Tampilkan postingan dengan label tafakur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tafakur. Tampilkan semua postingan

Minggu, 06 Januari 2013

munafik

munafik

ada sebagian orang yang sangat gampang bilang munafik sama orang lain, sebagian bahkan tidak beralasan, jika ada temannya agak alim, dibilang munafik, ada lagi temannya yang ngasih nasihat, dibilang munafik juga, ada orang yang berusaha ibadahnya lebih baik, eh kadang di tuduh munafik juga.. dengan bahasa dan kalimat yang khas... "munafik lo.."

sebenarnya siapa sih atau apa sih munafik itu..?? baik, disini saya share saja apa yang saya ketahui, masih dikit dan bodoh, bagusnya teman-teman yang membaca cari tahu lagi, dan kita bisa share lagi.. ya..??

ayat tentang munafik banyak dibeberkan dalam Al-Qur'an, saya mengambil contoh dalam ayat 8-14 surat Al-Baqoroh..

Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (8) Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar (9)
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.(10)
 Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan."(11)
Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.(12)
Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman", mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu.(13)Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman." Dan bila mereka kembali kepada syaitan-setan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok".(14)

realita yang jelas pada saat itu adalah bagaimana gambaran para pembesar madinah yang begitu munafik, mereka pura-pura masuk Islam demi menyelamatkan harta dan kekuasaan mereka. mereka berpura-pura beriman padahal hati mereka tetap kafir, bahkan jika mereka kembali ke kaumnya mereka memperolok-olok Islam, melecehkan dan menghina ajaran Islam. mereka bisa saja terlihat baik, terlihat sebagaiman mukmin yang lan, tapi mereka mengemban misi menghancurkan, bukan hanya Islam tapi juga menghancurkan alam dan kehidupan sosial "mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan".. (ayat 12)

dalam lain ayat, dan hadist banyak bertebaran menggambarkan tentang ciri-ciri sifat munafik, ini ditujukan agar kita waspada terhadap sifat-sifat yang bisa saja menjangkiti umat, siapa pun termasuk diri kita sendiri. hendaknya kita pun tidak serta merta menuduh orang lain munafik dengan begitu gampang, ingat kembali siapa munafik sebenarnya, yang saya fahami, munafik adalah orang yang pura-pura masuk islam, demi kepentingannya, atau menghancurkan ajarannya.

intinya jangan gampangan bilang "munafik lo.." hehe

Kamis, 13 Desember 2012

mimpi

mimpi


sesekali pernah saya bertanya,"apa yang kamu lakukan begitu selesai shalat istikhoroh..?? dan sebagian besar jawabannya adalah "tidur.."
"kenapa tidur..??"
"ya, buat mastiin jawabannya.."

ok, sebenarnya percakapan di atas hanya karangan aja sih, saya yakin teman-teman sendiri sejatinya sudah paham lah tentang ini. yang ingin saya catat kali ini adalah tentang mimpi.. what's wrong-kah..??

nah, ada beberapa orang yang menganggap mimpinya itu sebagai jawaban atas pertanyaan dalam hidupnya. entah itu masalah rumah, keluarga, sekolah, rizki, nasib, bahkan takdir.. yang paling laku keras tuh biasanya JODOH.. hmm

kita kembali dulu pada hakikat mimpi ya.. mimpi itu sebenarnya sebuah rangkaian bayangan yang terjadi akibat memori-memori yang tersimpan dalam otak, entah sadar atau pun tidak (alam bawah sadar). jadi sepertinya tidak mungkin ( meskipun bagi Allah mungkin-mungkin saja sih.. ) bagi seseorang untuk memimpikan hal yang belum sama sekali ia ketahui ( misal mimpi pernah ke Pluto, naik odong-odong..)

nah, melihat pengertian itu, jadi sebenarnya mimpi-mimpi yang terjadi pada saat tidur sebagian besar hanya seperti sebuah ledakan memori yang di padu padankan dengan bayangan peristiwa lainnya. mungkin saja seakan-akan mimpi ditengah tempat yang amat asing, dan gak dikenal, padahal sejatinya kita pernah atau memori kita kenal tempat itu, namun karena lupa akhirnya tersimpan di kotak alam bawah sadarnya.

begitupun saat kita memimpikan Rasulullah ( hal yang paling di cita-citakan semua muslim di dunia..), menurut salah seorang pendapat ulama, kita akan bisa memimpikan beliau setelah kita kenal bagaimana ciri-ciri fisiknya (dan tentu saja mencintainya) udah tahu belum ciri-ciri fisik Rasulullah..?? jangan-jangan belum pada tahu.. lha bagaimana mau memimpikannya, tahu aja nggak.. kaji lagi deh hadits-hadits tentang ciri-ciri Rasulullah, banyak kok..

khusus untuk mimpi ketemu Rasulullah ini adalah mimpi yang amat spesial, kenapa..?? karena syetan saja tidak mampu meniru wujud Rasulullah, dan artinya saat kita bermimpi Rasulullah, maka itu benar-benar Rasulullah.. Subhanallah

kembali ke masalah awal, terus kaitannya dengan nasib, ilmu, keluarga, dan ehm.. jodoh, emang bisa lewat mimpi..?? hmm.. saya rasa sih nggak mungkin.. mengingat ya itu tadi, mimpi itu ya hanya sebatas ledakan memori yang lama tersimpan.. jadi kayak agak ngawur juga deh kalo apa-apa mesti berdasarkan mimpi.

nah, tapi ada pengecualian nih, khusus bagi orang-orang yang di kehendakinya.. (itu pun bukan ngasal ya..) sebagaimana mimpi ibunda syafii saat mengandung, dan banyak contoh lainnya, beda lagi sama zaman Nabi Yusuf, Nabi yang satu ini memang ahlinya tafsir mimpi ( yang memang sebagai mukjizat beliau untuk menghadapi kaumnya ).. jadi mimpi di zaman beliau bisa saja di artikan dan memang berarti sesuatu ( sesuatu.. yang ada di hatimu.. sesuatu..*syahrini lewaaaattt ). tapi sekarang..?? udah gak zaman lagi, dan memang sudah gak ada ahli tafsir mimpi yang akurat, kredibel, terpercaya, amanah, jujur, dan rajin menabung.

kita bahas contoh yang paling hot deh.. (emang cabe..??) jodoh misalnya, sebagian orang masih menganggap seseorang yang hadir dalam mimpi itu bisa jadi jodoh.. (beda urusan kalo perempuan yang di mimpikannya adalah nenek sihir.. ) nggak salah sih, tapi coba kita bandingkan, banyak mana antara pasangan yang ketemu lewat mimpi, atau yang nggak, bahkan beberapa kasus jodohnya itu gak pernah kebayang sama sekali.. terus gimana dong perempuan yang suka ada dalam mimpi aku..?? (bahasanya rancu banget ya..) ya sekali lagi itu muncul akibat ledakan memori itu tadi, mungkin gara-gara kangen, cinta, penasaran, bahkan benci (nenek sihir yang tadi nih..)

kesimpulannya, mimpi itu bukan apa-apa.. kalo indah ya syukuri-ceritakan, kalo buruk istighfar-lupakan.. +kalo mau request mimpi indah jangan lupa doa..

***

catatan ini saya dedikasikan untuk seseorang yang rajin banget hinggap di mimpi aku.. semoga kita cepat ketemu.. (kenapa ujung-ujungnya jadi nge galau gini ini teh.. nggak penting..!!)

Rabu, 12 Desember 2012

Abdurrahman Bin Auf part 2

Abdurrahman Bin Auf part 2

Pernah mendengar legenda “sentuhan Midas..??” konon, legenda itu mengatakan, apa pun yang disentuh oleh midas akan berubah menjadi emas, mungkin Abdurrahman bin Auf memiliki konsep yang serupa, dalam kehidupannya ia seperti “susah miskin..”.

catatan ini hanya perpanjangan tulisan dari buku yang berjudul “how to master your Habits” karya ust. Felix Siauw ( saran saya segera like grup fb nya, atau follow dia di @Felixsiauw )

Tentu kita pasti ingat dengan sosok seorang Abdurrahman bin Auf, jika lupa silahkan cek di catatan saya sebelumnya http://www.facebook.com/notes/kang-hadad/abdurrahman-bin-auf/10150813148971023 . sebelum masuk Islam, ia adalah seorang saudagar kaya-raya, pebisnis sukses di tanah arab. Begitu pun setelah beberapa saat masuk Islam, sebelum adanya perintah berhijrah ke tanah Yatsrib, Madinah.

