Minggu, 16 Desember 2012

menolak lupa : #1 pendidikan

aku terlahir di sebuah keluarga yang tidak biasa, dan terkesan luar biasa. hehe.. ibuku adalah seorang aktivis dakwah, bapakku seorang PNS biasa. yang membedakan keluargaku dengan yang lainnya adalah pendidikan.

semenjak kecil, atau tepatnya sebelum menginjak SD, proses belajar yang "di luar kebiasaan" itu sudah di mulai. saat itu, program sudah di mulai, keluargaku sudah memberikan target, harus sudah bisa baca Al-Qur'an, harus bisa menamatkan kitab (meski sekedar membaca), harus sudah bisa shalat, wudhu, dan yang terakhir, harus sudah bisa baca dan menulis. hal ini aku katakan "di luar kebiasaan" karena saat itu belum wajib masuk TK, dan anak-anak lain pun nggak begitu-begitu amat.

alhasil, sebelum masuk SD, aku sudah bisa baca dan menulis, meski yang lainnya, (tilawah, shalat, dan ngaji kitabnya masih acak-acakan..hehe..). almarhum om saya pernah bilang sama ibu," bu, kalau bisa anaknya jangan disekolahin di kelas 1, langsung saja ke kelas 2.. kasihan dia udah pinter.." tapi, saran itu tidak di gubris, aku tetep di masukin ke kelas 1, meskipun akhirnya nilaiku pada jeblok.. heuheu.

awal-awal masuk SD, aku sempat di juluki si bodoh ( meski cuma ejekan sih.. hehe..) karena nilai-nilaiku tidak pernah beranjak dari angka 6 dan 7, (gak tahu kenapa juga sih..hehe). kelas 3 SD mulai ada peningkatan, aku baru masuk peringkat ke 4 di kelas, senengnya bukan main..

memasuki catur wulan ke 2 di kelas 3, nilai sempat anjlok lagi.. terjun bebas ke peringkat 10. sempat shock lagi,... pada saat itu, memang lagi booming rental PS 1, akhirnya setiap sore parkir di rental PS, lupa belajar, lupa ngaji, lupa PR, cuma nggak sampai lupa makan.. hehe.. akhirnya, setelah di marahi abis-abisan, aku pun "bertaubat" dan kembali menargetkan prestasi.. alhamdulillah catur wulan ke 3 berhasil kembali, meski ada di peringkat 5... alhamdulillah, peringkat 10 adalah peringkat terendah selama aku sekolah, dan belum pernah merasakannya lagi.. (paling rendah adalah peringkat 9 di MAN.. heee)

kebiasaan di "luar kebiasaan" ini berlanjut, setelah menjalani hari-hari ketat selama di SD, setelah memasuki dunia MTs, keadaan berubah drastis. aku di izinkan untuk meninggalkan pengajian, bebas pulang jam berapa, bebas ngapain aja, pokoknya benar-benar bebas. ya, akhirnya ini menjadi kebiasaan untukku, untuk mulai bertanggung jawab dan menghadapi resiko sendiri.

kepercayaan itu aku jawab, dengan menjadi juara ke 2 di MTs dan juara umum di MAN. alhamdulillah..

salam hormat untuk almarhum ibu ku..

Artikel Terkait

menolak lupa : #1 pendidikan
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email