk termenung ditengah malam bertabur bintang disudut sunyi gelap dalam kesendirian, lagi galau malah minum bayg*n… halaahh..

Berbicara soal petunjuk, jika kita buka Al-Qur’an rasanya semua petunjuk sudah ada disana, kurang apa lagi sih..?? makanya saat tilawah, saya sering kali menganjurkan baca juga terjemahannya, baca juga tafsirnya.. males..??? pantes galau..

Allah itu Maha Penyayang, ia menciptakan masalah pasti dengan solusi, tidak hanya satu, bahkan dengan banyak solusi. Lantas, orang yang galau itu sering mengaggap Allah itu apa..?? berdo’alah kepadaNya, bertawakalah, dan selesaikan masalahnya.. ingat.. selesaikan,,!!

Adalagi tips sederhana menghindari galau, tegas..!! katakan A untuk A.. B untuk B.. ambil setiap keputusan disetiap kesempatan dengan tegas, dan bertanggung jawablah. Contoh, kalau mau pacaran tegaslah, tegas pacaran, dan tanggung jawab entar masuk neraka, begitu juga sebaliknya, kalau mau masuk surga tegaslah untuk mengatakan putus pada pacar.

Ngomong-ngomong galau itu dari mana sih..??? syetan..!! nah, berarti orang yang sering galau itu..??? disekelilingnya banyak syetan… ayo segera hijrah..!!

Allahumma inni a’udzubika minal hammi wal hazn…

Wallahu a’lam

sumber gambar

Senin, 11 Maret 2013

Dilema Polisi

Dilema Polisi


Sempat ramai kasus TNI vs Polisi tempo hari, sampai berujung pembakaran kantor polres di sumut sana. Meski tidak ada korban jiwa, namun kerusakan bangunan, serta kendaraan operasional tidak terhindarkan, dan yang lebih parah tentu saja nilai integritas dari kedua institusi ini.

Merunut jauh kebelakang, kasus ini dimulai ketika ada seorang anggota TNI yang tewas tertembak oleh anggota kepolisian januari silam. Setelah 2 bulan lebih kasus tersebut berjalan, pihak TNI mendatangi polres guna mempertanyakan kelanjutan kasus penembakan tersebut. Namun, dikarenakan jawaban yang diberikan pihak kepolisian tidak cukup memuaskan, anggota TNI pun kalap dan merusak semua yang ada di polres tersebut.

Sebenarnya kasus serupa bukanlah hal yang aneh, gesekan antara TNI dan Polri sudah seringkali terjadi terutama di tempat-tempat tertentu. Ada dua alasan kenapa gesekan ini terjadi, pertama dualisme TNI dan Polri yang terjadi semenjak reformasi silam, yang memisahkan kedua institusi ini. Kedua saat terjadi gesekan kepentingan-kepentingan pihak yang tidak bertanggung jawab, perhatikan notabene kasus-kasus serupa terjadi didaerah-daerah yang dikuasai perusahaan-perusahaan yang menggunakan lahan-lahan besar, seperti perkebunan sawit. Untuk menjaga keamanan, bahkan memenangkan persaingan, maka digunakanlah dua institusi ini untuk melancarkan kepentingannya. Maka tidak jarang pula, jika gesekan-gesekan ini memang terjadi akibat ulah pihak ketiga.

Sebuah instrument hukum yang kelabu

Seharusnya dualisme itu tidak terjadi saat TNI maupun Polri professional dalam mengemban tugas-tugasnya. Dua institusi ini meskipun memiliki kesamaan fungsi, namun terdapat pula perbedaan karakteristik yang mestinya saling melengkapi. Entah ada atau tidak sebuah aturan yang menyebutkan, melindungi siapapun yang mampu membayar lebih mahal. Saya hanya orang awam, namun ini sudah bukan rahasia lagi saya kira, buktinya bagaimana dua institusi ini bisa dimanfaatkan sedemikian rupa sampai terjadi konfrontasi seperti ini.