Hijrahnya Abdurrahman bin Auf benar-benar tidak membawa apa-apa, ia meninggalkan semua kekayaannya, bahkan termasuk istrinya. Setibanya di Madinah, Rasulullah kemudian mempersaudarakannya dengan Saad bin Rabi’ Al-Anshary, seorang saudagar paling kaya di Madinah. Saad berkata, “Wahai saudaraku! Aku adalah penduduk madinah yang paling banyak harta, pilihlah separuh hartaku dan ambillah. Aku juga mempunyai dua orang istri, lhatlah salah satunya yang mana menarik hatimu sehingga aku bisa mentalaknya untukmu.”
Bagaimana jawaban kita jika diberi penawaran seperti itu..?? hmmm, sudah cukup mengkhayalnya. Hehe.. inilah jawaban Abdurrahman bin Auf, “Semoga Allah memberkahi keluarga dan hartamu, tidaklah aku memerlukan semua itu. Akan tetapi, tolong tunjukan saja dimana pasar padaku, agar aku dapat berdagang disana”

Kemudian Saad mengantarnya ke pasar, Abdrrahman memulai usahanya dengan membeli beberapa barang dan menjualnya kembali, terus begitu sampai ia memperoleh keuntungan, bahkan ia mendatangkan minyak samin dan keju, sebagai diferensiasi bisnisnya.

Beberapa saat kemudian, Rasulullah bertanya tentang kabar Abdurrahman bin Auf, ternyata ia telah menikah dengan mas kawin emas sebesar biji-bijian. Subhanallah.

Kisah ini, seakan-akan memberi pesan bahwa bukan kondisi awal yang penting, namun kebiasaanlah yang telah kita bentuk sebelumnya yang akan mengantarkan kesuksesan. Lihatlah Abdurrahman bin Auf, ia mengetahui seluk beluk tata cara perdagangan, sikap, mental, mengetahui strategi supplier, potensi pasar, diferensiasi, networking, dan semua itu telah biasa ia terapkan, sehingga mampu merubah keadaan from zero to hero.

Jauh sebelum ke Madinah, Abdurrahman telah terbiasa dan membiasakan dengan semua kondisi perdagangan, sehingga saat ia menemukan peluang bisnis, tinggal menunggu waktu mengubahnya menjadi keajaiban, Abdurrahman pernah berkata, “setiap kali memungut sebuah batu, maka aku berharap bisa menemukan emas dan perak”.

Nah inti dari catatan ini adalah “kebiasaan” (sesuai dengan judul bukunya “habits” ). Bagaimana kebiasaan seseorang itu bisa menjadi tolak ukur kesuksesannya, terbiasa bermental kaya, terbiasa memberi, terbiasa disiplin, biasa sholat tepat waktu, biasa sedekah besar, maka seburuk apapun kondisinya nanti, kebiasaannya itu akan menyelamatkannya, terbalik dengan orang yang terbiasa malas-malasan, biasa ngaret, biasa bohong, biasa untuk meninggalkan sholat, maka sebagus apapun kondisinya, kebiasaanya itu akan menghancurkannya.

Akhir dari catatan ini, ada sebuah kutipan menarik di buku habits tersebut,
“Orang yang sudah terlanjur “kaya”, susah menjadi miskin, orang yang sudah terlanjur “miskin”, susah untuk jadi kaya”

Abdurrahman bin ‘Auf telah membuktikannya.

Oh iya, ingin tahu juga kenapa imam syafii bisa menghafal Qur’an dalam usia 7 tahun, dan menghafal kitab Al-Muwatha di usia remaja..?? atau kenapa Muhammad Al-Fatih bisa menaklukan konstantinopel..?? atau kalian juga ingin menjadi seperti mereka..?? hmm.. saran saya segera beli bukunya.. ( iklan.. :D )

<photo id="1" />
Abdurrahman Bin Auf

Abdurrahman Bin Auf

Abdurrahman Bin 'Auf adalah salah seorang shahabat Rasulullah yang terkenal akan kepiawaiannya dalam berbisnis. ia adalah seorang shahabat yang kaya, berkat bisnisnya semasa jahiliyyah dan semasa Islam di fase mekkah. bahkan, ia termasuk shahabat Rasulullah yang paling kaya, hingga suatu ketka, kaum muslimin melaksnakan hijrah ke Madinah.

Abdurrahman bin 'auf melaksanakan hijrah dengan meninggalkan semua hartanya di mekkah. dia tidak membawa apapun dalam perjalanan hijrahnya, sehingga setibanya di Madinah ia menjadi orang yang tidak mempunyai apa-apa.

kemudian, datanglah perintah Rasulullah kepada kaum Anshor untuk menjadikan kaum Muhajirin sebagai saudaranya, dengan berbagi, harta, makanan, tempat tinggal, dan lapangan pekerjaan ( partner bisnis ), mereka melaksanakannya dengan senang hati dan ikhlas. Begitu pun yang terjadi pada Abdurrahman bin 'auf, setelah ia bertemu dengan saudara barunya dari Anshor, kemudian ia ditawari bagiannya dari harta saudaranya itu, namun, Abdurrahman bin 'auf menolak semuanya, alih-alih menerima pemberian saudaranya, ia malah meminta jalan menuju pasar terdekat. setelah di beritahu tentang pasar dan keadaannya, mulailah abdurrahman bin 'auf menjalankan bisnis barunya, hingga ia kembali sukses dan menjadi shahabat yang kaya kembali.

Suatu ketika, Rasululullah memanggil Abdurrahman bin 'auf. Beliau memerintahkan kepada Abdurrahman untuk mengambil alih pasar dari tangan Yahudi, memang pada saat itu yang menguasai pasar adalah Yahudi penduduk madinah. maka Abdurrahman bin 'Auf pun berhasil mengambil alih pasar dengan cara menjadi pebisnis terbesar yang mengendalikan sistem dan harga yang berlaku di pasar tersebut, tidak dengan peperangan, tidak dengan kekerasan, tapi dengan bisnis, bisnis dan dakwah..!!

Abdurrahman bin 'Auf pun terkenal akan kedermawanan nya, perhatikanlah,
1. separuh hartanya ia sedekahkan ketika turun ayat al-Afwa ( cara berinfak yang benar Q.S. Al-Baqarah : 219 )
2. empat ribu dinar untuk dakwah Rasulullah ( Rp.8.660.000.000,- )
3. empat puluh ribu dinar untuk pasukan perang ( Rp. 86.600.000.000,- )
4. lima ratus keping uang untuk pasukan perang
5. lima ratus ekor kuda perang ( @Rp. 50 juta, maka Rp. 25.000.000.000,- )
6. lima ratus ekor unta untuk persediaan kemarau panjang ( @200 dinar x 2.165.000 = Rp.433.000.000 x 500 ekor = Rp. 216.500.000.000,- )
7. sedekah di akhir hayatnya, kepada seluruh pahlawan badar yang berjumlah 100 orang, masing-masing 400 dinar ( 400x100x2165000 = Rp 86.600.000.000,- ) dan kepada semua istri-istri RAsulullah..

di akhir hayatnya, Abdurrahman bin 'Auf masih menyisakan hartanya yang berlimpah. hal ini ditujukan untuk ahli warisnya, sesuai dengan perintah Rasulullah SAW.

demikian lah semoga menjadi motivasi agar menjadi muslim yang berlimpah dan berkah..

Subhanallah walhamdulillah..
Wallahu 'alam

lanjut ke bagian 2..

Kamis, 04 Oktober 2012

sedikit kisah dari badar

sedikit kisah dari badar


ketika tentara musyrik quraisy dengan angkuhnya maju menuju lembah badar, bergetarlah dada rasullullah melihat pasukan musuh tiga kali lebih banyak dari pasukannya. Tanpa disadari air matanya menetes, wajahnya tertunduk, dan serbannya pun jatuh ke bumi, lalu beliau berdo'a,
"Ya Rabb, jika pasukan kecil ini sampai binasa, tidaklah akan ada lagi yang menyembahMu dengan hati ikhlas !"

