Kamis, 04 Oktober 2012

hikmah dibalik ujian


Alkisah, ada sebuah kepompong menempel pada salah satu ranting, disebuah pohon yang besar. Kepompong itu tengah diperhatikan oleh seorang pemuda, setiap hari ia selalu memeriksa apa yang terjadi pada kepompong itu.
Suatu ketika, tiba saatnya kepompong itu untuk bermetamorfosis, seekor kupu – kupu yang indah akan keluar dari kepompong itu. Melihat kejadian tersebut, pemuda itu tampak tertarik untuk memperhatikan peristiwa tersebut.
Mula – mula dari pangkal kepompong itu, nampak keluar kepala kupu – kupu, setelah sekian lama berselang, baru setengah bagian dari tubuh kupu – kupu itu keluar dari kepompong, itupun dengan perjuangan yang sangat berat, melihat peristiwa itu, si pemuda nampak merasa kasihan dan berniat untuk membantu dengan memberikan sedikit lubang pada jalan keluar kupu – kupu itu, sehingga kupu – kupu itu pun dapat keluar dengan cepat. Setelah sekian lama keluar, ternyata kupu – kupu itu tidak mampu mengembangkan sayapnya, kupu – kupu itu hanya bergerak dengan kakinya dan beberapa saat kemudian kupu – kupu itu mati.

Inilah sebuah kisah yang banyak mengandung hikmah luar biasa, ini adalah sebuah sisi lain dari maksud akan adanya ujian Allah. Kalau kita membaca kisah ini dengan sebuah perenungan, maka akan timbul pertanyaan, kenapa Allah melakukan hal tersebut terhadap kupu – kupu itu ?
Dengan peristiwa ini, Allah menunjukan bahwa untuk mencapai suatu kebahagiaan, atau merasakan indahnya kebahagiaan, tentu akan ada ujian yang akan menghadang. Seperti halnya kupu – kupu tersebut, karena pada lapisan dalam kepompong, terdapat zat – zat kimia yang menyebabkan perkembangan sayap kupu – kupu itu berkembang dengan baik, sehingga lahirlah seekor kupu – kupu yang indah. Namun perlakuan pemuda tadi, yang tampaknya membantu dan mempermudah kupu – kupu itu, malah menjadikan sayap kupu – kupu tersebut tidak berkembang, dan mengakibatkan kupu – kupu tersebut mati.
Kalau kita ibaratkan, kupu – kupu itu adalah jiwa kita, yang tengah ditempa ujian dan rintangan yang begitu berat, dan pemuda itu adalah nafsu kita, dimana ia memiliki sifat keluh kesah, putus asa, dan tidak sabar. Dengan kesabaran menjalani ujian, maka jiwa kita akan lebih tenang, tenteram, dan merasakan keindahan, layaknya kupu – kupu yang mampu terbang menghiasi bunga, akan tetapi apa bila kita tidak sabar, berputus asa akan ujian tersebut, maka lama – kelamaan jiwa kita akan kesakitan, dan akhirnya mati.
Inilah sebuah hakikat ujian dari Allah. Ujian, masalah, ritangan, kesedihan itu adalah jalan menuju kebahagiaan yang sejati. Semakin berat ujian yang dihadapi, maka akan semakin indah kebahagiaan yang akan kita rasakan.
Firman Allah SWT,Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.( Q.S Al – Insyirah : 5 – 6 )

Wallahu ‘alam

Artikel Terkait

hikmah dibalik ujian
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email