apa yang kamu rasakan saat mendengar kata "tugas.."..?? mungkin ada yang bete, kesel, sebal, tapi mestinya kita harus bahagia dan bersyukur. iya.. iya... idealis..
saya pernah menjadi mahasiswa, dan jangan dikira mahasiswa itu kayak di sinetron yah.. yang tiap adegan cuma datang ke kampus, gaya-gayaan, makan-makan, pacaran, pulang, atau kayak di pemberitaan televisi, mahasiswa itu demooo terus, debaaatt terus, padahal aslinya mahasiswa itu sodaraan erat sama yang namanya tugas. Nah, selama itu pula ada sebagian orang yang ikhlas dengan tugasnya (mengerjakan, laporin ke dosen, dan dapat nilai A), dan ada juga yang gak ikhlas (nggak dikerjakan, diumpetin, bohong, dapat nilai E- dari dosen), pilihannya antara dua ikhlas dan nggak ikhlas, pertanyaannya kalo nggak ikhlas, ngapain kuliah mahal-mahal cuma buat numpukin tugas..???
atau, saya pun pernah menjadi karyawan, dan tepatnya lagi bagian marketing. Kamu pasti tahu kan, yang namanya marketing itu tugasnya bagaimana..?? udah makanan sehari-hari berantem dengan yang namanya target. keoptimalan kinerja kita dinilai dari sejauh mana kita memenuhi, atau setidaknya mendekati target, lagi-lagi kita ketemu hal ini, ada yang ikhlas (dikerjakan sungguh-sungguh, penuhi target, dapat promosi jabatan, plus bonus gaji) dan ada juga yang nggak ikhlas (malas, banyak alesan, gak sampai target, dimaki atasan, dipecat).
hari ini, saya memproklamirkan diri sebagai seorang entrepreneur (gayanya, padahal aslinya pedagang.. :P) dengan maksud meminimalisir tugas itu tadi, eeeehh ternyata di bidang ini pun tetap saja ada tugas. Tugas seorang entrepreneur itu memang nggak ada yang menilai langsung, tapi tetap saja pelanggan, konsumen, dan relasi menuntut keprofesionalan kita sebagai pengusaha, belum lagi strategi marketing, pembukuan, pengeluaran.
The Real of Task, name is Life.
Ya, ilustrasi diatas hanya terjadi dalam sebuah sistem yang sengaja didesain oleh manusia, dunia pendidikan, pekerjaan, dan perdagangan, memang memiliki karakteristik sistem yang menghadirkan serangkaian tugas demi tugas untuk diselesaikan, akhirnya ada punishment dan ada reward, ini hukum baku yang saya yakin disemua sistem ada, tak terkecuali dalam sistem kehidupan.
Semenjak kita terlahir kedunia, kita sudah disuguhi tugas-tugas yang tidak bisa dihindari, baru lahir kita diminta untuk membuka mata, di ajak ngobrol, berdiri, berjalan, berlari, memegang, dan sebagainya, hasilnya..?? ada yang jadi atlet, tentara, pemain bola, penari, dari modal hanya latihan berjalan saat bayi. Bayangkan jika ada orang tua yang bilang," Ya udah nak gak apa-apa, tidur saja gak usah jalan.. susah.." mungkin anak yang sedari bayinya seperti itu, ia akan cacat disaat dewasa kelak.
terus menerus terjadi perkembangan, seiring penambahan usia, pola fikir, dan ilmu, setiap tugas akan bergerak meningkat dinamis. Tugas SD tidak mungkin sama dengan tugas di SMA, tugas seorang guru tidak akan pernah sama dengan tugas tentara, tugas OB tidak akan sama dengan tugas direktur, semua ada porsinya, semua ada tingkatannya, begitu pun dengan "bonus" dan "hukuman" nya, ada bagian-bagiannya tersendiri.
maka bersyukur buat kamu yang hari ini sedang dihajar terus-menerus oleh berbagai tugas, dari mana pun itu, karena itu berarti kamu sedang diuji, di upayakan kebaikannya oleh Allah untuk bersegera menjadi pribadi yang baik hatinya.
Sahabat saya yang baik hatinya, izinkan saya untuk berkata dan mengajak mari kita bersyukur, mensyukuri segala tugas yang ada dihadapan, ikhlaskan diri, dan pantas diri atas reward yang telah disiapkan Tuhan.