Abu bakar Ashiddiq ra, yang melihat kesedihan di wajah rasulullah, mengambil serban yang terjatuh dan dengan lembut memasangnya kembali di pundak Rasulullah sambil berkata,
"Ya Rasulullah, demi diriku yang berada di tanganNya, bergembiralah ! sesungguhnya Allah pasti akan memenuhi janji yang telah diberikan kepadamu."
rasakanlah...!!!

rasakanlah...!!!



Rasakanlah setiap nafas yang kita hirup, yang setiap detiknya memenuhi rongga dada kita.

Rasakanlah setiap makanan yang masuk kedalam tenggorokan.

Rasakanlah setiap genggaman tangan.

Rasakanlah setiap tatapan kelembutan dan keindahan.

Dalam berperilaku, seringkali kita mengabaikan panca indera yang telah dititipkan oleh Allah pada kita. Seringkali kita tidak mempergunakan panca indera sesuai dengan fungsinya. Padahal, seandainya kita mau meluangkan waktu kita untuk menggunakan panca indera secara benar, maka tak akan ada lagi kemiskinan yang terasa, karena kita adalah makhluk Allah yang paling kaya.
Merasakan hampir sama pengertiannya dengan menikmati, artinya kita belajar dengan ikhlas cara menikmati dan memahami semua yang terjadi disekitar kita. Namun ironisnya, kita sering kesulitan untuk menikmati kehidupan.
Merasakan merupakan tekhnik sederhana untuk bisa mengetahui hakikat dari ibadah. Ibadah mesti dilakukan dengan sepenuh hati, sehingga kita bisa merasakan keindahan tatkala melakukan ibadah dan sesudahnya. Khusyuk dalam Shalat pun, secara sederhana, berarti merasakan, merasakan bahwa dirinya sedang shalat, sehingga shalatnya pun dapat dilakukan dengan penuh konsentrasi dan penghayatan, terlebih lagi pengertian khusyuk, yang berarti merasakan kehadiran Allah yang sedang menyaksikan shalat kita. Merasakan perasaan mustahik zakat saat menerima harta zakat yang tak seberapa dari harta kita. Merasakan perjalanan haji, berat dan mahalnya, serta merasakan setiap langkah demi langkah dalam prosesi haji.
Dari semua peribadahan yang dikemukakan diatas, ternyata Allah telah memberikan suatu latihan di setiap tahunnya untuk terbiasa “merasakan” ibadah-ibadah secara lebih khusus dan mendalam, yaitu puasa dibulan Ramadhan. Khusus dalam ibadah ini, kita “dipaksa” untuk, lagi-lagi, merasakan rasa lapar, dan dahaga, tidak perduli keadaan kita, baik kaya, miskin, panas, dingin, semua mesti merasakannya, tujuannya, tidak lain adalah mengasah rasa “merasakan” kita menjadi lebih bijak, dan lebih peka.
Merasakan juga mempunyai kekuatan dalam rangka mensyukuri semua nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita. Seperti yang telah disebutkan diatas, dengan merasakan, kita akan merasa menjadi orang yang paling kaya didunia, merasa orang paling bahagia, dan merasa orang yang paling beruntung didunia. Karena dengan merasakan, kita akan menghargai, dan mensyukuri atas semua yang telah dianugerahkan kepada kita.

Rasakanlah setiap nafas yang kita hirup, yang setiap detiknya memenuhi rongga dada kita, sehingga kita bisa mensyukuri nikmatnya kesehatan, dan menghargai detik demi detik kematian yang akan menjelang.

Rasakanlah setiap tetes hujan, sehingga kita akan merasa menjadi orang yang paling kaya hanya dengan segelas air ditangan kita.

Rasakanlah setiap makanan yang masuk kedalam tenggorokan kita, sehingga kita tidak akan sakit kekenyangan, dan kita merasakan betapa luar biasanya Allah yang telah menciptakan lidah.

Rasakanlah setiap genggaman tangan sehingga ikatan ukhuwah adalah ikatan rantai yang tak akan pernah putus oleh apapun juga.

Rasakanlah setiap tatapan keindahan dan kelembutan yang ada disekitar kita, sehingga kita menyadari bahwa cinta adalah milik semua, dan cinta selalu ada dihati orang-orang yang beriman.

Maka, rasakanlah setiap detik, setiap nafas, setiap kedip, dan setiap perasaan yang ada dihatimu, sebelum kita tidak bisa merasakan apa-apa lagi…

Wallahu’alam…

loncat atau diam...???


Saatnya telah tiba, bagi burung kecil itu untuk pergi meninggalkan sarangnya yang hangat dan nyaman, ia harus segera terbang untuk mulai hidup sebagai burung, bukan lagi sebagai makhluk setengah burung yang hanya bisa merangkak, dan meminta belas kasihan kepada orang tuanya untuk disuapi.

Namun hal itu bukanlah persoalan yang mudah, bagi burung kecil itu, terbang sangatlah menakutkan, tidak jarang ia melihat burung-burung lain yang baru belajar terbang jatuh ke dasar jurang, ada yang terluka, lumpuh, bahkan sampai tewas seketika. Berbagai pemandangan itu sempat mengeclkan hatinya untuk bisa terbang.

Disisi lain, ia melihat saudara-saudaranya yang lain tengah asyik menari-nari menghiasi angkasa, sambil sesekali hinggap untuk mencari makan, tanpa harus susah payah kelaparan menunggu induknya untuk datang. Ia sangat tertarik dan ingin untuk bisa terbang seperti itu, akan tetapi ketakutannya terlampau besar untuk terbang.

Namun hari ini, tidak ada pilihan lain bagi burung itu kecuali ia harus bisa terbang dan mencari makan sendiri. Sudah beberapa hari ini induknya tidak datang mengantarkan makanan. Hal itu semakin memaksanya untuk bisa terbang.

Perlahan ia berdiri di tepi jurang, sungguh ini adalah pengalaman pertama bagi burung itu merasakan ketinggian yang amat dalam, semula ia menggigil ketakutan mengingat pemandangan mengerikan yang pernah ia lihat dahulu. Namun, dalam keadaan yang begitu memilukan itu tiba-tiba terdengar suara lembut yang begitu kenal, dan begitu sangat ia rindukan, induknya.
“ayo nak, kamu bisa, loncat dan kepakanlah sayapmu….” Sayu-sayu suara induknya menyemangati.

Burung kecil itu hanya menunduk, persaannya sudah tidak karuan lagi, ia tidak mampu berkata apa-apa, perlahan air matanya menetes, nafasnya sudah begitu sesak, sayap dan kakinya begitu lemas.
Kemudian ia menarik nafas, merentangkan sayapnya selebar mungkin, mengangkat dadanya, membuka mata, tatapannya begitu tajam namun penuih harapan…dengan satu hentakan ia meloncat….dan berteriak….

“ aku akan membelah angkasa……..!!!!!!!!”

Seperti itulah sahabat, hidup ini pasti akan dihadapkan pada pilihan yang begitu menyulitkan, pilihan yang terkadang menyebabkan kita sakit, lemah, atau menangis. Namun tanpa kita sadari, justru itu adalah batu loncatan untuk kita supaya menjadi lebih matang dan dewasa. Seperti hari ini, mungkin kita telah hidup nyaman, banyak teman, saudara, tempat yang kita cintai, namun kita dihadapkan pada pilihan sulit, yaitu kita harus meninggalkan semuanya. Tapi itulah satu-satunya pilihan, agar kita menjadi dewasa dan menjadi lebih kuat….

Sekarang….MELONCAT ATAU DIAM…????? ITU PILHAN KITA KAWAN…

Keluarga Sempurna



Rasulullah lahir bukan dari keluarga bahagia, beliau yatim sebelum lahir, kemudian piatu di usia 6 tahun, dan kemudian ditinggalkan berturut-turut oleh kakek dan pamannya. Hal ini menunjukan bahwa beliau tidak lahir dari keluarga bahagia, akan tetapi lahir dari sebuah keluarga sempurna.

Orientasi sebuah keluarga sempurna bukan hanya mencari kebahagiaan saja, akan tetapi lebih kepada sebuah pendidikan pendewasaan dan pematangan psikologis terhadap para anggota nya. Sehingga tidak jarang, orang-orang yang sukses dan berhasil di masa depannya berasal dari keluarga sempurna, bukan dari keluarga bahagia.