Saya tidak ingin jauh menelisik kasus ini lebih dalam, namun pahamilah rakyat hampir sudah tidak percaya lagi dengan TNI apalagi polisi. Jika merunut kembali daftar dosa polisi, Jendral yang ditangkap KPK karena korupsi milyaran, polisi yang terus-menerus “bertengkar” dengan KPK, polisi yang seringkali menagih uang lebih untuk adminsitrasi hanya untuk BAP, dan tentu saja polisi yang melipat-lipat uang dijalanan dengan dalih “tilang”.

Wallahu a’lam

Kamis, 07 Maret 2013

RUU Ormas vs Minoritas..??

RUU Ormas vs Minoritas..??

Pagi ini sarapan dengan rangkaian dialog sebuah stasiun televisi swasta yang membicarakan tentang RUU ormas. Berbagai analisa disampaikan, dari berbagai sudut pandang, dan jika dilihat dari perspektif demokrasi, RUU ini adalah bukti kemunduran. Kenapa..?? karena, RUU ini sama saja seperti orde baru, memberikan kuasa penuh kepada pemerintah untuk mengendalikan ormas-ormas yang ada.

Saya tidak ingin terjebak dalam perdebatan ini, ada beberapa hal yang menjadi poin khusus dalam isu ini. Tentu saja perseteruan antara mayoritas dan minoritas. Bagi saya, Indonesia ini bisa dikatakan sebagai satu-satunya Negara yang menganut “demokrasi total” atau demokrasi kebablasan, bagaimana tidak, didalam pemilihan saja, satu orang memiliki satu suara, bayangkan jika ribuan orang berbondong-bondong memilih dan mendukung kemunkaran..?? jika dihalang-halangi, dituduhlah anti-demokrasi. Tapi, uniknya dalam isu kali ini, justru minoritas lah yang berkuasa.

Bagaimana ini bisa terjadi..?? ada hal unik lain di Indonesia, dimana minoritas disini bisa bersuara lantang, bahkan bisa menggulingkan mayoritas jika mereka mau. Aneh memang, karena ini justru berbanding terbalik dengan fakta “suara terbanyak” di ilustrasi diatas. Biasanya HAM adalah kekuatan dibalik pergerakan minoritas ini, faktanya di Negara-negara yang berpredikat maju pun, tidak ada yang menyamai system di Indonesia.

Sebuah contoh kasus, di Negara-negara Eropa dan Amerika, yang notabene Kristen, mungkin sangat tidak asing jika melihat gereja, tapi untuk mencari masjid..?? sulitnya minta ampun.. beberapa kesaksian perantau mengatakan di Italia hanya ada ruangan musholla sebesar 4x4 m sejauh 20 km dari rumah, di Jerman para Mahasiswa terpaksa shalat di ruang ganti baju jarena ketidak tersediaannya ruang sholat, dan bahkan di Jakarta sendiri, beberapa gedung pencakar langit bahkan tidak menyediakan ruang sholat. Berbeda dengan di Indonesia, GKI Yasmin misalnya, penduduk sudah menolak, MA sudah melarang, Mayoritas sudah mengambil keputusan, tetapi apa yang terjadi..?? minoritas tetap memaksa, sampai di trotoar-trotoar, dan sampai menuntut “keadilan”, di sebuah Negara “yang katanya” demokrasi, kenapa suara mayoritas justru dibungkam dan pemerintah justru impoten..??

Maka sebenarnya, isu RUU ormas ini pun efek dari perseteruan minoritas vs mayoritas. Ada beberapa kelompok ormas yang berusaha mengakomodir kepentingan mayoritas, meluruskan, dan menegakkan keadilan yang tepat, tapi bagi pemerintah (yang disetir minoritas) justru ini sebuah tindak kekerasan, bahkan dianggap separatis, lantas pemerintah mengeluarkan RUU Ormas, sebagai bentuk pengebirian atas kepentingan suara mayoritas. Padahal, separatis yang nyata justru berasal dari minoritas, OPM, RMS, bahkan kisah tempo dulu Timor Timur, bukankah mereka semua minoritas..??

