Senin, 02 Januari 2012

perjalanan itu


“akhir november sempat "mimpi" mau liburan backpacker ke jogja dan mulai lah perencanaannya, awal pertengahan desember keuangan saya sangat mengkhawatirkan sampai membatalkan liburan itu, besok..?? saya akan berangkat ke Jawa Timur-Jogjakarta, dan malam tahun baru disana..

teruslah bermimpi teman.. ^_^”

(status fb tanggal, 27 desember 2011)
Aku di ajak oleh kakak, untuk ikut berliburan selama 5 hari di jawa timur dan Jogjakarta. Aku ikut bersama rombongan sekolah tempatnya mengajar. Meski dompetku isinya sangat pas-pasan, tapi itu tidak menghalangi niatku untuk ikut dengan segala resiko yang ada.. hehe..
Tanggal 28 desember aku dan rombongan pun berangkat, mengambil arah ke ciputat-bekasi-cikampek-dan pantura. Oh iya, bus yang kami tumpangi adalah bus limas eksekutif, jadi lumayan nyamanlah. Berangkat jam 7 pagi, dan berhenti di jam 10 pagi, kalo gak salah di sekitaran tol Bekasi. Maklum, di bus banyak orang tua dan anak-anak, akhirnya kami pun rajin bersilaturahmi ke toilet terdekat.
Kebiasaan perjalanan jauh, dan memakai bus ber-ac adalah tidur. Ya, dan aku pun tidur, sampai pemberhentian kedua, indramayu. Sebenarnya sih aku sempet melek juga, saat di cikampek, dan subang, dan (maklum anak rumahan) di subang saya sangat takjub dengan pemandangan khasnya, yaitu sawah yang membentang luas, dan burung-burungnya yang begitu unik, yang kalo gak salah namanya burung kuntul. Di indramayu, kami beristirahat makan dan shalat, perjalanan pun dilanjutkan setelah beristirahat selama kurang lebih 1 jam.
Perjalanan di lanjutkan, sampai menembus perbatasan jawa tengah kami berhenti kembali di sebuah toko khas oleh-oleh Brebes, ada yang tahu..?? belut..?? salah.. kerupuk..?? salah.. tapi yang bener adalah.. telor asin. Jadilah rombongan kami pada bertelor, eh maksudnya membeli telor asin.
Pemberhentian selanjutnya adalah Kendal, disini aku mulai menemukan fenomena aneh, kakiku sakit. Ah aku biarkan, seperti biasa shalat dan makan, disini kami (aku dan kakakku, khususnya) mulai merasa agak aneh dengan dengan rasa makanan khas jawa timur, hmmm apa ya,,?? Tapi emang beda dengan makanan khas kami yaitu, sunda dan padang, ( haha.. maksudnya keseringan makan di warung padang ).
Shubuh, kami berhenti di sebuah mesjid di.. di mana ya..?? aku lupa.. tapi yang jelas disini aku mulai merasakan kaki yang amat sakit, dan ternyata bengkak. Huhhh, saya mulai bingung harus bagaimana masa baru hari pertama sudah tidak bisa jalan lagi, ah gak seru. Aku pun memaksakan turun untuk shalat shubun berjamaah dan mandi seala kadarnya. Oh iya sepanjang malam tadi, kami berjalan di sepanjang pantai, baru tahu kalo ternyata jalanan raya ini, seperti sangat dekat sekali dengan pantai, cukup membuat mata segar.
Sekitar jam 6 pagi,tanggal 29 desember, kami tiba di lamongan, masih dengan pemandangan pantainya yang khas.
Dan jam 7 lebih kami tiba di tempat tujuan pertama, jembatan Suramadu. Laut selat Madura, khas banget, indah dari persepsi yang berbeda (hihi, apa maksudnya ini teh..). kemudian, memasuki wilayah Madura, dengan pemandangan yang hampir sama dengan subang, tapi dengan burung kuntul yang lebih banyak, kereeeennn. Tapi, bus tidak berhenti, oke, ada apa ini..?? dari yang aku ketahui tujuan pertama Suramadu, tapi kami tidak berhenti sampai di bangkalan, baru berhenti, sampai tiba di sebuah mesjid di sekitaran bangkalan. Baru aku tahu, kalo itu adalah, makam KH Muhammad Khalil Bangkalan.
Turun dari bus dengan jalan terpincang aku berusaha meraih toilet, ciee dramatis. Setelah itu, baru sarapan dengan makanan khas Madura, ya parang..!! bukan, maksud aku sate. Enak, dan murah cukup dengan 5 ribu, 10 tusuk sate dan lontong berhasil mengenyangkan perut yang keroncongan ini. Untuk oleh-oleh, 2 lembar kain batik telah di tangan.
Perjalanan di lanjutkan, setelah berkeliling di sekitaran bangkalan dan disuguhi pemndangan tambak yang luas, dan indah, kami tiba di pelabuhan kamal, sekali lagi, aku tidak tahu kalau ini dalam rute perjalanan, maklum ini pelayaran pertamaku menggunakan kapal feri. Setelah menunggu sekitar 1 jam, bus perlahan masuk ke dek kendaraan kapal feri, angin lautnya, sempet takut masuk angin juga, hehe. Tapi semua ketegangan, terbayar dengan pemandangan yang luar biasa, dari selat Madura,pokoknya Subhanallah deh.
Memasuki Surabaya, dan Sidoarjo, sekitar pukul 4, dan rombongan berkesempatan melihat lumpur panas semburan lapindo. Sayang, kakiku sudah tidak bisa di ajak berkompromi, akhirnya aku dan kakak memutuskan untuk tidak ikut melihat semburan lumpur panas lapindo.
Di pemberhentian shalat ‘Asar, kakakku menemukan sebuah RSUD di sana, kalo gak salah RS Mitra Sehat Medika, pandaan, pasuruan. Akhirnya, aku di bawa ke UGD untuk memeriksakan kakiku yang bengkak, alhasil sebuah suntikan mendarat di pantatku, dan sebuah kartu berobat menjadi oleh-oleh dari Pasuruan, haha tragis.
Malam hari, kami tiba di batu, malang. Setelah menyantap baso malang, mata pun tak kuasa menahan lelah, dan terlelap.
Jum’at, pukul 9, aku masih males bangun, padahal orang-orang sudah pada maen kemana, ya hotel tempat kami menginap, berada di pusat pariwisata batu, jadi di sana ada pasar wisata, kolam pemndian air hangat, dan dilengkapi dengan pemandangan perbukitan yang indah.
 
