Kamis, 28 Maret 2013

Idealis vs realistis

Kujatuhkan pandangan kulihat jurang dalam
Penuh dengan onak duri yang amat mengerikan
Ku dongakan kepala kulihat langit tinggi
Terbentang luas tiada bertepi

(Hijjaz – Damai Nan Indah)

Eits tunggu dulu, ini bukan artikel review nasyid ya, dan lagi pula nggak ada kaitannya sama sekali dengan makna nasyid diatas.. hehe.. saya hanya suka saja dengan ilustrasi yang disampaikan Hijjaz dalam salah satu nasyidnya ini.

Perumpamaannya memang tidak jauh berbeda, idealism itu seperti menatap langit, sementara realistis itu menatap bumi. Manusia dengan segala dinamika nya pun tidak bisa total memilih satu bagian, meski dominan realistis atau idealis selalu ada bagian dirinya yang memiliki sifat berlawanan.

Mungkin tidak salah juga jika saya mengatakan bahwa ini termasuk kedalam fitrah pasangan, seperti siang-malam, gelap-terang, baik-buruk, maka idealis-realistis adalah sebuah keniscayaan akan kesempurnaan. Jika ini adalah, katakanlah, fitrah yang ada di setiap individu, persoalannya lebih baik mana yang harus didominankan..??

Erat kaitannya kecerdasan emosional, pengendalian diri termasuk waktu yang tepat saat kita berfikir idealis dan realistis menjadi penting untuk dikuasai. Namun, karakter setiap individu pun turut serta berpengaruh dalam menentukan hal ini. Contoh, sifat obsesif, agresif, dan yang lain sebagainya.

Kembali ke ilustrasi di atas, contoh penggunaan idealis-realistis. Saat kamu mendaki gunung, okelah jika kita senang melihat puncak, sesekali sebagai pemicu semangat ditengah gempuran lelah, sah-sah saja sebagai bentuk idealis kita meraih puncak, tapi jangan lupa, lihat pula jalur pendakian, tebing dan jurang yang menghadang, saat mendaki mendongak memang asyik, tapi menunduk saya kira lebih penting.

Persoalannya selanjutnya adalah dimana seharusnya idealis-realistis adalah pasangan sejati, ini malah menjadi pasangan yang saling membantai. Kembali ke ilustrasi pendakian tadi, idealnya adalah sampai puncak, tapi bagaimana saat jurang menghadang..??? pulang, loncati, atau cari jalan baru..??

Idealnya saat kita punya visi, cita-cita, dan sebuah keinginan, adalah mewujudkannya, tapi terkadang kita lupa realistis, kita lupa antisipasi akan kenyataan yang akan kita hadapi. Ingat..!! realistis bukan pesimis, justru ia adalah sebuah dorongan untuk mencari alternative lain untuk mewujudkan idealism nya. Idealism tanpa realistis sama saja bunuh diri, ia akan meloncati jurang yang ada demi sampai puncak. Realistis tanpa idealis sama riskan, susah rasanya mencapai puncak, yang ada pulang saja. Pasangan idealis-realistis, ia akan mencari jalan baru untuk menggapai puncak.

Wallahu a’lam\

sumber gambar

Rabu, 27 Maret 2013

RUU Santet, Zina, dan Ushul Fiqh..

RUU Santet, Zina, dan Ushul Fiqh..


Artikel ini sebenarnya hanya kutipan dari yang disampaikan Ust. Mustafa Yakub di acara Indonesia Lawyer Club di TV *ne, dan artikel ini pun tidak juga mewakili pandangan penulis terhadap dua kasus seperti yang tersebut di judul di atas, yaitu Santet dan Zina, karena Islam sudah jelas mengatur akan hal ini. Namun, problemnya adalah saat perkembangan tekhnologi, budaya, dan peradaban terus kian berkembang sehingga membutuhkan sebuah metode baru dalam hal menegakkan syariat.

Belalah (tolonglah) kawanmu baik dia zalim maupun dizalimi. Apabila dia zalim, cegahlah dia dari perbuatannya dan bila dia dizalimi upayakanlah agar dia dimenangkan (dibela). (HR. Bukhari)

Inilah hadits yang disampaikan ust. Mustafa Ya’kub dalam pernyataannya di acara tersebut. Pengertian akan hadits ini merupakan sebuah dalil akan ushul fiqh yang menyatakan bahwa hukum itu semestinya mendorong untuk pencegahan, bukan hanya sekedar penghukuman. Dalam hal pengajuan RUU Zina dan Santet pun, ustadz berpendapat ini adalah sebuah bentuk pencegahan, karena ada sebuah ancaman atas tindakan zalim (Santet dan Zina) tersebut. Maka dalam penyusunan RUU KUHAP tentang dua kasus ini pun mestinya dipahami sebagai bentuk pencegahan.

Kaidah ushul fiqh mengatakan,
“Segala sesuatu itu halal, sebelum ada aturan (syariat) yang melarang”
Oleh karena ini juga, maka RUU ini sebagai bentuk aturan ketegasan dalam hal santet dan zina. Sederhananya, selama ini Santet dan Zina, setidaknya di aturan Negara, diperbolehkan sebab tidak ada satu pun undang-undang yang mengatur akan hal ini.