Ah artikel ini mengingatkan artikel dulu yang pernah dibuat, apakah ini sebuah konspirasi penghancuran Islam di Indonesia..??
Wallahu a’lam

Jumat, 01 Maret 2013

KulTwit #Sikap

KulTwit #Sikap



kita lanjut bahas #Sikap nya ya.. jangan bilang kultwit lah.. gak enak.. just sharing,, hehe

mungkin masih segar diingatan kita soal "Konspirasi" yg diangkat ke publik baru2 ini #Sikap 

kata konspirasi seakan2 menjadi kambing hitam akan segala hal masalah yg terjadi #Sikap

tapi, mesti ada yg diluruskan #Sikap

sebelum lebih jauh, kenal gak dengan teori konspirasi..?? #Sikap

teori yg kaitannya erat dengan illuminati, freemansory, Zionis mungkin, atau teori Novus Ordo Seclorum #Sikap

nah, saya sendiri sebenarnya percaya dengan teori ini.. mengingat indikasi ke arah sana memang jelas #Sikap

TAPI, jika gara2 konspirasi mengakibatkan paranoid..?? jelas TIDAK..!! #Sikap

mohon dikoreksi, konspirasi itu padanan katanya makar ya..??#Sikap

jika berkaitan dengan makar, cek ayat yang satu ini.. Ali-Imran : 54#Sikap

Mereka (orang-orang kafir itu) membuat makar, dan Allah membalas makar mereka. Dan Allah sebaik-baik pembuat makar." [Ali Imran : 54] #Sikap

nah, sehebat2nya konspirasi kafir.. kita itu pasti menang.. sebab ada Allah #Sikap

bahkan, dajjal pun turun dengan konspirasi kan..?? lantas apakah takut..??? tidak.. #Sikap

Rasulullah menganjurkan untuk menjauhi dajjal.. bukan takut... karena pada akhirnya toh dajjal juga kalah #Sikap

maaf, bukan tetapi meremehkan.. tapi sekali lagi, ini masalah #Sikap

berikutnya, kita bahas fenomena ciyus #Sikap

sempat ramai, kalau ciyus itu berarti cinta yesus.. emang bener ya..?? #Sikap

jika bener, mohon saya minta bukti, data konkritnya seperti apa..#Sikap

okeh.. saya bukan anak alay.. dan gak bermaksud membela.. jika itu bermaksud agar anak muda menjauhi kata "ciyus" saya setuju #Sikap

tetapi jika caranya dengan menyebar fitnah.. saya sangat tidak setuju.. #Sikap

ada beberapa hal yg akan saya bahas terkait hal ini.. #Sikap

1.    mestinya kata "ciyus" gak usah dipake pemuda muslim, selain ada efek buruk, juga emang tidak bermanfaat #Sikap

kalau pemuda muslim gak pake kata "Ciyus" ya gak usah ribet kalau ada isu pemurtadan kan..?? #Sikap

2.    Ciyus = Cinta Yesus.. sebagai muslim kita memang mencintai nabi Isa, sebagaimana nabi2 lain.. #Sikap

3.    jika ini benar pemurtadan.. kita waspada.. jika bukan..??? hati2.. jatuh fitnah..!! #Sikap

4. sudah jauhi kata "Ciyus"..!! gak pake embel2.. cinta apa lah.. pemurtadan lah.. emang gak bermanfaat saja #Sikap

demikian.. sharing soal #Sikap ini.. intinya jangan terlalu paranoid lah..


Selasa, 26 Februari 2013

Apalah Arti Sebuah Nama ?