Setidaknya, efek dari keluarga sempurna adalah kemandirian, kedewasaan, kestabilan pola pikir dan jiwa, serta kestabilan spiritual.

Lalu apa saja yang menjadi faktor keberhasilan dalam keluarga sempurna.?? Yang paling penting adalah pendidikan awal kepada anak, dimana pendidikan ini bukan sekedar hal ilmu pengetahuan, akan tetapi lebih kepada prinsip-prinsip kehidupan yang akan ditempuhnya di masa depan, seperti akhlak, ibadah, toleransi, mandiri, dan lain sebagainya, yang tentunya di sampaikan melalui komunikasi yang sesuai. Pendidikan ini memiliki peranan penting untuk memahami dan menjadi modal awal pendewasaan anak, sehingga suatu hari tidak akan tersesat dan salah arah. Namun kita harus memahami pula, bahwa yang unik dalam keluarga sempurna ini adalah sistem pendidikan yang diterapkan langsung oleh Allah dalam keluarga itu. Seperti halnya kisah rasulullah yang disebutkan diatas, yang ternyata Allah menghendaki supaya kepribadian beliau menjadi stabil, dewasa, jujur, dan sifat terpuji lainnya.

Lalu bagaimana cara memperoleh keluarga sempurna.?? Perlu saya tegaskan, bahwa semua keluarga yang ada didunia ini, memiliki potensi untuk menjadi keluarga sempurna, namun ada yang sadar dan tidak semua itu tergantung pandangan dan pemahaman keluarga itu sendiri.

Catatan ini bukan berarti kita harus meninggalkan atau "menghilangkan" keluarga bahagia kita. Bagi yang hari ini hidup dalam keluarga bahagia, maka bersyukurlah dan jadikan keluarga bahagia itu sebagai sarana untuk keberhasilan kita. Namun, bagi yang hari ini hidup dalam keluarga yang "kurang" bahagia sadarilah bahwa itu keluarga sempurna yang di berikan Allah kepada kita, dan sebagai sarana pendidikan dari Allah. Dan tentunya kondisi apapun itu adalah yang terbaik dari Allah.

Wallahu'alam..

pakaianku dan pakaianmu

pakaianku dan pakaianmu


Mata manusia hanya mampu melihat “luarnya” saja, mata manusia memiliki batasan yang kecil. Salah satu fungsi mata adalah bisa memandang, dan menyalurkan informasi ke otak sehingga melahirkan suatu penilaian spontan, bagus, jelek, cantik, gnteng, dan lain sebagainya. Sebuah nikmat yang luar biasa tidak ternilai pemberian dari Allah SWT.
Tidak ada yang salah dengan pendapat “terserah luarnya mau seperti apa, yang penting dalamnya”, hanya saja pendapat ini terlalu memaksakan, atau seperti seperti sebuah penghalalan sesuatu yang haram, kenapa ? karena pendapat ini lahir dari orang yang mengabaikan akan nilai – nilai kebaikan dan keindahan yang baginya tidak lebih hanya sebatas nilai – nilai sampah belaka. Bukankah Islam telah mengajarkan kebaikan melalui ajaran kebersihan, keindahan dan kesempurnaannya ? maka kita sebagai umat islam harus menjunjung tinggi ajaran Islam, minimal luarnya.
Untuk lebih jelas perhatikan perumpamaan berikut,
Ada dua orang perempuan, sebutlah A dan B. Perempuan A , seorang wanita yang memakai jilbab yang lebar, panjang, memakai pakaian yang lebar dan panjang, singkatnya pakaian perempuan A hampir menutupi seluruh tubuhnya, namun tetap ada unsure keindahan didalamnya. Perempuan B, memakai pakaian yang serba minim, rambut kelihatan, rok mini, hak tinggi, dan ( maaf ) beberapa bagian tubuh kelihatan. Manakah yang terpandang baik ?
Sebenarnya, pertanyaan ini adalah pertanyaan yang relative, karena pandangan masing – masing akan melahirkan pendapat yang berbeda, sesuai dengan karakter pemikirannya masing – masing, namun sebenarnya seorang manusia memiliki kecenderungan ( fitrah ) terhadap hal yang baik.
Terlepas dari jawaban diatas, ada pertanyaan baru, untuk perempuan A, seberapa besar kemungkinan ia adalah perempuan sholehah, yang baik, yang hidup dan tinggal dalam lingkungan yang baik pula, seorang aktivis social, dan seorang ibu yang baik pula ? begitu juga dengan perempuan B, seberapa besar kemungkinan ia adalah perempuan nakal, hidup dan tinggal di lingkungan yang buruk, yang masa depannya tidak jelas, dan kehidupannya yang muram ?
Kalau kedua pertanyaan tadi dijawab dengan nominal angka yang begitu besar, berarti memang benar kalau karaketer seseorang bisa dilihat dari pakaiannya, meskipun hal ini sangat jauh dari 100 %.
Memang banyak factor yang menyebabkan orang – orang mengabaikan pakaiannya, bisa karena lingkungan pergaulan, rumah, sekolah, pekerjaan, ataupun hal lainnya, namun apa bila melihat kenyataan ini, apakah tidak sebaiknya kalau kita memberikan kesan pertama yang baik bagi orang yang memandang kita, yaitu dengn cara memakai pakaian sebaik mungkin, seindah mungkin, dan sesyar’i mungkin.
Coba tanyakan kepada hati kita, karakter seperti apa yang ingin kita tampilkan melalui pakaian ?

Wallahu ‘alam

hikmah dibalik ujian


Alkisah, ada sebuah kepompong menempel pada salah satu ranting, disebuah pohon yang besar. Kepompong itu tengah diperhatikan oleh seorang pemuda, setiap hari ia selalu memeriksa apa yang terjadi pada kepompong itu.
Suatu ketika, tiba saatnya kepompong itu untuk bermetamorfosis, seekor kupu – kupu yang indah akan keluar dari kepompong itu. Melihat kejadian tersebut, pemuda itu tampak tertarik untuk memperhatikan peristiwa tersebut.
Mula – mula dari pangkal kepompong itu, nampak keluar kepala kupu – kupu, setelah sekian lama berselang, baru setengah bagian dari tubuh kupu – kupu itu keluar dari kepompong, itupun dengan perjuangan yang sangat berat, melihat peristiwa itu, si pemuda nampak merasa kasihan dan berniat untuk membantu dengan memberikan sedikit lubang pada jalan keluar kupu – kupu itu, sehingga kupu – kupu itu pun dapat keluar dengan cepat. Setelah sekian lama keluar, ternyata kupu – kupu itu tidak mampu mengembangkan sayapnya, kupu – kupu itu hanya bergerak dengan kakinya dan beberapa saat kemudian kupu – kupu itu mati.

Inilah sebuah kisah yang banyak mengandung hikmah luar biasa, ini adalah sebuah sisi lain dari maksud akan adanya ujian Allah. Kalau kita membaca kisah ini dengan sebuah perenungan, maka akan timbul pertanyaan, kenapa Allah melakukan hal tersebut terhadap kupu – kupu itu ?
Dengan peristiwa ini, Allah menunjukan bahwa untuk mencapai suatu kebahagiaan, atau merasakan indahnya kebahagiaan, tentu akan ada ujian yang akan menghadang. Seperti halnya kupu – kupu tersebut, karena pada lapisan dalam kepompong, terdapat zat – zat kimia yang menyebabkan perkembangan sayap kupu – kupu itu berkembang dengan baik, sehingga lahirlah seekor kupu – kupu yang indah. Namun perlakuan pemuda tadi, yang tampaknya membantu dan mempermudah kupu – kupu itu, malah menjadikan sayap kupu – kupu tersebut tidak berkembang, dan mengakibatkan kupu – kupu tersebut mati.
Kalau kita ibaratkan, kupu – kupu itu adalah jiwa kita, yang tengah ditempa ujian dan rintangan yang begitu berat, dan pemuda itu adalah nafsu kita, dimana ia memiliki sifat keluh kesah, putus asa, dan tidak sabar. Dengan kesabaran menjalani ujian, maka jiwa kita akan lebih tenang, tenteram, dan merasakan keindahan, layaknya kupu – kupu yang mampu terbang menghiasi bunga, akan tetapi apa bila kita tidak sabar, berputus asa akan ujian tersebut, maka lama – kelamaan jiwa kita akan kesakitan, dan akhirnya mati.
Inilah sebuah hakikat ujian dari Allah. Ujian, masalah, ritangan, kesedihan itu adalah jalan menuju kebahagiaan yang sejati. Semakin berat ujian yang dihadapi, maka akan semakin indah kebahagiaan yang akan kita rasakan.
Firman Allah SWT,Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.( Q.S Al – Insyirah : 5 – 6 )

Wallahu ‘alam

Senin, 27 Februari 2012

Berbuat Baik Kepada Arwah Orangtua

Berbuat Baik Kepada Arwah Orangtua


REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ustaz Imron Baehaqi Lc *
Berbuat baik kepada orang tua (Birrul Waalidain) menempati posisi yang istimewa dalam Islam. Perintah untuk berbuat baik kepada orangtua ditempatkan pada rangking kedua setelah perintah untuk beribadah kepada Allah SWT. "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu apa pun. Dan hendaklah kalian berbuat baik kepada ibu bapak." (QS. An-Nisa [4]: 36).

