“akhir november sempat "mimpi" mau liburan
backpacker ke jogja dan mulai lah perencanaannya, awal pertengahan desember
keuangan saya sangat mengkhawatirkan sampai membatalkan liburan itu, besok..??
saya akan berangkat ke Jawa Timur-Jogjakarta, dan malam tahun baru disana..
teruslah bermimpi teman.. ^_^”
teruslah bermimpi teman.. ^_^”
(status fb tanggal, 27 desember 2011)
Aku di ajak oleh kakak, untuk ikut berliburan selama
5 hari di jawa timur dan Jogjakarta. Aku ikut bersama rombongan sekolah
tempatnya mengajar. Meski dompetku isinya sangat pas-pasan, tapi itu tidak
menghalangi niatku untuk ikut dengan segala resiko yang ada.. hehe..
Tanggal 28 desember aku dan rombongan pun berangkat,
mengambil arah ke ciputat-bekasi-cikampek-dan pantura. Oh iya, bus yang kami
tumpangi adalah bus limas eksekutif, jadi lumayan nyamanlah. Berangkat jam 7
pagi, dan berhenti di jam 10 pagi, kalo gak salah di sekitaran tol Bekasi.
Maklum, di bus banyak orang tua dan anak-anak, akhirnya kami pun rajin bersilaturahmi
ke toilet terdekat.
Kebiasaan perjalanan jauh, dan memakai bus ber-ac
adalah tidur. Ya, dan aku pun tidur, sampai pemberhentian kedua, indramayu.
Sebenarnya sih aku sempet melek juga, saat di cikampek, dan subang, dan (maklum
anak rumahan) di subang saya sangat takjub dengan pemandangan khasnya, yaitu
sawah yang membentang luas, dan burung-burungnya yang begitu unik, yang kalo
gak salah namanya burung kuntul. Di indramayu, kami beristirahat makan dan
shalat, perjalanan pun dilanjutkan setelah beristirahat selama kurang lebih 1
jam.
Perjalanan di lanjutkan, sampai menembus perbatasan
jawa tengah kami berhenti kembali di sebuah toko khas oleh-oleh Brebes, ada
yang tahu..?? belut..?? salah.. kerupuk..?? salah.. tapi yang bener adalah..
telor asin. Jadilah rombongan kami pada bertelor, eh maksudnya membeli telor
asin.
Pemberhentian selanjutnya adalah Kendal, disini aku
mulai menemukan fenomena aneh, kakiku sakit. Ah aku biarkan, seperti biasa
shalat dan makan, disini kami (aku dan kakakku, khususnya) mulai merasa agak
aneh dengan dengan rasa makanan khas jawa timur, hmmm apa ya,,?? Tapi emang
beda dengan makanan khas kami yaitu, sunda dan padang, ( haha.. maksudnya
keseringan makan di warung padang ).
Shubuh, kami berhenti di sebuah mesjid di.. di mana
ya..?? aku lupa.. tapi yang jelas disini aku mulai merasakan kaki yang amat
sakit, dan ternyata bengkak. Huhhh, saya mulai bingung harus bagaimana masa
baru hari pertama sudah tidak bisa jalan lagi, ah gak seru. Aku pun memaksakan
turun untuk shalat shubun berjamaah dan mandi seala kadarnya. Oh iya sepanjang
malam tadi, kami berjalan di sepanjang pantai, baru tahu kalo ternyata jalanan
raya ini, seperti sangat dekat sekali dengan pantai, cukup membuat mata segar.
Sekitar jam 6 pagi,tanggal 29 desember, kami tiba di
lamongan, masih dengan pemandangan pantainya yang khas.
Dan jam 7 lebih kami tiba di tempat tujuan pertama,
jembatan Suramadu. Laut selat Madura, khas banget, indah dari persepsi yang
berbeda (hihi, apa maksudnya ini teh..). kemudian, memasuki wilayah Madura,
dengan pemandangan yang hampir sama dengan subang, tapi dengan burung kuntul
yang lebih banyak, kereeeennn. Tapi, bus tidak berhenti, oke, ada apa ini..??
dari yang aku ketahui tujuan pertama Suramadu, tapi kami tidak berhenti sampai
di bangkalan, baru berhenti, sampai tiba di sebuah mesjid di sekitaran
bangkalan. Baru aku tahu, kalo itu adalah, makam KH Muhammad Khalil Bangkalan.
Turun dari bus dengan jalan terpincang aku berusaha
meraih toilet, ciee dramatis. Setelah itu, baru sarapan dengan makanan khas
Madura, ya parang..!! bukan, maksud aku sate. Enak, dan murah cukup dengan 5
ribu, 10 tusuk sate dan lontong berhasil mengenyangkan perut yang keroncongan
ini. Untuk oleh-oleh, 2 lembar kain batik telah di tangan.
Perjalanan di lanjutkan, setelah berkeliling di
sekitaran bangkalan dan disuguhi pemndangan tambak yang luas, dan indah, kami
tiba di pelabuhan kamal, sekali lagi, aku tidak tahu kalau ini dalam rute
perjalanan, maklum ini pelayaran pertamaku menggunakan kapal feri. Setelah
menunggu sekitar 1 jam, bus perlahan masuk ke dek kendaraan kapal feri, angin
lautnya, sempet takut masuk angin juga, hehe. Tapi semua ketegangan, terbayar
dengan pemandangan yang luar biasa, dari selat Madura,pokoknya Subhanallah deh.