Apalah Arti Sebuah Nama ?



What’s in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet.
(Apalah arti sebuah nama? Meskipun kita menyebut mawar dengan nama lain, wanginya akan tetap harum.) Shakespeare

Kurang lebih seperti itu lah dialog yang ada dalam cerita Romeo dan Juliet, karya Shakespeare. Bukan berarti nama itu tidak penting, akan tetapi, apa pedulinya sebuah nama jika merugikan atau tidak memberi manfaat. Apa yang orang lain ketahui tentang dirimu adalah berasal dari dirimu, bukan dari namamu, begitu mungkin kira-kira.

Pernahkah berfikir, tentang nama kita..?? kenapa kita harus memakai “nama itu” ?? jika, selain dari pemberian orang tua, jawaban apa lagi yang akan kita katakan..?? ternyata, nama memiliki arti lebih dari yang kita fahami. Itulah mengapa, bahkan Rasulullah sendiri mengjurkan untuk menggunakan nama yang baik-baik
Semula nama Zainab adalah Barrah. Orang mengatakan, ia membersihkan dirinya. Lalu Rasulullah saw. memberinya nama Zainab. (Shahih Muslim)

Nama adalah salah satu ketentuan dari Allah. Kenyataannya, nama kita sudah diatur jauh-jauh hari sebelum kita dilahirkan, ia terletak di Lauh Mahfuz, bersamanya mengiringi rizki, jodoh, dan maut.
Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia (Q.S Maryam : 7)

Apalah kuasa orang tua memberi nama bagi anak-anaknya, ia hanya perantara atas khabar yang telah ditetapkan Allah. Maka disinilah mestinya kita sudah memahami arti tawakal, meski itu hanya sekedar dengan nama. Allah-lah yang menetapkan nama kita, Allah pula yang memeliharanya, dan bukankah di hari akhir juga Allah pun akan memanggil dengan nama kita. Apakah ini sebuah kebetulan..??

Seorang datang kepada Nabi Saw dan bertanya, " Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?" Nabi Saw menjawab, "Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatirnu)." (HR. Aththusi).

Sebuah nama, adalah identitas yang mesti di syukuri. Dalam sebuah teori, nama memiliki kekuatan tersendiri untuk mengukur kesuksesan, atau dalam bisnis lebih dikenal dengan “Brand”. Dengan nama atau brand inilah, kita memiliki kesempatan yang cukup besar untuk “memperkenalkan” kepada dunia siapa diri kita. Semakin baik nama kita, maka orang-orang pun akan mengenali dan menghormati layaknya orang baik. Kenal dengan nama baik..?

Adalah sunnah, jika ditanya “siapa ini..??” dijawab dengan jelas nama kita,
Dari Anas r.a. dalam hadisnya yang masyhur mengenai cerita isra', katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Kemudian Jibril naik dengan saya ke langit dunia, lalu ia meminta supaya dibukakan pintu. Ia lalu ditanya: "Siapakah ini?" Ia menjawab: "'Jibril." Ditanya: "Siapakah yang beserta Anda?" Ia menjawab: "Muhammad." Selanjutnya ia naik lagi ke langit yang kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Ia ditanya pada tiap-tiap pintu langit: "Siapakah ini?" Ia menjawab: "Jibril." (Muttafaq 'alaih)

Sederhananya, hidup ini adalah sebuah usaha sampai sejauh mana orang-orang mengenal nama kita..?? sejauh mana orang-orang mengenang nama kita..?? apa reaksi mereka saat disebut nama kita dihari kematian kita kelak..?? dan yang lebih penting, bagaimana penilaian Allah, jika nama kita disebut dihadapanNya..??