Sebaliknya, durhaka kepada orang tua (Uquuqul waalidain) adalah sebagai dosa besar yang menempati posisi kedua sesudah dosa syirik. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: "Dosa-dosa besar itu adalah: Mempersekutukan Allah (syirik), durhaka kepada kedua orang tua, membunuh manusia dan sumpah palsu." (HR. Bukhari).

Demikian juga Allah SWT menempatkan perintah berterima kasih kepada ibu bapak setelah berterima kasih kepada Allah SWT. "Dan Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu dan bapaknya; ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang semakin lemah, dan menyusukannya selama dua tahun. Oleh sebab itu, bersyukurlah kepadaKu dan kepada ibu bapakmu, hanya kepadakulah tempat kembali." (QS. Luqman [31];14).

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW menghubungkan antara keridhaan dan kemurkaan Allah SWT dengan keridhaan dan kemurkaan kedua orang tua. Beliau bersabda: "Keridhaan Allah ada pada keridhaan orang tua. Dan kemarahan Allah ada pada kemarahan orang tua." (HR. Tirmidzi).

Begitulah Allah SWT dan Rasul-Nya memberikan kedudukan yang sangat istimewa terhadap orangtua sehingga berbuat baik kepada keduanya merupakan suatu kewajiban dan kemuliaan. Sedangkan durhaka kepada keduanya adalah sebuah kemaksiatan dan dosa besar yang sangat hina.

Berbuat baik kepada orang tua merupakan perintah yang tidak putus karena kewafatannya. Maknanya, meskipun orang tua sudah wafat, si anak atau ahli waris yang masih hidup masih diberikan kesempatan untuk berbuat baik kepada arwah orang tuanya, yaitu dengan cara mengurus jenazahnya dengan baik (memandikan, mengkafani, menshalatkan dan menguburkan); melunasi utang-utangnya; melaksanakan wasiatnya; meneruskan silaturahim yang dibinanya semasa hidup; memuliakan sahabat-sahabatnya dan mendoakannya.

Seorang laki-laki dari Bani Salimah datang dan bertanya kepada baginda SAW. "Ya Rasulullah, adakah sesuatu kebaikan yang masih dapat aku lakukan terhadap ibu bapakku yang keduanya sudah meninggal dunia? Rasulullah menjawab: "Ada, yaitu: Menshalatkan jenazahnya, memintakan ampun baginya, menunaikan janjinya, meneruskan silaturrahimnya dan memuliakan sahabatnya." (HR. Abu Daud). Wallahu al-Musta'an.

Jumat, 17 Februari 2012

sabar...

bismillah,
manusia terlahir lemah, sedangkan masalah silih berganti datang. hmmm... kira-kira jika kita sendiri apakah sanggup menyelesaikannya..?? saya rasa tidak.. . kita harus akui kelemahan kita, sekaligus mengakui bahwa ada tempat lain sebagai sandaran saat kita tertekan karena masalah. Ya, Dialah Allah, Maha Penolong.

saat Rasulullah merasa tertekan akibat masalah, maka beliau memanggil Bilal, dan bersabda," Hiburlah kami wahai Bilal ( dengan adzan )." inilah bukti nyata pengakuan kita lemah, dan Allah lah sandaran saat tertekan, shalat. ya, perhatikan ayat di bawah ya,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ

" Hai orang yang beriman, mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat."

tidak ada sabar yang diam. mungkin itu kalimat yang meggambarkan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim. sabar tidak hanya diam, mintalah pertolongan, jangan sok kuat, sok tabah, sok cool ( apa kaitannya ya..?? ) tanpa meminta pertolongan dari Yang Maha Penolong. nah hati-hati lho, kalau kita tidak minta tolong, dengan pura-pura sabar, jatuhnya bisa masuk ke sifat sombong, atau tahu sifat siapa..?? sifat iblis, naudzubillah.

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
"Sesungguhnya Allah senantiasa beserta orang-orang sabar"

suatu kalimat peneguhan yang hebat..!! bayangkan, Allah bersama.. saya tegaskan BERSAMA.. orang-orang yang sabar. maka pada saat itu, Allah tidak akan membiarkan mereka tertekan begitu saja, pasti ada pertolongan Allah bersamanya.

sabar ada batasnya..?? hmmm, pola pikir yang berbahaya bagi seorang muslim. perhatikan ayat diatas sekali lagi, jika sabar kita hilang atau habis, berarti.. Allah sedang menjauh dari kita, naudzubillah, kalau Allah sudah jauh, mau sama siapa lagi kita minta tolong.

udahlah jangan bandel, sabar..!! harus sabar..!! kemudian shalat dan minta tolong, sekali lagi, minta tolong..!!

sebuah hadits, layak kita renungkan,

Khabab Ibnul Arts r.a. berkata,"saya mengeluh kepada Nabi saw. yang ketika itu sedang tidur-tiduran berbantal sorban disamping Ka'bah. maka, kami berkata, 'apakah engkau tidak memintakan tolong untuk kami, ? apakah engkau tidak mendo'akan kami?' maka Nabi bersabda,'sungguh telah terjadi sebelum kamu orang yang diambil kemudian di pendam ( ditanam ) di dalam bumi, kemudian didatangkannya kepadanya gergaji yang diletakkan diatas kepalanya dan di gergaji kepalanya, maka terbelahlah menjadi dua. dirinya juga disisir dengan sisir yang terbuat dari besi yang kemudian terlepaslah daging dari tulangnya. dan, orang ini disiksa dengan siksaan seperti itu tetapi ia tetap teguh dengan agamanya. Demi Allah, Allah akan menolong semua penderitaan ini sehingga orang yang mengendarai unta dari san'a (ibu kota Yaman) hingga ke Hadramaut tidak merasa takut kecuali kepada Allah, dan takut serigala terhadap domba-dombanya. akan tetapi kamu tergesa-gesa."

Wallahu'alam

dikutip dari Kitab Tafsir Fizhilalil Qur'an

Selasa, 14 Februari 2012

ciri-ciri dukun

ciri-ciri dukun


bismillah,
sebuah artikel dari situs republika online, mengutip dari kolom Ust. Arifin Ilham. semoga menambah kewaspadaan kita terhadap dukun yang mampu mengkafirkan kita, naudzubillah.

"Barangsiapa mendatangi seorang dukun, lalu ia membenarkan apa yang dikatakannya, berarti dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad" [HR. Ahmad dan al-Hakim, dishahihkan oleh al-Albani: Lihat Shahihul Jaami’ (no. 5939).

Sahabatku kenalilah ciri-ciri dukun :
1. Sering mendemonstrasikan kesaktiannya
2. Mengaku hanya dia yang paling hebat
3. Minta syarat-syarat aneh, menanyakan nama, tanggal lahir untuk diramal/dimantra
4. Menerawang seakan semua tahu keadaan pasein, ini bisa duga-duga dan bisa pula bantuan Jin pembisik (Al Jin ayat 6)
5. Kadang berpenampilan seperti ustad, bercampur ayat-ayat Al-Quran dengan mantra-mantra
6. Jauh dari Syariat, seperti berduaan dalam ruang dengan bukan mahramnya, tidak tampak aura kesholehan
7. Kadang dengan perantara hewan, keris dan sebagainya
8. Kadang bersembunyi dibalik kalimat "Hanya Allah" padahal prakteknya bukan ajaran Allah
9. Biasanya minta tarif yang mahal dengan jumlah yang aneh.

