Rabu, 27 Maret 2013

Kumpul Kebo.. Boleh..??

Kumpul Kebo.. Boleh..??


Mendidih rasanya mendengar sebuah acara debat di sebuah stasiun televise swasta yang membahas RUU tentang Zina. Tapi apalah daya, saat sadar bahwa inilah Negara Demokrasi, dimana ”yang katanya” kedaulatan di tangan rakyat, maka ditangan “mereka” pulalah hukum bisa ditawar, dan disesuaikan dengan kepentingan.

Sederhana saja, jika berbicara moral, zina, kumpul kebo, dan prostitusi adalah perilaku tidak bermoral, tapi jika berbicara hukum pidana..?? tidak ada larangan bagi perbuatan zina. Ini yang diperdebatkan sebuah acara di stasiun televise swasta malam itu, RUU Zina yang akan di pidanakan.

Debat itu pun berbicara seputar zina dan berkembang ke kumpul kebo. Memang salah satu pihak tidak secara eksplisit membolehkan zina dan kumpul kebo, tetapi mereka berdalih perilaku itu adalah ranah personal, selagi tidak merugikan lain pihak diluar, sah-sah saja.

Singkatnya perdebatan itu berjalan alot. Tapi saya tidak ingin terjebak disana, apa yang ingin saya bagi adalah sebuah kemirisan bahwa ternyata hari ini zina dan seks bukanlah hal yang tabu.

Sepertinya kita pun masih ingat, seorang calon hakim agung yang menertawakan kasus pemerkosaan di gedung dewan, atau seorang artis merekam perilaku mesumnya, atau seorang ayah memperkosa anaknya sampai tewas, atau kasus-kasus zina di perkampungan yang berakhir dengan pernikahan.

Ini seperti sebuah fenomena gunung es, apa yang kita lihat hanya 20% nya saja mungkin, sementara yang tertutup ada 80% lagi kasus serupa. Pertanyaannya..?? dimana moral..??

Disisi lain, rasanya sudah tak asing dengan kampanye kondomisasi, terutama di bulan februari kemarin. Uniknya, ini seperti sebuah kampanye legal yang didukung oleh pemerintah. Entah konsep seperti apa yang tengah dibangun oleh para pejabat-pejabat yang terhormat disana, saat ada RUU Pidana Zina pun, kita masih diperdebatkan.

Maka, rasanya jangan salahkan jika saya sering “bawel” menggembor-gemborkan PACARAN ADALAH HARAM, karena ini adalah sebuah jaring-jaring jebakan laba-laba bernama degradasi moral.
"Sesuatu" dari Spirit GKN

"Sesuatu" dari Spirit GKN


Tanggal 18 maret lalu saya berkesempatan menghadiri acara di Gelora Bung Karno. Saya adalah salah satu peserta yang lolos tahap seleksi proposal dan interview Gerakan Kewirausahaan Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi. Oke, hasilnya memang tidak menang tapi ada sesuatu yang lebih berharga dari sekedar arti kemenangan.

Sembari menikmati rangkaian acara, dan hiburan dari berbagai artis seperti NOAH, Nidji, Judika, mata saya tertuju pada beberapa orang yang berlalu lalang di sekitaran GBK. Sebenarnya dari awal memasuki kompleks GBK ini pun sudah tidak asing dengan sosok ini, pedagang..!! di gerbang utama saya dan beberapa teman disambut jajaran pedagang yang tengah menjajakan barang dagangannya, ada yang unik, adalah dimana pakaian mereka seragam semua, ya sama, sama dengan pedagang lain, sama dengan peserta, sama dengan panitia, dan pastinya sama dengan saya.

Kaos putih bertuliskan “Indonesia Gigih Sejak Dulu..!!” terpampang jelas di setiap dada mereka. Tapi selama acara berlangsung saya merenungkan, diantara ribuan orang yang memakai kaos itu, mereka lah pemenang sebenarnya. Para pedagang itulah pejuang sebenarnya.

Mereka berhasil memanfaatkan peluang yang ada. Bahkan tanpa modal..!! justru sebaliknya ribuan orang yang serupa dengan saya, mereka justru “mengemis” mengharap bantuan modal dari pemerintah. Sejatinya pengusaha itu berarti orang yang berusaha, bukan orang yang bermodal. Memang dibeberapa segi kita butuh modal, tapi sekali lagi, menjadi pengusaha itu bukan hanya soal modal, disana ada juga soal kerja keras, marketing, disiplin, passion, dan masih banyak lagi.

Kurang lebih 3ribu orang berkumpul di GBK, untuk disaring hampir setengahnya untuk memperebutkan modal 5-25 juta rupiah per-orang. Sementara penjual minuman keliling, hmmm.. spertinya sehari itu saja mereka dapat omzet mungkin 3-5 juta, tanpa proposal..!!

Seperti sebuah pukulan telak dan langsung KO, saya lemas, lelah, melangkah keluar area GBK. Bukan karena persoalan menang dan kalah, tapi soal harga diri yang terasa jatuh terbanting, dan terinjak. Sendiri menjelang malam, saya seperti ditantang dan dihadang belasan gedung pencakar langit ibu kota. Ah kerdil sekali, bahkan para pedagang itu jauh lebih besar dari gedung itu. Kenapa saya mengemis..??

