Mata manusia hanya mampu melihat “luarnya” saja, mata
manusia memiliki batasan yang kecil. Salah satu fungsi mata adalah bisa
memandang, dan menyalurkan informasi ke otak sehingga melahirkan suatu
penilaian spontan, bagus, jelek, cantik, gnteng, dan lain sebagainya. Sebuah
nikmat yang luar biasa tidak ternilai pemberian dari Allah SWT.
Tidak ada yang salah dengan pendapat “terserah luarnya mau
seperti apa, yang penting dalamnya”, hanya saja pendapat ini terlalu
memaksakan, atau seperti seperti sebuah penghalalan sesuatu yang haram, kenapa
? karena pendapat ini lahir dari orang yang mengabaikan akan nilai – nilai
kebaikan dan keindahan yang baginya tidak lebih hanya sebatas nilai – nilai
sampah belaka. Bukankah Islam telah mengajarkan kebaikan melalui ajaran kebersihan,
keindahan dan kesempurnaannya ? maka kita sebagai umat islam harus menjunjung
tinggi ajaran Islam, minimal luarnya.
Untuk lebih jelas perhatikan perumpamaan berikut,
Ada dua orang perempuan, sebutlah A dan B. Perempuan A ,
seorang wanita yang memakai jilbab yang lebar, panjang, memakai pakaian yang
lebar dan panjang, singkatnya pakaian perempuan A hampir menutupi seluruh
tubuhnya, namun tetap ada unsure keindahan didalamnya. Perempuan B, memakai
pakaian yang serba minim, rambut kelihatan, rok mini, hak tinggi, dan ( maaf )
beberapa bagian tubuh kelihatan. Manakah yang terpandang baik ?
Sebenarnya, pertanyaan ini adalah pertanyaan yang relative,
karena pandangan masing – masing akan melahirkan pendapat yang berbeda, sesuai
dengan karakter pemikirannya masing – masing, namun sebenarnya seorang manusia
memiliki kecenderungan ( fitrah ) terhadap hal yang baik.
Terlepas dari jawaban diatas, ada pertanyaan baru, untuk
perempuan A, seberapa besar kemungkinan ia adalah perempuan sholehah, yang
baik, yang hidup dan tinggal dalam lingkungan yang baik pula, seorang aktivis
social, dan seorang ibu yang baik pula ? begitu juga dengan perempuan B,
seberapa besar kemungkinan ia adalah perempuan nakal, hidup dan tinggal di
lingkungan yang buruk, yang masa depannya tidak jelas, dan kehidupannya yang
muram ?
Kalau kedua pertanyaan tadi dijawab dengan nominal angka
yang begitu besar, berarti memang benar kalau karaketer seseorang bisa dilihat
dari pakaiannya, meskipun hal ini sangat jauh dari 100 %.
Memang banyak factor yang menyebabkan orang – orang
mengabaikan pakaiannya, bisa karena lingkungan pergaulan, rumah, sekolah,
pekerjaan, ataupun hal lainnya, namun apa bila melihat kenyataan ini, apakah
tidak sebaiknya kalau kita memberikan kesan pertama yang baik bagi orang yang
memandang kita, yaitu dengn cara memakai pakaian sebaik mungkin, seindah
mungkin, dan sesyar’i mungkin.
Coba tanyakan kepada hati kita, karakter seperti apa yang
ingin kita tampilkan melalui pakaian ?
Wallahu ‘alam
pakaianku dan pakaianmu
4/
5
Oleh
hadad