Kamis, 09 Februari 2012

Cinta Dunia

Cinta Dunia

Dalam kehidupan, setiap zamannya selalu memiliki keunikan dan kekhasan yang hanya dimiliki oleh peradaban itu, atau menjadi identitas yang dipegang olehnya. Sebutlah, Babylonia yang menjadi peradaban pertama yang menggunakan bahasa, Mesir yang menjadi peradaban pertama yang menggunakan tekhnologi meski sederhana. Dalam kaca mata Islam pun jika setiap kaum memiliki Nabi, maka kaum atau Nabi itu mengunci satu identitas yang kelak akan menjadi alat dakwah kepada kaumnya itu. Missal, Nabi Nuh dengan bahtera, Musa dan kaumnya dengan keahlian sihir, Daud dengan kemerduan suara, dan lain lagi. Nah yang menjadi identitas bagi Nabi Muhammad dan kaumnya, yaitu kita, insya Allah, adalah perdagangan.

Menilik identitas kaum Nabi Muhammad sebagi pedagang, maka kita seharusnya diunggulkan dalam bidang perekonomiannya, sebut saja shahabat Nabi seperti Abdurrahman Bin Auf, Utsman Bin Affan, Umar Bin Khattab, dan banyak shahabat lain termasuk Nabi sendiri adalah pedagang yang sukses. Saat ini, kita tidak bisa menutup mata, bahwa faktanya hanya sedikit yang menekuni profesi mulia ini, banyak yang lebih menjadi karyawan, atau profesi lainnya dari pada berdagang, padahal inilah 9 dari 10 pintu rezeki yang dijanjikan.

Namun tantangannya, dalam kaum ini yang memiliki identitas dan kekuatan ekonomi adalah hubbud dunya. Hal ini yang diwanti-wanti oleh Nabi sebagai tantangan berat yang akan menghadang di akhir zaman. Bagaimana tidak, sebagai pedagang dan pelaku ekonomi, materi sangatlah menjadi aspek utama dalam prakteknya, namun didalam Islam hal ini pun mesti diimbangi dengan ingatan bahwa dunia tidak kekal, dan harus mempersiapkan bekal untuk hidup selanjutnya.

Fenomena hubbud dunya ini, adalah sebuah fenomena yang cukup unik sebetulnya untuk menggambarkan kekuasaan Allah. Kita lihat, biasanya yang hubbud dunya itu kebanyakan adalah orang yang kurang beriman, ia tidak percaya bahwa Allah lah yang menjamin rizkinya, Allah lah yang mengatur kehidupannya, dan Allah lah tempat kembalinya. Uniknya, mereka yang hubbud dunya, dalam prakteknya seperti bersusah payah mencari materi, tapi tidak pernah menikmati hasil jerih payahnya tersebut, sungguh pribadi yang merugi. Kenapa seperti itu ? karena ia merasa akan hidup lama, hartanya mesti cukup ( dalam penglihatannya ) untuk menanggung hidupnya yang lama itu, dan ia merasa takut seandainya ia tiba-tiba jatuh miskin, sakit, atau hajat yang mendadak lainnya.

Berbeda terbalik dengan seorang muslim yang berusaha dibarengi iman. Para shahabat NAbi, adalah contoh yang tepat untuk ini, sebut saja Abdurrahman Bin Auf, ia mensedekahkan seluruh hartanya ketika hijrah, dan setibanya di madinah ia menolak semua pemberian shahabat Anshornya, ia memilih ditunjukan jalan kepasar, dan beberapa tahun kemudian, ia kembali menjadi saudagar kaya raya. Ada lagi shahabat yang memilih untuk menyedekahkan kebun kurmanya kepada Nabi, beberapa hari kemudian ia datang lagi, sambil memberitahukan bahwa kebunnya kini sudah terganti. Dan shahabat yang lain, di samping mereka berikhtiar untuk hidup, akan tetapi mereka tidak silau dengan kegemerlapan dunia.

Hendaknya seorang muslim itu, hanya memandang harta sebatas genggaman tangan, tidak sampai pada hatinya. Jadi, segala usahanya ia lakukan bukan untuk harta semata, tetapi dalam rangka ibadah kepada Allah SWT. Inilah yang dilakukan Nabi dan shahabatnya, mereka berusaha hanya sebatas untuk mencukupi kehidupannya, sedangkan kelebihannya mereka sedekahkan di jalanNya, inilah kunci sukses keberkahan yang utama.

Problema yang kita hadapi saat ini memang tidak mudah, manusia semakin berlomba-lomba memperkaya diri, banyak fasilitas yang dibutuhkan memerlukan uang untuk memenuhinya. Disinilah kecerdasan kita mesti terasah, isyarat Nabi untuk mencukupi hidup, merupakan sebuah isyarat pengaturan financial yang mesti tepat, artinya semua kebutuhan yang dibutuhkan itu harus sebisa mungkin di penuhi. Nabi tidak menginginkan umatnya untuk menjadi miskin, tetapi tidak pula bergelimang harta tak berkah.

Setidaknya, kita sebagai umat muslim sebisa mungkin terhindar dari penjara dan penjajahan materi yang menyesatkan. Seharusnya umat muslim adalah penguasa ekonomi dunia, dengan segala isyarat yang disampaikan Nabi, namun minimal seorang muslim harus mampu menjaga diri dan hartanya dari praktek ekonomi menyesatkan, seperti riba.

Pada akhirnya, Nabi adalah contoh terbaik, suri tauladan umat, dan beliau telah memberikan sebuah arahan tentang bertahan hidup dengan berkah, meski di zaman tersulit sekali pun, selamat sukses dan berkah.

Wallah a’lam

Rabu, 08 Februari 2012

penyebaran Islam, bukti mukjizat


Oleh: Abduldaem Al-Kaheel

Menurut statistik, jumlah umat Muslim lebih dari satu setengah miliar, tersebar di seluruh negara, bahwa Islam tumbuh 2,9% pe rtahunnya.

Dan di tahun 2025, diperkitakan Islam akan menjadi agama pertama di dunia ini. Hal Ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Nabi saw dalam sabdanya, “Kelak perkara ini –yaitu Islam-menyebar seperti menyebarnya waktu malam dan siang hari.”

Maksudnya adalah bahwa setiap daerah yang ada di muka bumi yang menggapai waktu malam dan siang hari, maka Islam juga akan sampai kepadanya. Dan inilah fakta yang terjadi. Lantas, siapakah yang menyampaikan berita tersebut kepada Nabi saw?

wallahu a'lam

Minggu, 05 Februari 2012

maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia

maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia

sebelum mulai, sejenak mari kita bershalawat, Allahumma Shalli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad, kama shallaita 'ala sayyidina Ibrahim wa 'ala ali sayyidina Ibrahim, wa barik 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala sayyidina Muhammad, kama sholaita 'ala sayyidina Ibrahim wa 'ala ali sayyidina Ibrahim, fil 'alamina innaka hamidun majid.

bulan rabiaul awal telah tiba, bagi umat muslim terutama di Indonesia bulan ini adalah bulan yang tepat untuk merayakan maulid Nabi. seperti yang kita ketahui ( atau bagi yang berminat, silahkan baca di ), pada 12 Rabiul awal adalah hari dimana Rasulullah di lahirkan, untuk memperingatinya maka diselenggarakanlah perayaan maulid Nabi Muhammad SAW.

baik, mungkin kita sudah bosan dengan kontroversi yang ada, mempermasalahkan bid'ah atau tidaknya, masalahnya kedua argumennya sama-sama kuat, sedangkan kita..?? gak tahu apa-apa.. hehe.. ngaku hayoo.. oke dari pada pusing saya tidak akan membicarakan itu. awalnya saya ingin bercerita tentang perayaan maulid di kampung saya, eh ternyata Allah berkehendak lain, di hari H nya saya malah sakit, akibatnya saya tidak ikut maulidan. akhirnya saya memutuskan ganti topik aja deh, kita berbicara budaya di Indonesia aja ya..

tumpeng..!! semua pasti sudah tahu, ini yang biasa menjadi makanan khas ketika maulid ( terutama di kampung saya, dan sunda saya kira ). tumpeng ini bisa berbentuk kerucut, gunungan, atau di bungkus biasa. kebiasaan lain makanan yang ada di maulid adalah, nasi kebuli. nasi yang dicampur dengan kuah daging kambing dan diseajikan dengan acar. makanan ini katanya sih dari arab.

