Dulu sekali, di sebuah stasiun radio swasta, saya sering
mendengar kisah inspirasi Islam, sebuah kisah yang dibacakan oleh seorang
ustadz.. kurang lebih ceritanya seperti ini,
“ Ustadz, saya punya seorang teman, beliau itu seorang yang rajin
tahajud, Qiyamulail, shaum sunnah, pokoknya amalannya luar biasa, bahkan setiap
kali shalat malam ia mendapati sekelilingnya, hening, syahdu, seakan-akan alam
ikut bersujud, pohon-pohon ruku’, dan angin pun terdengar bertasbih. Saya
sendiri pun mencoba beribadah seperti itu, tapi tidak dengan saya, saya tidak
mendapati keheningan alam, saya tidak mendapati pohon-pohon ruku’, saya juga
tidak mendapati bisikan-bisikan tasbih dari angina, apa yang salah ustadz,
apakah Allah tidak menerima amalan saya..
Subhanallah, seringkali kita beribadah dengan berharap
karomah-karomah, keajaiban-keajaiban yang diluar nalar kita, berharap ada
sebuah mukjizat dihadapan kita. Padahal, kita seringkali mengabaikan mukjizat
yang sebenarnya. Saya ingin Tanya, apakah tangan anda lengkap..?? apakah anda
sehat..?? istri, anak anda sehat..?? lalu kurang apa lagi..?? kita berharap
bisa terbang, bisa kebal, bisa melihat hal-hal ghaib, tapi kita tidak
mensyukuri setiap tarikan nafas, setiap perputaran dan pergantian oksigen yang terjadi
didalam paru-paru kita, bukankah itu pun mukjizat..?? sekarang saya Tanya
sekali lagi, apakah anda masih bisa berjalan..?? sementara saudara-saudara
memiliki keterbatasan, tak memiliki kaki, ingin sekali merasakan berjalan
normal.. lantas kita berharap bisa terbang, tanpa mensyukuri kemampuan
berjalan. Apakah anda bisa melihat..?? sementara saudara-saudara kita ada yang
di ambil oleh Allah penglihatannya, anda malah mengharap lebih dengan mampu
melihat hal-hal ghaib. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan..??
Sudahlah, perbanyak bersyukur, perbanyak amalan dengan
ikhlas, urusan diterima atau tidaknya itu adalah hak Allah, yang penting kita
sudah berupaya maksimal dan optimal. Apakah karomah-karomah,
keajaiban-keajaiban irrasional datang atau tidak, itu tidak penting. “
Memang, terkadang untuk sekedar beriman saja kita masih
menantang Allah, menantang mukjizat, menantang datangnya karomah, lalu apa
bedanya kita dengan Bani Israil..?? kadang kita baru sadar, kalau sudah ada
lafaz Allah di langit, kita baru iman kalau ada buah yang bertulis lafaz arab,
kita baru bertaubat, kalau ada penampakan-penampakan irrasional dihadapan kita.
“nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan…??”
Padahal mukjizat-mukjizat Allah tersebar luas, berserakan di
alam raya, bagaimana bintang bercahaya, bumi berputar, tanah menyubur, hujan,
angin, air, semua adalah keajaiban yang mestinya cukup untuk menyadarkan.
Wallahu a’lam
Mukjizat Part 2
4/
5
Oleh
hadad