Sempat ramai kemarin di hari kematian Ustdaz Jefri, ada hoax
tentang bahkan awan pun berdoa. Ya, ini hanya satu dari sekian banyak
berita-berita yang sebelumnya pun sempat ramai, bukan kenapa-kenapa, karena
masyarakat kita memang menyenangi hal ini.
Keajaiban-keajaiban mistis seringkali dikaitkan dengan
keyakinan spiritual, bagi muslim, kita lebih mengenalnya dengan mukjizat,
karomah, dan sebagainya. Namun, yakinlah bahwa umat tidak dibangun atas hal-hal
seperti itu.
Masyarakat Indonesia mungkin hampir sama dengan umat Bani
Israil zaman Nabi Musa dulu, ya sama-sama menyenangi hal-hal yang berbau
“ajaib”. Lihatlah Bani Israil, mereka adalah ahli sihir, ahli nujum, tabir
mimpi, dan mereka kalah oleh, Nabi Yusuf seorang ahli mimpi terhebat, Nabi Musa
seorang yang mengalahkan ahli sihir dan pemilik Mukjizat terhebat, dan Nabi
Sulaiman seorang yang pemimpin yang memiliki prajurit-prajurit yang sakti,
bahkan Nabi Isa seorang yang mampu menghidupkan kembali yang telah mati, (semua
dengan izin Allah). Kesimpulannya, mukjizat sebenarnya adalah sebuah bahasa
tertentu yang dikaruniakan Allah untuk umat.
Bagaimana dengan Nabi Muhammad..?? Hadis riwayat Anas ra.:
Bahwa penduduk Mekah meminta kepada Rasulullah saw. untuk diperlihatkan kepada
mereka satu mukjizat (tanda kenabian), maka Rasulullah saw. memperlihatkan
kepada mereka mukjizat terbelahnya bulan sebanyak dua kali. (Shahih Muslim
No.5013)
Namun apa yang terjadi..?? kamu musyrikin mekkah tetap saja
kafir, mereka mengatakan itu adalah sihir yang menipu mata, intinya seberapa
pun hebat mukjizat yang ditunjukan Rasulullah dengan Izin Allah, itu tidak akan
berpengaruh banyak sebab tingkat peradaban mekkah saat itu yang sudah mulai
lebih tinggi, dengan mulai mengutamakan hal-hal yang lebih rasional. Maka dakwah
Nabi Muhammad pun lebih focus ke ranah rasional, seperti akhlak dan penegakan
syariat, misalnya.
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia. (HR. Al Bazzaar)
Begitu pun halnya karomah, saat SD saya seringkali di beri
tahu oleh guru tentang definisi karomah, mungkin berikut ilustrasinya..
“keajaiban yang ada pada diri Rasul..??? (anak-anak serentak
menjawab) Mukjizat..!!”
“keajaiban yang ada pada wali Allah..?? Karomah..!!”
Apakah salah..?? tidak juga karena memang karomah itu kebanyakan
(atau mungkin yang kita tahu) ya berbentuk keajaiban. Tapi hal ini pun mesti
diluruskan, karomah yang berbentuk keajaiban bukan pra-syarat untuk memperoleh
derajat ke-wali-an.
Sering saya pun mendengar komentar orang fanatic seperti
ini,” kalau ngaku wali, mana karomahnya..???” hmmm, sulit juga kalau ketemu
yang seperti ini, ini mungkin akibat terlalu sering mendengar cerita Wali
songo, yang salahnya, malah mengkaji tentang keajaiban-keajaiban mereka, bukan
metode dakwah, akhlak, dan ilmunya yang mestinya lebih bisa kita tiru,
dibanding keajaiban-keajaiban semisal terbang atau kebal akan senjata.
Ya, Wali Songo adalah wali Allah, pengemban dakwah, tapi
jangan salah juga kita percaya mereka wali kalau sudah dengar cerita ke
karomahan nya, kurang tepat juga.
Yang perlu diluruskan adalah, adanya beberapa lembaga
pendidikan (biasanya tradisional) yang membuka majlis Ilmu, tapi dengan hasil
akhir keajaiban-keajaiban itu tadi. Setelah menghapal anu akan kebal senjata,
setelah tamat kitab anu akan bisa melihat ghaib, setelah mengamalkan amalan anu
akan mampu meringankan segala hal.
InsyaAllah akan berlanjut ke bagian 2, kesimpulannya,
Mukjizat, Karomah adalah kebesaran Allah, hal tersebut adalah bahasa untuk kita
agar lebih memahami tentang Islam. Mereka adalah metode bukan hasil akhir.
Wallahu a'lam
lanjut ke part 2
Wallahu a'lam
lanjut ke part 2
Mukjizat
4/
5
Oleh
hadad