di cirebon, tepatnya kesultanan ada semacam ritual khas yang sering dilakukan, yaitu.. lupa lagi namanya.. hehe.. pokoknya dalam acara ini ada ritual pembersihan benda-benda keramat dan air bekas mencucinya di bagikan kepada masyarakat, yang dianggap mengandung berkah. beberapa daerah pun melakukan hal yang sama.

di jogja, tepatnya disekitar keraton, maulid dikenal dengan sekaten atu gerebeg mulud. biasanya dalam perayaan ini ada gunungan yang biasanya terbuat dari buah-buahan atau kue yang disusun kerucut, yang nantinya akan diperebutkan ditengan kerumunan masyarakat. dalam keraton sendiri ada semacam protokol tentang apa saja yang mesti dilakukan oleh sultan.. ckck.. kagum dengan kesultanan ini.

beralih ke upacara adat hanta a pua, dari bima, Nusa Tenggara Barat. disini maulid menjadi perayaan berbetuk arak-arakan yang menggambarkan kemegahan umat Islam dan kerajaan bima. dalam arak-arakan ini, terdapat pula tarian, pembagian 99 tangkai bunga telur, dan banyak sekali simbol-simbol kerajaan yang memiliki arti filsafatnya tersendiri.

sekarang Aceh, disini maulid dibagi menjadi tiga dibulan rabiul awal bernama "maulid awai" di bulan rabiul akhir "maulid tengoh" dan di bulan jumadil akhir "maulid akhe". tiga kali perayaan maulid ini di tandai dengan diadakannya kenduri.

Senin, 17 Januari 2011

negeri - negeri yang dihancurkan

negeri - negeri yang dihancurkan

“Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, 'Ad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata; maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. At-Taubah, 9: 70)

Ironi dan dilematis, mungkin kata itu cukup tepat untuk menggambarkan keadaan negeri ini. Isu-isu korupsi, mafia hukum, mafia pajak, mafia imigrasi, kemiskinan, liberalisasi, pornografi dan pornoaksi ( termasuk segala macam bentuk penyimpangannya, seperti homoseks ), kebebasan yang tidak bermoral, hedonisme para kaum elit dan pejabat, sistem birokrasi yang kacau, dan ketidak adilan, tersemat di negeri yang terkenal dengan mayoritas 80% penduduknya adalah muslim. Apakah masih wajar bagi kita untuk tetap menutup mata ?
Suatu ketika, saya menyempatkan diri untuk membaca sebuah buku kecil yang berjudul kisah 25 nabi dan Rasul, saya tertarik dengan beberapa kisah Nabi dan Rasul yang negerinya dihancurkan oleh Allah. Setelah saya baca, ternyata kisahnya cukup menarik untuk didalami dan saya menyempatkan untuk browsing, mencari artikel tentang hal tersebut, dan Alhamdulillah, saya mendapat sebuah ebook gratis karya dari Harun Yahya, yang berjudul “jejak bangsa bangsa terdahulu”.
Secara singkatnya, Allah menghancurkan negeri-negeri itu bukan tanpa alasan, tetapi memang kaum yang mendudukinya sudah pantas untuk dihancurkan dan sebagai bentuk pembelaan terhadap Nabi dan risalahNya. Mereka yang dihancurkan, bukanlah negeri yang bodoh, malah sebagian besar adalah negeri yang makmur, sejahtera, kuat, dan pintar, tetapi hati mereka sudah mati.Kepantasan itu tercermin dari sifat, sikap dan perilaku mereka, terutama kepada nabi mereka sendiri. Mereka yang dihancurkan adalah kaum yang sombong, tidak bermoral, keji, para koruptor, dan musyrik, termasuk didalamnya menjadikan dunia dan materi sebagai tuhannya. Kutipan dari pernyataan Harun Yahya, tentang hal ini adalah orang-orang yang “..melanggar batas-batas yang telah ditetapkan Allah, menyekutukan-Nya, berlaku sombong di muka bumi, dengan sewenang-wenang menguasai hak milik orang lain, cenderung terhadap perilaku seksual yang menyimpang, dan angkara murka. Sifat umum lainnya adalah penindasan dan kesewenangan mereka terhadap kaum Muslim di sekitar mereka...” kemudian secara terperinci, “Seperti halnya kaum Tsamud yang mengurangi timbangan ( korupsi ), saat ini juga terdapat banyak pemalsu dan penipu. Terdapat pula “komunitas homoseksual” yang dibela kapan saja perbuatan itu muncul, dan para anggotanya yang tidak kurang dari kaum Luth, di mana penyimpangan seksual telah mencapai puncaknya. Segolongan besar dari masyarakat terdiri dari orang-orang yang tidak bersyukur dan ingkar, sebagaimana kaum Saba', yang tidak bersyukur atas kekayaan yang dianugerahkan kepada mereka sebagaimana kaum Iram, yang tidak patuh dan penuh penghinaan ter-hadap orang mukmin sebagaimana kaum Nuh, dan yang tidak acuh terhadap keadilan sosial sebagaimana kaum ‘Ad”.
Hanya sebagai tambahan, hancurnya negeri-negeri itu dikarenakan bemcana alam, yang berupa gempa bumi ( kaum sodom, dan madyan ), banjir ( kaum nuh dan saba’ ), badai ( kaum ‘ad), dan letusan gunung berapi ( pompeei ). Apakah kita masih mau menutup mata ?
Sebagai penutup catatan ini, saya teringat sebuah lirik nasyid dari Raihan, yang berjudul Ababil,
persoalannya mengapakah kita di zaman ini
dipermainkan sesuka hati oleh musuh kita
tiada pembelaan dari Tuhan untuk umat ini
kerna cinta dunia dan takut mati
(al-wahan)
cubalah kita koreksi diri