Supeerr sekali.. :P
Wallahu A'lam
saya pernah menjadi mahasiswa, dan jangan dikira mahasiswa itu kayak di sinetron yah.. yang tiap adegan cuma datang ke kampus, gaya-gayaan, makan-makan, pacaran, pulang, atau kayak di pemberitaan televisi, mahasiswa itu demooo terus, debaaatt terus, padahal aslinya mahasiswa itu sodaraan erat sama yang namanya tugas. Nah, selama itu pula ada sebagian orang yang ikhlas dengan tugasnya (mengerjakan, laporin ke dosen, dan dapat nilai A), dan ada juga yang gak ikhlas (nggak dikerjakan, diumpetin, bohong, dapat nilai E- dari dosen), pilihannya antara dua ikhlas dan nggak ikhlas, pertanyaannya kalo nggak ikhlas, ngapain kuliah mahal-mahal cuma buat numpukin tugas..???
atau, saya pun pernah menjadi karyawan, dan tepatnya lagi bagian marketing. Kamu pasti tahu kan, yang namanya marketing itu tugasnya bagaimana..?? udah makanan sehari-hari berantem dengan yang namanya target. keoptimalan kinerja kita dinilai dari sejauh mana kita memenuhi, atau setidaknya mendekati target, lagi-lagi kita ketemu hal ini, ada yang ikhlas (dikerjakan sungguh-sungguh, penuhi target, dapat promosi jabatan, plus bonus gaji) dan ada juga yang nggak ikhlas (malas, banyak alesan, gak sampai target, dimaki atasan, dipecat).
hari ini, saya memproklamirkan diri sebagai seorang entrepreneur (gayanya, padahal aslinya pedagang.. :P) dengan maksud meminimalisir tugas itu tadi, eeeehh ternyata di bidang ini pun tetap saja ada tugas. Tugas seorang entrepreneur itu memang nggak ada yang menilai langsung, tapi tetap saja pelanggan, konsumen, dan relasi menuntut keprofesionalan kita sebagai pengusaha, belum lagi strategi marketing, pembukuan, pengeluaran.
The Real of Task, name is Life.
Ya, ilustrasi diatas hanya terjadi dalam sebuah sistem yang sengaja didesain oleh manusia, dunia pendidikan, pekerjaan, dan perdagangan, memang memiliki karakteristik sistem yang menghadirkan serangkaian tugas demi tugas untuk diselesaikan, akhirnya ada punishment dan ada reward, ini hukum baku yang saya yakin disemua sistem ada, tak terkecuali dalam sistem kehidupan.
Semenjak kita terlahir kedunia, kita sudah disuguhi tugas-tugas yang tidak bisa dihindari, baru lahir kita diminta untuk membuka mata, di ajak ngobrol, berdiri, berjalan, berlari, memegang, dan sebagainya, hasilnya..?? ada yang jadi atlet, tentara, pemain bola, penari, dari modal hanya latihan berjalan saat bayi. Bayangkan jika ada orang tua yang bilang," Ya udah nak gak apa-apa, tidur saja gak usah jalan.. susah.." mungkin anak yang sedari bayinya seperti itu, ia akan cacat disaat dewasa kelak.
terus menerus terjadi perkembangan, seiring penambahan usia, pola fikir, dan ilmu, setiap tugas akan bergerak meningkat dinamis. Tugas SD tidak mungkin sama dengan tugas di SMA, tugas seorang guru tidak akan pernah sama dengan tugas tentara, tugas OB tidak akan sama dengan tugas direktur, semua ada porsinya, semua ada tingkatannya, begitu pun dengan "bonus" dan "hukuman" nya, ada bagian-bagiannya tersendiri.
maka bersyukur buat kamu yang hari ini sedang dihajar terus-menerus oleh berbagai tugas, dari mana pun itu, karena itu berarti kamu sedang diuji, di upayakan kebaikannya oleh Allah untuk bersegera menjadi pribadi yang baik hatinya.
Sahabat saya yang baik hatinya, izinkan saya untuk berkata dan mengajak mari kita bersyukur, mensyukuri segala tugas yang ada dihadapan, ikhlaskan diri, dan pantas diri atas reward yang telah disiapkan Tuhan.
Supeerr sekali.. :P
Wallahu A'lam
Tuuuu Gaasss
4/
5
Oleh
hadad