Memasuki Surabaya, dan Sidoarjo, sekitar pukul 4,
dan rombongan berkesempatan melihat lumpur panas semburan lapindo. Sayang,
kakiku sudah tidak bisa di ajak berkompromi, akhirnya aku dan kakak memutuskan
untuk tidak ikut melihat semburan lumpur panas lapindo.
Di pemberhentian shalat ‘Asar, kakakku menemukan
sebuah RSUD di sana, kalo gak salah RS Mitra Sehat Medika, pandaan, pasuruan.
Akhirnya, aku di bawa ke UGD untuk memeriksakan kakiku yang bengkak, alhasil
sebuah suntikan mendarat di pantatku, dan sebuah kartu berobat menjadi oleh-oleh
dari Pasuruan, haha tragis.
Malam hari, kami tiba di batu, malang. Setelah menyantap
baso malang, mata pun tak kuasa menahan lelah, dan terlelap.
Jum’at, pukul 9, aku masih males bangun, padahal orang-orang
sudah pada maen kemana, ya hotel tempat kami menginap, berada di pusat
pariwisata batu, jadi di sana ada pasar wisata, kolam pemndian air hangat, dan
dilengkapi dengan pemandangan perbukitan yang indah.
|
Sehabis, shalat jum’at kami berangkat lagi, kali ini
tujuannya kebun apel. Dengan niat makan apel sepuasnya, eehh tiba di tempat,
aku malah bingung gimana cara ngebedain apel matang sama apel mentah, wah
alhasil aku hanya menyantap 2 buah apel, yang kayaknya sih masih mentah, haha
nasib.
Pemberhentian selanjutnya adalah BNS atau Batu Night
Spectaculer, sekali lagi, ini tidak ada dalam rencana..!! akhirnya, aku hanya
menyantap soto lamongan yang berada di jalan protokolnya.
Mendarat lagi di hotel, aku jalan sejenak, dan pulang
setelah semangkuk rawon dan sebuah kaos ada di tangan, oh iya hampir lupa nama
daerahnya adalah sanggoriti.
Tanggal 31, desember, pukul 8 kami tiba di coban rondo,
sebuah air terjun yang luar biasa, indah, dingin, dan tentunya berair,
boro-boro mau dekat ke air terjun, baru berjarak 15 meter saja baju sudah basah
kuyup.
Setelah puas berdingin-dinginan ria, kami melanjutkan
perjalanan dengan arah blitar. Tempat Bung Karno di makamkan, rasanya ini pertama kali aku
naek becak, kami diantar menuju makam Bung Karno, dan luar biasa megah, di
sampingnya terdapat suatu gedung yang banyak sekali buku, entah itu
perpustakaan atau took, hehe gak sempat masuk. Sayang, di pintu keluar aku
dihadapkan pada sebuah jalan memasuki pasar yang pengap, haduh gak enak deh.
Menjelang sore, Bus sudah di arahkan ke Jogjakarta, aku pun
memutuskan untuk tidur di sepanjang perjalanan, niatnya mau lihat tahun baruan.
Akhirnya momen tahun baru itu tiba, sayang bukan tepat di
Jogjakarta, tapi di perjalanan tepat di Surakarta. Tapi tidak apa-apa, momen
meriah tetap terasa, kembang api melesat di berbagai arah, dan adalam
kesempatan itu pun aku sempat mengirim pesan singkat ke semua teman-temanku
yang isinya kurang lebih.. from jogja,
for all my brother and my sister, may Allah help for to be come true our
resolution, and may Allah bless us in new year, specially for Gaza and
Indonesia, please pray for them, I love you all.. happy new year..
Pukul 3 pagi, kami tiba di Jogjakarta, sayang sepi, mungkin
habis tahun baruan langsung pada tidur kali ya.?? Kami memutuskan untuk shalat
shubuh di mesjid gedhe keraton, dengan memilih berjalan kaki sementara yang
lain naik becak, akhirnya tiba disana.
Alhamdulillah, setelahnya aku mandi, aku sempat bermuhasabah sebentar di
Mesjid, indah dan syahdu.
Ada kejadian lucu ketika shalat berjamaah, sekali lagi ini
adalah pengalaman pertama aku shalat di sana. Setelahnya, imam membaca
alfatihah, aku sangka akan membaca surat pendek biasa, kayak imam-imam lain,
tapi ternyata lantunan ayat pertama.. Arrahman.
Aku kaget, hah surat Arrahman, akhirnya surat tersebut pun mengalun, indah
memang, tapi sepertinya sebagian jamaah belum siap dengan surat ini, ada yang
oleng, angkat-angkat kaki, sampai hampir ada saja yang nyusruk, meski hanya
setengah surah atau ¾ -nya yang terbaca, tapi itu adalah shubuh terindah yang
pernah kurasa, entah bagaimana rasanya jika di Mesjidil Haram.
Matahari terbit, kami sudah stand by dengan pasukan becak
kami, siap-siap berburu oleh-oleh khas Jogjakarta, yaitu bakpia pathok, dan
batik atau kaos Djogja. Alhamdulillah, aku dapat sebuah kaos, bagus juga, hehe.
Ternyata, rombongan lain, tidak puas dengan belanja pagi
itu, akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke tempat belanja
berikutnya, aku memtuskan untuk diam di bus, anda tahu kenapa..?? dompetku
sudah kosong.. haha.
Setelah itu perjalanan pulang, Alhamdulillah kami sampai di
rumah pukul 3 dini hari. Hikmahnya..?? luar biasa…
perjalanan itu
4/
5
Oleh
al-hadad