Wallahu’alam

Kamis, 29 April 2010

jam dinding

jam dinding

Seberapa besar pengaruh benda ini bagi kita ? apakah hanya sebagai hiasan dinding semata, dimana tatkala ketika kita jenuh dan bosan baru kita melihat jam sambil berfikir kapan aku bisa kaya ? atau sebagai seorang sahabat yang selalu tersenyum saat melihat jam sambil merencanakan apa yang akan dilakukannya pada hari ini ? atau sebagai mesin biasa yang tidak berpengaruh sama sekali kahidupan kita ? atau bahkan dianggap sebagai musuh yang selalu dicaci dan dimaki karena ia menyalahkan waktu sebagai faktor utama kegagalannya ?memang semua jawaban yang timbul adalah relatif dari perbedaan kondisi dari kita.
Terlepas dari semua pertanyaan itu, mari kita merenung dan sejenak berfikir, apa sebenarnya waktu ?
Layaknya sebuah perjalanan, semua yang ada akan dilewati dan tidak akan kembali lagi sesuai pada keadaan semula. Itulah hakikatnya waktu. Pernahkah kita melihat dan memperhatikan perputaran arah jarum jam pada jam dinding ? dimana perbandingan satu detik, satu menit, dan satu jam, mempunyai rasio yang sama dan seimbang yaitu 1:60, begitu pula dengan kecepatan jarum jam detik yang tidak begitu cepat dan tidak begitu pula lambat. Maka sudah sepatutnya kita menghargai dan menyadari kehadiran seorang penemu jam yang luar biasa jenius dan cerdas, karena mampu memperhitungkan dan merealisasikan satu dimensi yang berpengaruh kepada manusia, yaitu waktu melalui perputaran jarum jam.
Salah satu hikmah dari penciptaan waktu adalah adanya batasan antara Allah dan makhluk, dimana Allah tidak terikat oleh waktu, sedangkan makhluk sangat terikat sekali oleh waktu. Karena waktu, maka kita mengenal awal dan akhir, karena waktu kita mengenal lama dan cepat, karena waktu pula kita mengenal hidup dan mati. Pada akhirnya seseorang yang mengakui waktu akan beriman secara total terhadap Zat yang telah menciptakan waktu, kenapa ? karena ia pasti menyadari bagaimana kesempurnaan waktu terlebih lagi tidak mungkin waktu ini hasil cipta rekayasa acak semata yang secara tidak langsung didukung oleh para kaum materialistis dan evolusionis.
Sungguh Maha Luar Biasa Allah, Ia menciptakan waktu dari yang tidak terduga dan tidak tergapai secara logika, kalau kita perhatikan, waktu adalah hasil dari pergerakan benda – benda langit yang berada disekitar bumi, sebutlah matahari sebagai patokan waktu syamsiyah atau masehi, dan bulan sebagai patokan tahun komariyyah atau hijriyah, pada keduanya tidak terdapat satupun kecacatan dan kebatilan, terutama bagi manusia, ya manusia, karena makhluk inilah Allah menciptakan waktu, yaitu sebagai perhitungan akan amal – amal yang telah dilakukannya.
Sekali lagi, sudah sepatutnya kita sebagai manusia yang mengakui adanya Tuhan untuk senantiasa bersyukur dan memanfaatkan pemberiaNya yang amat luar biasa besarnya yaitu waktu. Waktulah yang akan menyebabkan kita mesuk surga atau neraka, waktu yang menyebabkan kita benar atau salah, waktu pula yang menjadi ukuran kualitas seseorang baik itu dihadapan manusia ataupun dihadapan Allah. Pantaslah kalau khalifah Ali bin Abi Thalib mengatakan waktu itu bagai pedang bermata dua.
Kita kembali lagi perhatikan perputaran jarum jam, pernahkah kita berfikir kapan perputaran itu akan berakhir ? mungkin jawaban kita adalah saat baterainya habis, namun jauh lebih dari itu, tatkala jarum itu sudah tidak berputar lagi artinya kiamat telah tiba, dimana perhitungan waktu sudah tidak ada lagi, tidak lagi awal dan akhir, yang ada hanyalah, satu waktu yang dimana tidak akan berubah untuk mempertanggung jawabkan segala amal perbuatan yang tela dilakukan manusia selama jarum itu berputar.
Seharusnya kita malu kepada jam dinding yang selalu berputar itu, jarum jam adalah saksi utama segala perbuatan kita, ia selalu mengingatkan namun tak pernah kita dengar, tak-tik-tak-tik adalah suara peringatan jam kepada kita sekaligus suara peringatan Allah kepada kita, “apa yang telah kau perbuat wahai manusia ?”. seharusnya kita malu kepada penemu jam dinding siapapun itu, beliau telah mencurahkan segala pemikiran dan pengetahuannya demi terciptanya penghitungan waktu yang tepat, namun kita pada saat ini seakan akan tidak menghargainya, kita berbuat semena-mena, seakan-akan kita lah yang mengendalikan waktu, karena waktu terdapat pada jam dinding kita. Dan terakhirnya seharusnya kita malu kepada Allah, Ia yang telah mengendalikan pergerakan matahari, bulan, bumi, bintang, planet-planet, dan benda langit lainnya, hanya sebagai patokan perhitungan waktu yang tepat dalam kadarNya, namun sekali lagi kita meremehkan semua itu, kita hanya menganggap jam dinding sebagai mesin tak berdaya, sebagai benda mati yang bisu, dan tuli, atau sebagai tempelan wajib yang harus ada disetiap rumah semata.
Satu hal yang mesti kita ingat, jarum jam itu menunjukan kapan kita mati, entah pada angka 1,2,3 atau angka lainnya, yang jelas semakin jarum jam itu berputar ke arah kanan, maka kita sudah dekat dengan kematian. Dan apabila kita sudah mati, apakah kita sudah siap tatkala jam dinding itu datang dan memberitahukan kepada Allah, perbuatan buruk apa saja yang telah diperbuat kita selama jam dinding ini berputar…???

Sabtu, 30 Januari 2010

penciptaan manusia menurut Al qur'an

penciptaan manusia menurut Al qur'an

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Itulah serangkaian dialog yang terjadi antara Allah dan malaikat, tatkala manusia pertama akan diciptakan dimuka bumi. Didalmnya terjadi pertentangan antara malaikat, dengan Allah, mengapa ini terjadi ? sungguh, Allah yang Maha mengetahui, ingin menyampaiakn pesan yang amat mendalam, melalui ayat ini. setidaknya, ayat ini terbagi atas 3 bagian besar, yaitu,
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
Dalam, Fidzhilalill qur’an disebutkan bahwa hal ini adalah kehendak luhur, yang hendak menyerahkan pengendalian bumi ini kepada makhluk yang baru, yaitu manusia. Dalam ayat selanjutnya disebutkan, bahwa manusia pertama, yaitu Nabi Adam as, telah diberikan persiapan – persiapan memadai yang tersimpan didalam bumi ini, yang berupa kekuatan – kekuatan, potensi – potensi,perbendaharaan – perbendaharaan, dan bahan – bahan mentah, dan diberikan kekuatan tersembunyi yang dapata merealisasikan kehendak Illahiyah.
Oleh karena itu, penciptaan manusia ini juga mengandung suatu keharmonisan antara undang – undang yang mengatur semesta dan undang – undang yang mengatur manusia. Dengan kata lain, manusia adalah sebagai penyeimbang atas undang – undang yang telah ditetapkan Allah, sehingga tidak terjadi “benturan” undang – undang. Kalau begitu, ini adalah peran yang tinggi bagi manusia dalam tatanan alam wujud diatas bumi yang luas ini. dan, ini adalah kemuliaan yang dikehendaki untuknya oleh Sang Pencipta yang Maha Mulia.
mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"
Marilah kita membuka mata, apa yang saat ini tengah terjadi pada bumi kita ? isu pemanasan global seakan – akan semakin menekankan bukti adanya terjadi kerusakan total dan global yang terjadi di muka bumi, namun ironisnya kerusakan ini terjadi akibat tangan manusia, yang mempunyai peran penyeimbang semesta, malah menjadi pelaku pengrusakan paling utama dibumi.
Perkataan malaikat yang disebutkan dalam ayat diatas tadi, seakan – akan mempunyai pandangan perilaku manusia jauh kedepan terhadap bumi, dengan menyebutkan bahwa manusia akan membuatkan kerusakan dan pertumpahan darah dimuka bumi. Selain dari konteks pemanasan global yang mengisyaratkan bahwa manusia memang benar – benar merusak bumi, pertumpahan darah pun seringkali tidak dapat dihindari, dalam sejarah peradaban manusia, tercatat dua kali manusia melakukan peperangan besar yang memakan korban jiwa, ditambah lagi peperangan dan pembantaian yang terjadi dimana – mana, dan pada saat ini nyawa manusia seakan – akan tidak berharga, begitu mudah dan gampang bagi seorang manusia untuk kehilangan nyawanya.
Pertanyaan yang timbul dalam benak kita, mengapa Allah berbuat demikian ? dan ke - Maha Tahu – an Allah pun kembali terbukti dengan menjawab pertanyaan tersebut, sesuai dengan lanjutan terakhir ayat ini,
Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Dalam beberapa ayat yang terdapat dalam Alqur’an, dijelaskan bahwa malaikat adalah makhluk yang digambarkan dengan berbagai kebaikan, kesucian, dan kepatuhan mereka kepada Allah. Namun sekalipun penggambaran mereka seperti itu, namun itu juga yang menjadi batasan bagi malaikat untuk memahami kehendak Tuhan.
Sungguh samar bagi mereka hikmah yang maha tinggi yang telah dihendaki oleh Allah, dalam rangka memakmurkan, mengembangkan, dan memvariasikan didalam merealisasikan undang – undang alam dalam perkembangan, peningkatan, dan penegakkanya di tangan khalifahNya, yaitu manusia. Makhluk ( manusia ) ini kadang membuat kerusakan ada kalanya menumpahkan darah, agar dibalik kerusakan parsial ini terwujud kebaikan yang lebih besar dan lebih luas, kebaikan pertumbuhan yang abadi, kebaikan perkembangan yang konstan, kebaikan gerakan perusakan dan pembangunan, kebaikan usaha – usaha dan penelitian yang tak pernah berhenti, dan perubahan serta perkembangan di dalam alam semesta ini.
Inilah sebuah hikmah yang luar biasa, yang terkandung dalam proses penciptaan manusia sebagai khalifah dimuka bumi serta peran penting yang diembannya. Tinggal kita yang harus menyadari mengenai peran penting ini, dan menjadikannya sebagai keimanan yang kuat, yang tertancap teguih dalam hati dan dada kita.
Wallahu’alam