Eits, lagi-lagi ini artikel jebakan.. hehe.. ini bukan
membahas soal hantu ya.. apa lagi penampakan.. bukan.. bukan.. ini hanya soal
sebuah quotes atau pesan mutiara yang saya dapat dari kedua orang tua saya.
Kenapa pakai kata ghaib..?? karena sebenarnya pesan ini tidak pernah ada, tidak
pernah mereka katakana, tidak berwujud dan hanya terngiang-ngiang di kepala,
yaaa ini hanya sebagai bentuk husnuzhon kepada mereka, semoga menjadi nilai
ibadah di sisi mereka.
Mungkin ini sebenarnya artikel lanjutan dari cerita saya
sebelumnya yang berjudul Pendidikan nah disini saya hanya berimajinasi saja tentang
“pesan ghaib” mereka itu.
Dulu, orang tua sangat permisif, atau bahkan terkesan
membiarkan saya terserah mau jadi apa, terserah mau bagaimana. Tepatnya saatnya
menginjak MTS-MA, saya dibiarkan begitu saja, tapi jauh sebelum itu, secara
tidak sadar, saya dibekali banyak ilmu dasar (bukan ilmu yang dibangku kuliah
yah, ini semacam ilmu buat imunisasi :P ), yang pada akhirnya justru melindungi
saya di masa depan yaitu hari ini.
Inilah ilmu itu..
Saya sering bertanya-tanya kenapa ibu saya sangat galak
kalau soal ngaji, belajar, akhlak, berkali-kali saya menangis akibat galaknya
beliau (atau sayanya yang cengeng, entahlah..), saya sering membantah dengan
berkata,”saya kan masih anak-anak..” kadang ibu melunak, tapi setengah jam
kemudian.. “ngajiiiii….” *Yaaahhh…
berbeda lagi dengan ayah saya, beliau orangnya pendiam,
kadang jadi pahlawan kalau ibu kelewat galak (sebenernya bukan galak sih, tapi
agak keras gitu.. sayanya saja yang agak cengeng.. hehe..), tapi beliau sama
tegasnya soal sikap, kedewasaan, sepertinya beliau bertanggung jawab soal
kepribadian saya sebagai laki-laki, sudah kebiasaan kalau dulu jalan sama
bapak, saya selalu terengah-engah, bapak saya kalau jalan cepat banget. Pernah
suatu malam saya dimarahi oleh bapak, itu karena saya dijaili oleh teman sampai
nangis, saat itu bapak cuma bilang dengan nada keras,”laki-laki gak boleh
nangis..!!” disaat teman-teman sebaya saya di belain bapaknya, kalau nangis,
saya malah dibentak.. *yaaahhh lagi
hari ini umur saya 22 tahun, banyak prestasi yang berhasil
saya raih. Dengan segala kerendahan saya katakan, “ini adalah prestasi kedua
orang tua saya..”.
Kini tinggal hanya bapak saya yang ada, dan beliau masih
mendidik saya seperti itu, membiarkan saya tumbuh menjadi pria dewasa sesuai
dengan jalan yang saya pilih. Ingat obrolan saat saya memilih untuk berhenti
kuliah, beliau hanya bertanya, “kenapa berhenti..??” dan tidak mempermasalahkan
itu.
sejenak saya merenungi kembali catatan perjalanan saya.
Kalau flashback ke usia 13 tahun, Seperti menemukan sebuah pesan tersembunyi
yang isinya, mungkin begini..
“nak, menginjak usia remaja ini, kami sudah tak kuasa lagi
untuk mendidikmu, mengajarimu membaca, menulis, berhitung seperti dulu. Kamu
akan tumbuh menjadi pria dewasa, tentu kamu tak ingin dilihat sebagai anak mama
atau anak papa, kamu tidak ingin terlihat seperti anak cengeng dan manja lagi,
maka izinkan kami untuk mendidikmu satu hal lagi, mandiri.
Mulai detik ini kami akan melepasmu, kamu tidak dilarang kok
untuk pacaran, untuk pulang jam berapa, bahkan tengah malam sekalipun, untuk
berteman dengan siapa, tapi satu hal saja, kamu mesti bertanggung jawab
dihadapan Allah.
Siapalah kami, tak berhak kami melarang-larangmu,
memerintahmu, sementara kami pun masih banyak dosa, kami manusia yang serba
kekurangan, karena itu, biarlah kami menyerahkanmu kembali kepada Allah, Dia
yang menciptakanmu, Dia yang memberimu rizki, biarlah selanjutnya Dia yang akan
mendidikmu, melindungimu, dan mengarahkanmu kejalan yang terbaik.
Nak selanjutnya kami hanya mampu berdo’a semoga kamu menjadi
muslim yang sholeh..”
Ya, sampai detik ini pun saya
masih berharap atas do’a yang sama.
Saat kecil, setiap kali kedua orang tua saya habis Shalat,
lirih namun selalu dikeraskan sebuah do’a khusus, “Robbi habli minasholihiin..”
Quotes ghaib dari orang tuaku..
4/
5
Oleh
hadad