Senyum terkembang, ada sebuah ledakan besar, apalah makna jatuh ke sebuah lubang jika ada emas didalamnya, alih-alih merintih kesakitan kita akan tertawa kegirangan. pengusaha..?? ini dia..!! 

Wallahu a'lam

Selasa, 19 Maret 2013

Sejuta peluang di tanah abang

Sejuta peluang di tanah abang

di tanah abang..

penjual : susu kedelai.. susu kedelai..
saya : satu.. berapa bang..??
penjual : 2ribu mas.. ambil tiga harga grosir mas..
saya : *ngakak

ya itu sekilas gambaran di tanah abang, meski objek utamanya bukan susu kedelai yah..!! bisa dipastikan hampir semua pakaian disini, bisa dapat harga grosir. Mulai dari toko emperan di pinggir jalan, sampai didalem gedung modern nya, semua bisa diperoleh harga grosir. Tidak harga grosir pun harga satuannya sudah terbilang miring juga sih.

Nah, hal ini mestinya jadi peluang bagi pengusaha yang mengawali karirnya dari berdagang. Ayolah, masa nggak kepikiran..!!

Gini aja deh, tadi pagi saya belanja 900ribu di tanah abang, setelah saya itung2, keuntungan yang bisa saya peroleh adalah 2,1 juta rupiah, keuntungan bersihnya..?? 1,2 juta…

Lah itu saja, saya yang baru mulai dagang hari ini, udah kepikiran segitu.. terus…?? Nunggu apa lagi..????

Rasulullah saja dagang.. J

Minggu, 17 Maret 2013

Damage Control Personal ala Nabi

Damage Control Personal ala Nabi


Dalam sebuah perusahaan, atau organisasi mestinya kita mengenal dengan istilah yang satu ini, Damage Control. Ini adalah sebuah system yang berjalan jika keadaan darurat terjadi, entah karena rugi, system crash, atau human error. Jika dalam skala luas dan besar seperti di perusahaan tadi, maka Damage Control adalah sebuah urutan aturan yang yang bersifat darurat dan solutif.

Namun ternyata, Damage Control ini tidak hanya berlaku bagi organisasi saja, ini jauh lebih dibutuhkan untuk setiap personal perorangan. Kenapa..?? karena, bagaimana pun juga sebuah organisasi mewakili sekumpulan individu-individu yang saling mempengaruhi, terlebih seorang pemimpin. Ia harus memiliki Damage Control terbaik dari anggota yang lainnya.

Persoalannya, setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ia memiliki kekhasan, keunikan, dan sifat yang mengharuskan menyelesaikan masalahnya dengan kemampuannya sendiri. Karkateristik psikologis yang berbeda inilah yang melahirkan berbagai reaksi yang berbeda pula di setiap individu, ada yang marah, murung, galau, putus asa, depresi, atau bahkan sampai sakit secara fisik.

Karena itu pulalah, sebelum kita menerapkan satu metode Damage Control didalam diri kita, ada baiknya kita mengenal dulu siapa diri kita. Jika kita tidak mampu memeriksakan diri ke psikolog, ya cukuplah dengan sekedar mengetahui kebiasaan dan respon diri saat situasi terburuk terjadi pada diri kita.

Metode Nabi

Nah salah satu respon yang seringkali ada saat situasi buruk terjadi adalah marah, menurut saya metode ini pun bisa saja berlaku untuk keadaan selain marah, seperti stress, depresi, putus asa, dan galau mungkin. Langsung saja, ada 3 cara yang dianjurkan Nabi,

“Jika salah seorang dari kalian marah saat berdiri, hendaknya ia duduk, kalau belum pergi amarahnya, hendaknya ia berbaring.” [HR. Ahmad]

1.  Duduk
Sebelum mengambil sikap duduk, biasakan untuk diam barang 30 detik atau lebih dari itu. Diam saja, jangan berbicara, dan kosongkan pikiran. Atur nafas, lembutkan pandangan, lenturkan semua syaraf-syaraf yang menegang. Setelah itu barulah duduk, masih sambil mengatur nafas, dan mulailah mencari solusi terbaik selain dari marah-marah.

2.  Berbaring
Ini bermaksud agar tubuh bisa lebih rileks lagi, jika kemarahannya memang lebih besar. Pada dasarnya hampir sama dengan metode atas, tapi berbaring ini memiliki kelebihan lain. Tidak ada satu pun syaraf yang menegang secara fisik. Jika berdiri, maka kaki menopang keseluruhan badan, yang berakibat, menekan tulang punggung, leher, dan berujung ke otak. Begitu pun saat duduk, meski beban tidak sebesar saat berdiri, tapi tetap saja tulang punggung masih menopang beban, yang berpengaruh pula pada tekanan di otak. Nah berbaring, hampir tidak ada beban sama sekali di tulang punggung, maupun di otak.

3.  Berwudhu
Jika, duduk dan berbaring masih belum bisa meredakan kemarahan, maka segeralah berwudhu, dan shalat dua rakaat. Jika tubuh dan lahiriyah sudah tidak sanggup lagi menopang beban amarah, segeralah beralih ke control batiniyah, segeralah mengadu, dan seimbangkan kembali kondisi psikologi agar segera menemukan solusi yang lebih baik.

ada artikel yang lebih baik di Republika