Sarapan dengan semangkuk nasi dan rawon yang mantap, aku memutuskan untuk menghirup udara segar, ya minimal jalan ke pasar wisata, ku ajak kakak. Sepulangnya, sekantong besar keripik buah sudah ada di tangan, hehe.
Sehabis, shalat jum’at kami berangkat lagi, kali ini tujuannya kebun apel. Dengan niat makan apel sepuasnya, eehh tiba di tempat, aku malah bingung gimana cara ngebedain apel matang sama apel mentah, wah alhasil aku hanya menyantap 2 buah apel, yang kayaknya sih masih mentah, haha nasib.
Pemberhentian selanjutnya adalah BNS atau Batu Night Spectaculer, sekali lagi, ini tidak ada dalam rencana..!! akhirnya, aku hanya menyantap soto lamongan yang berada di jalan protokolnya.
Mendarat lagi di hotel, aku jalan sejenak, dan pulang setelah semangkuk rawon dan sebuah kaos ada di tangan, oh iya hampir lupa nama daerahnya adalah sanggoriti.
Tanggal 31, desember, pukul 8 kami tiba di coban rondo, sebuah air terjun yang luar biasa, indah, dingin, dan tentunya berair, boro-boro mau dekat ke air terjun, baru berjarak 15 meter saja baju sudah basah kuyup.
Setelah puas berdingin-dinginan ria, kami melanjutkan perjalanan dengan arah blitar. Tempat Bung Karno  di makamkan, rasanya ini pertama kali aku naek becak, kami diantar menuju makam Bung Karno, dan luar biasa megah, di sampingnya terdapat suatu gedung yang banyak sekali buku, entah itu perpustakaan atau took, hehe gak sempat masuk. Sayang, di pintu keluar aku dihadapkan pada sebuah jalan memasuki pasar yang pengap, haduh gak enak deh.
Menjelang sore, Bus sudah di arahkan ke Jogjakarta, aku pun memutuskan untuk tidur di sepanjang perjalanan, niatnya mau lihat tahun baruan.
Akhirnya momen tahun baru itu tiba, sayang bukan tepat di Jogjakarta, tapi di perjalanan tepat di Surakarta. Tapi tidak apa-apa, momen meriah tetap terasa, kembang api melesat di berbagai arah, dan adalam kesempatan itu pun aku sempat mengirim pesan singkat ke semua teman-temanku yang isinya kurang lebih.. from jogja, for all my brother and my sister, may Allah help for to be come true our resolution, and may Allah bless us in new year, specially for Gaza and Indonesia, please pray for them, I love you all.. happy new year..
Pukul 3 pagi, kami tiba di Jogjakarta, sayang sepi, mungkin habis tahun baruan langsung pada tidur kali ya.?? Kami memutuskan untuk shalat shubuh di mesjid gedhe keraton, dengan memilih berjalan kaki sementara yang lain naik becak, akhirnya tiba disana.  Alhamdulillah, setelahnya aku mandi, aku sempat bermuhasabah sebentar di Mesjid, indah dan syahdu.
Ada kejadian lucu ketika shalat berjamaah, sekali lagi ini adalah pengalaman pertama aku shalat di sana. Setelahnya, imam membaca alfatihah, aku sangka akan membaca surat pendek biasa, kayak imam-imam lain, tapi ternyata lantunan ayat pertama.. Arrahman. Aku kaget, hah surat Arrahman, akhirnya surat tersebut pun mengalun, indah memang, tapi sepertinya sebagian jamaah belum siap dengan surat ini, ada yang oleng, angkat-angkat kaki, sampai hampir ada saja yang nyusruk, meski hanya setengah surah atau ¾ -nya yang terbaca, tapi itu adalah shubuh terindah yang pernah kurasa, entah bagaimana rasanya jika di Mesjidil Haram.
Matahari terbit, kami sudah stand by dengan pasukan becak kami, siap-siap berburu oleh-oleh khas Jogjakarta, yaitu bakpia pathok, dan batik atau kaos Djogja. Alhamdulillah, aku dapat sebuah kaos, bagus juga, hehe.
Ternyata, rombongan lain, tidak puas dengan belanja pagi itu, akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke tempat belanja berikutnya, aku memtuskan untuk diam di bus, anda tahu kenapa..?? dompetku sudah kosong.. haha.
Setelah itu perjalanan pulang, Alhamdulillah kami sampai di rumah pukul 3 dini hari. Hikmahnya..?? luar biasa…



Artikel Terkait

perjalanan itu
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email