Nafs berarti jiwa, diri, nafsu berarti hasrat diri, dan hawa
nafsu..?? hasrat yg menggebu-gebu.. haha.. jangan ikuti terminology yang sesat
ini yah.. hehe. Tapi begini, yang ingin saya sampaikan adalah ada kaitan antara
hawa nafsu dan nafs.. artinya antara keinginan sebagai fitrah diri sebagai
manusia. Lalu jika hawa nafsu ini fitrah, kenapa sering dikambing hitamkan..???
Dalam ihya ulumiddin sendiri ada dua pengertian, 1) nafsu
yang pertama digambarkan sebagai wadah sifat-sifat tercela, biasanya pemahaman
ini digunakan dikalangan tashawuf sebagai bentuk penekanan atas harusnya
melawan keinginan hawa nafsu yang notabene tercela. 2) Pengertian kedua, lebih
ringan lagi menyatakan kalau hawa nafsu itu ya diri manusia dan dzatnya, dan
disifati berdasarkan keadaan yang menyertainya.
Dilihat dari dua pengertian diatas, bisa dipahami kalau hawa
nafsu sebenarnya adalah bagian dari diri yang tidak bisa dipisahkan. Maka Allah
mengajarkan kita untuk memenej hawa nafsu agar terkendali. Maka fitrah ini
menjadi bagian penyempurna dalam bentuk diri manusia, tentu jika dapat
dikendalikan, Allah sendiri menyiapkan Syurga untuk manusia (Al-Fajr :27-30)
Jika Nafsu itu adalah fitrah, maka disetiap diri manusia
yang sempurna mestinya punya nafsu. Kita dalami di pengertian no.2, maka setiap
manusia memiliki hawa nafsu. Hawa nafsu tidak bisa dijadikan tolak ukur tentang
derajat seseorang, yang menjadi nilai adalah bagaimana cara dia memperlakukan
dan menyikapi hawa nafsu yang ada didalam dirinya. Kita tidak bisa menyalahkan orang
yang ingin seks misalkan, karena itu fitrah, maka pilihannya, jika menikah akan
melahirkan kebaikan, jika Zina akan melahirkan keburukan.
Lapar, Seks, kekayaan, bentuk fisik, dan yang lain
sebagainya, belum bisa dikatakan sebagai hawa nafsu yang menyimpang, jika belum
ada sikap yang menyertainya.
Hawa Nafsu
|
Sikap
|
|
Tercela
|
Terpuji
|
|
Seks
|
Zina
|
Nikah
|
Lapar
|
Makan berlebih
|
Makan sekadarnya
|
Kekayaan
|
Tamak
|
Dermawan
|
Bentuk Fisik
|
Takabur
|
Qona’ah
|
…
|
…
|
…
|
Nah, karena itu pula manajemen hawa nafsu pun termaktub
dalam syariah, pengekangan sekaligus pemeliharaan atas hawa nafsu ini sendiri
pun menjadi bagian dalam upaya syiar dakwah. Kenapa..?? Islam hadir sebagai
solusi, jika manusia terlahir dengan fitrah nafsu yang bersifat “hewani”, maka
Islam mengatur sedemikian rupa dengan syariahnya, agar manusia terjaga dalam
kemuliaannya.
Wallahu a’lam
Hawa Nafsu
4/
5
Oleh
hadad