Wallahu a’lam

Sabtu, 23 Februari 2013

sebuah opini : pilgub jabar


Inilah pesta demokrasi terbesar di jawa barat, pemilihan gubernur langsung oleh rakyat. Ada 5 calon yang akan memperebutkan posisi sebagai gubernur dan wakil gubernur, tentunya setelah kurang lebih 5 bulan proses sosialisasi nampaknya besok rakyat sudah mengenal sosok-sosok yang akan mereka pilih. Janji, visi, dan tentu saja catatan record dari ke 5 kandidat, semoga besok bisa memilih dengan tepat.

Sebelum lebih jauh, disini saya akan membahas pentingnya pemilihan dalam sebuah system bernama demokrasi. Akan tetapi apakah saya menyetujui demokrasi..?? saya nyatakan TIDAK.. demokrasi setidaknya bagi bangsa ini telah gagal, begitu pun dengan bangsa-bangsa lain (lebih jauh tentang pandangan saya tentang system politik silahkan di baca di menu khilafah). Akan tetapi sebuah system bernama demokrasi ini menawarkan kesempatan yang besar kepada rakyatnya untuk melakukan pemilihan sebagai hak politiknya.

Kembali ke pembahasan, maka apa pentingnya seorang pemilih dalam pemilu..?? didalam pemilihan kita  mengenal istilah satu orang satu suara, dalam memenangkan satu kepentingan politiknya, maka para kandidat-kandidat berlomba-lomba untuk mendapatkan suara tersebut. Para kandidat “menjual” dirinya dengan berbagai janji, visi, idealism, dan program-program, tentunya dalam tahapan kampanye, hal itu hanya wacana, hanya sebuah tawaran, maka terjadilah sebuah negosiasi politik antara kandidat dan pemilih. Dan jika “negosiasi” itu selesai, dan mencapai kata sepakat, maka suara rakyat akan secara langsung mendukung semua janji, program, dan visi, kandidat yang ia pilih. Namun, semakin lama mestinya system ini berkembang kea rah yang lebih baik, mestinya rakyat sebagai pemilih sudah bisa mengenal, dan memilih dengan cara yang tepat, tidak lagi dengan membeli kucing dalam karung. Rakyat harus semakin pintar membaca hal-hal “yang dibelakang” para kandidat.

Sebuah motif lah sebenarnya yang akan membedakan antara wacana, dan visi, sebuah janji omong kosong dengan program nyata. Motif ini bisa dikenali dengan track record, atau nampaknya istilah “dari mana dan siapa temannya pun” bisa digunakan untuk mengenali the real of candidate yang sebenarnya. Kenapa ini penting..?? karena lagi-lagi suara yang kita pertaruhkan juga senilai pentingnya, bayangkan jika ternyata kandidat yang kita pilih justru malah mencari keuntungan pribadi dengan jabatannya itu, siapa yang bersalah..?? apakah kita sebagai pemilihnya juga ikut bersalah..?? nampaknya sih iya.

Makanya, pemberian suara di sebuah forum bernama pemilihan ini bisa jadi bernilai ibadah, disaat, kita benar-benar secara sungguh-sungguh mengenali, dan memahami sosok dari setiap kandidat, yang pada akhirnya, setiap suara yang kita berikan nanti akan menjadi setidaknya satu solusi untuk berubah menjadi lebih baik. Ada pun, jika sebaliknya, jika forum pemilihan ini belum apa-apa saja sudah ada money politik, black campaign (fitnah), korupsi, ini adalah ajang maksiat legal terbesar di negeri ini.

Terakhir, saya akan menggambarkan bagaimana situasi rakyat sebagai pihak pemilih. Nampaknya ilustrasi buah simalakama ada di tubuh rakyat, jika kita menilai semua kandidat adalah buruk, maka memilih dan memenangkannya pun adalah sebuah usaha yang buruk juga, begitupun dengan golput, itu sama saja dengan membiarkan yang buruk yang menang.. hmmm.. bagaimana pun sulitnya itu, besok bagusnya tetap ke pemilihan saja, dan pilih lah yang terbaik, meski diantara yang terburuk.