Kamis, 25 April 2013

Galau..

Galau..


“eh.. jangan pilih partai anu, ngakunya bersih, padahal wahabi, korupsi lagi..”
“apaan ibadah di banyakin tapi bid’ah semua..”
“ngakunya memperjuangkan khilafah kok pro demokrasi..???”
“terus saja kampanye khilafah… mana aksinyaaa..?????”
“tuh lihat.. hati-hati sama dia, dia anggota Islam Radikal… bakal di bom lo..”
“hei, apa madzhab lu..?? apa manhaj lu..???”

Rasanya kalau sudah memikirkan hal ini pengen teriak-teriak…. (saat ngetik pun ini sedang teriak-teriak dengan nada sriyosa… hehehe). Waahh openingnya kenapa berantakan begini, karena saya akan menulis artikel paling miris dan paling menyedihkan, sebuah artikel yang membuat saya sendiri… ah entahlah (speechless….).

Sebenarnya artikel ini hendak saya beri judul, kebenaran.. tapi ah apakah diri yang hina, dan bodoh ini cukup untuk melegitimasi sebuah kebenaran..?? hakikatnya hanya Allah yang tahu apa arti kebenaran di zaman yang kacau seperti ini. Maka sebagai makhluk bodoh, hina, ini mencoba menumpahkan unek-uneknya di blog yang juga sederhana ini.

Catatan ini dimulai dari berbagai situs pemberitaan yang berasas islam, yang banyak menerbitkan berita-berita seputar dunia Islam, parahnya mereka semua saling menyerang. Ada yang mengkafirkan anu, mencap sesat anu, memfitnah anu.. dan yang lain semacamnya. Ada yang memfitnah wahabi ke satu partai, (berikut catatan saya tentang hal ini..antara PKS - Wahabi ) ada pula yang menuduh ahli bid’ah ke satu ormas, ada juga yang menuduh pro thoghut ke anggota parlemen, dan ada pula yang menuduh khawarij ke lain pihak.

Saya sendiri sudah mengantongi pilihan terkait hal ini, entah kenapa hal ini bisa terjadi, tapi bayangkan musuh kita yang nyata melihat kondisi kita seperti ini. Saat ada saudara kita yang berjuang ke palestina dianggap kampanye politik, ada juga yang tengah berjuang membela izzah ummat eh malah dianggap takabur, ada yang kampanye sedekah dianggap riya’.

Tuh kan saya speechless lagi… intinya saya hanya ingin bilang.. “wahai umat bersatulah…”

Wallau a'lam

Selasa, 23 April 2013

Bank

Bank

tadi pagi, saya baru pulang dari sebuah Bank untuk setoran, tapi ternyata saldo yang ada direkening saya hanya bertahan 10 menit.. hehe.. sebelumnya saya pun pernah setoran dengan angka yang jauh lebih besar dan hanya bertahan beberapa jam. :P

jika kita, sebagai muslim, pernah dihadapkan pada sebuah dilema tentang Bank Konvensional, maka secara umum, pun kita harus memahami fungsi Bank yang telah berkembang jauh mengikuti peradaban. bagaimana tidak, jika dulu kita mengenal Bank hanya tempat menabung, deposito, kini berkembang jauh lebih interaktif.

Kini Bank menawarkan banyak pilihan dan layanan, seperti pembayaran, talangan, asuransi, dan bahkan sebagai konsultan keuangan. Hal ini akibat dari kebutuhan masyarakat akan kemudahan-kemudahan pelayanan terutama jika berkaitan dengan uang. ya, sebuah teori bisnis mengatakan,"dimana ada kemudahan, disitu ada peluang.." hahaha ngawur.. tapi memang begitu sih, saat kita bisa memberikan layanan yang memudahkan hidup, maka kita akan sukses dalam berbisnis.

kembali ke Bank, apa yang saya alami hari ini pun, bentuk dari pergeseran fungsi (atau mungkin peradaban), saya tidak tahu kapan, tapi mungkin, suatu hari di dunia ini tidak akan ada lagi uang berbentuk fisik (kertas dan logam), yang ada hanya sebuah kartu, dan deretan angka di rekening tabungan. :p

di pelosok lain, pun sedang menjamur konsep BMT (Baitul Mal wa Tamwil). sederhananya sih sama saja dengan fungsi bank, ya sederhananya sama-sama lengkap melayani segala macam bentuk pembayaran apapun.. he. tapi ini mestinya disyukuri, karena menjadi alternatif yang jauh lebih nyaman di bandingkan Bank-bank berskala besar, terutama bagi muslim, karena pelayanan costumer yang mestinya jauh lebih friendly dengan skala yang optimal.

Nah, poin nya.. dengan perkembangan Bank seperti ini, yang menjadi kebutuhan umum masyarakat luas. maka kita sebagai Muslim sebaiknya menyediakan, memanfaatkan, dan mendukung Bank syariah, sebagai bentuk syiar dakwah Islam kenapa tidak..??

Bank konvensional itu mengandung riba, makanya haram. kalo gitu.. pakai bank syariah saja...

eh.. acak-acakan gak sih ini artikel..??? :D