Selasa, 20 Oktober 2009

Makna Kemuliaan Cinta


Maha Suci Allah, yang telah menganugerahkan kepada semua makhlukNya rasa cinta, rasa cinta yang menyebabkan terbitnya matahari menyinari siang, turunnya hujan untuk tumbuhan, dan seekor kuda yang tidak menginjak anaknya ketika melahirkan, cinta pula yang mengakibatkan adanya Syurga di akhirat kelak.

Cinta adalah anugerah, bukan suatu kutukan yang mesti dijauhi, atau kita dustai. Bagaimana caranya kita untuk membangun cinta, bukan malah jatuh cinta. Cobalah dari mulai sekarang kita membuka hati dan cinta kita untuk siapapun yang ada disekitar kita.

Cinta adalah fitrah bagi setiap insan yang hidup dibumi, bahkan para nabi dan rasul pun pernah merasai arti cinta, Adam as dengan kesetiannya mencari hawa selama 40 tahun, tatkala diturunkan oleh Allah dari Syurga, Nuh yang menyelamatkan hewan dari terjangan banjir besar dengan perahunya, Yusuf as yang dengan sabar menolak rasa cinta Dzulaikha, ibu angkatnya, Musa as yang ketika hijrah ke Madyan menemukan cinta dari putri Syuaib as, Sulaiman as yang memperhatikan perkataan semut sehingga tidak menginjaknya, Isa as yang rela dikejar dan diburu oleh yahudi karena kecintaanya kepada umat, dan cinta Muhammad saw yang menangis sambil berkata ummati, ummati, ummati, tatkala ajal menjmputnya.

Itulah cerita cinta, pemahaman awam kita dari para rasul, namun dibalik cerita cinta itu, ada cinta yang lebih agung, yaitu cinta mereka kepada Allah, dan cinta Allah kepada mereka. Semenjak Adam as, yang meminta ampunan Allah sampai beratus ratus tahun, hanya karena mengharap cinta-Nya, sampai Muhammad as, yang sering melaksanakan shalat malam hingga kaki beliau bengkak, hanya sebagai rasa bukti rasa syukur, dan rasa cinta beliau terhadap Dzat Maha Tinggi.

Sekali lagi, sebagai orang awam mengenai hakikat sejati dari cinta, kita mungkin merasa terlalu jauh untuk dapat menapaki perasaan cinta dengan sesuai maknanya.

Ada orang yang mengatakan arti cinta sebatas hanya hubungan perasaan suka, sayang, rindu, atau apapun itu kepada sang pujaan hati, sungguh makna yang terlalu sempit untuk arti cinta yang seluas samudra ini.
Mungkin hal ini juga yang menyebabkan Rasulullah saw berkata, cintamu kepada sesuatu membuatmu buta dan tuli.

Islam sangat menghargai dan menjunjung tinggi arti cinta, bahkan rasulullah pun menggambarkan makna cinta sebagai suatu yang dapat dirasakan baik itu didunia maupun akhirat, dari anas ra. Dikatakan bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah saw, 'kapan terjadinya kiamat ya Rasul?' Rasul pun menjawab ,'apakah yang telah kamu persiapkan untuknya?' Orang itu balas menjawab ,' aku tidak banyak mempersiapkan shalat, zakat, puasa, dan sedekah untuk itu. Akan tetapi aku mencintai Allah dan Rasul-Nya.' Rasulullah kemudian menjawab,' kamu bersama orang yang kamu cintai.' ( H.R. Mutafaq 'Alaih ).

Inilah hakikat cinta sejati yang abadi, bukan cinta yang lahir dari nafsu, dan dibungkus dengan kata kata gombal untuk merayu sang kekasihnya. Tidak banyak orang yang dapat memahami arti cinta, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari hari, karena, sekali lagi, arti cinta itu sangat begitu kompleks dan daya penalaran kita sebagai manusia yang lemah tidak sanggup untuk menerima pemahaman cinta seutuhnya. Hanya beberapa orang yang telah dipilih-Nya yang hanya dapat memahami makna hakikat cinta yang sejati.

Wallahu ‘Alam

Artikel Terkait

Makna Kemuliaan Cinta
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

1 komentar:

miaanwar
24 Oktober 2009 pukul 08.14 delete

hakikat cinta itu sendiri kadang datang dari pemikiran yang di buat panajang dan definitif. pemikiran dari ribuan arah jalan yang pernah kita jadikan sebagai pilihan. arah-arah yang kadang membuat kita mempertanyakan sebuah tujuan dan pemberhentian.... di sini, berhenti untuk memutar arah... kembali ke arah yang seharusnya. you are the best 4 me.

Reply
avatar