Bergerak ke tahap selanjutnya, problem yang lebih kompleks dari dua kasus ini adalah metode pembuktian. Jika fiqh mengatakan butuh setidaknya 4 orang saksi dalam kasus zina, maka di zaman serba modern ini setidaknya butuh tambahan 1 orang saksi ahli diantara 4 orang itu, bisa jadi untuk membuktikan secara biologis akan adanya kasus perzinahan. Namun, aturan ini pun tidak serta merta dapat berlaku ditengah degradasi moral, dan kebobrokan social politik yang saling menjatuhkan, aturan ini menjadi riskan untuk disalah gunakan, maka dibutuhkanlah sebuah system yang benar-benar efektif.

Persoalan serupa pun dengan santet, problem metode pembuktian dalam kasus santet belum ditentukan alternatifnya, sebab ini berbicara dalam ranah ghaib yang irrasional. Hukum perundang-undangan membutuhkan pembuktian yang rasional, apa jadinya jika pembuktian irrasional ini sampai di pengadilan..??


Dari GKN, Tanah Abang, Smartfren, dan Kumpul Kebo

Dari GKN, Tanah Abang, Smartfren, dan Kumpul Kebo

Ya, judul itu memang menunjukan apa yang saya alami dalam dua minggu terakhir. Rangkaian peristiwa yang sangat berharga sekali jika dilewatkan. Sekaligus khusus dalam postingan ini pun, seperti sebuah penebusan akan “bolos”nya postingan di blog.. :P
  
Tanggal 18 maret lalu saya berkesempatan menghadiri acara di Gelora Bung Karno. Saya adalah salah satu peserta yang lolos tahap seleksi proposal dan interview Gerakan Kewirausahaan Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi. Oke, hasilnya memang tidak menang tapi ada sesuatu yang lebih berharga dari sekedar arti kemenangan.

Apa yang ingin saya ceritakan bukan masalah pakaian, jualan, atau grosir, tapi sebuah peluang..!! ya, sebagai seorang pengusaha rasanya keterlaluan jika tidak mengenal tempat yang satu ini, Tanah Abang.

Dalam dua pekan, ini sudah ke dua kalinya smartfren mengalami RTO (Request Time Out) gila-gilaan. Tiba-tiba modem yang satu ini tidak bisa mengakses situs-situs yang berserver dari luar negeri. Hanya beberapa situs “nasionalis” yang bisa diakses, seperti kaskus, republika, indowebster, dan detik, sisanya…??

Mendidih rasanya mendengar sebuah acara debat di sebuah stasiun televise swasta yang membahas RUU tentang Zina. Tapi apalah daya, saat sadar bahwa inilah Negara Demokrasi, dimana ”yang katanya” kedaulatan di tangan rakyat, maka ditangan “mereka” pulalah hukum bisa ditawar.

RUU yang ramai diperbincangkan, namun ternyata ada beberapa problem dalam melaksanakan dua RUU ini, apakah itu..??
cerita dengan Smartfren

cerita dengan Smartfren


Sedang asyik-asyiknya manteng di fb, eh tiba-tiba disconnect, coba cek di twitter ternyata sama, cek di google, sama juga.. cek di kaskus, hmm.. ini yang beda, kok kaskus bisa ya..?? ooohh, ini dia maintenance smartfren.. hhhh.

Ini kedua kalinya saya terserang gangguan, pertama kali terserang gangguan, kaskus pada waktu itu langsung heboh. Banyak makian, cacian, dan hujatan pada provider yang satu ini, ya mau bagaimana lagi, gangguan ini terjadi sekitar pukul 3 subuh, sampai pukul 10 malem..!! alhasil banyak orang yang tergantung hidupnya di internet mesti terganggu aktivitasnya, ya sama seperti saya.

Setelah diselidiki ternyata gangguan ini akibat longsor yang terjadi dibawah laut sumatera, yang mengakibatkan rusaknya jaringan kabel bawah laut. Oke disini sebenarnya saya agak maklum, karena “katanya” provider lain pun mengalami gangguan yang serupa. Ya sudahlah, hasilnya untuk sehari itu saya dedikasikan untuk hal lain.

Hari sabtu kemarin (23 Maret), lagi-lagi smartfren terjadi gangguan, awalnya maklum saja, maintenance lagi kali. Ditunggu permenit, perjam, sehari, dua hari tidak kunjung usai..!!! lagi-lagi kaskus heboh.. wah ada yang salah nih.. sampai turun tangan lah menkominfo untuk menginvestigasi hal ini. Dan hasilnya..??


Dezig..!! *ingin rasanya bilang kata-kata kasar, tapi sudahlah.. istghfar saja.. hiks

Dalam kesempatan itu juga pak Tifatul sembiring mengeluarkan pernyataan agar smartfren segera memperbaiki jaringannya, dengan tenggat hari itu juga. Hasilnya meski lemot, minggu malam akses smartfren sudah kembali normal.

Tapi ternyata, drama belum berakhir, tiba-tiba smartfren mengeluarkan kebijakan baru, merubah layanan true unlimited, yang biasanya batas pemakaian per hari 500mb menjadi 2gb per bulan, artinya jika pemakaian kuota perbulan sudah full siap-siaplah kena FUP. dan, artinya paket langganan saya pun akan berubah, dan diganti dengan paket “batas”. Meskipun ini sebenarnya sudah saya prediksi, karena smartfren adalah satu-satunya provider yang masih memberlakukan paket true unlimited termurah, ya logis saja sih, mau sampai kapan kayak gitu, sementara keuntungan kali ini jauh lebih menjanjikan.


tapi sejauh ini, smartfren tetap dihati deh. heuheu..

kok tambah cepet ya..??

hehe

Wallahu a'lam