6. Ibnu Sirin, dia berkata,” Kami berkunjung ke rumah Abu
Hurairoh yang saat itu dia sedang mencelup dua lembar kain katun dengan warna
merah. Setelah mengambil salah satu di antaranya, dia berkata,”bagus benar Abu
Hurairah yang mewarnai kain katunnya. Padahal dulu aku pernah menggeletak
diantara mimbar Rasulullah SAW dan kamar Aisyah dalam keadaan pingsan. Lalu
tiba-tiba ada seseorang yang menginjakkan kakinya ke leherku, karena dia
mengira aku orang gila, padahal saat itu aku seperti itu karena rasa lapar.”
7. Asma’ binti Abu bakar ra, dia berkata,” Suatu kali aku
berada di sebuah area tanah yang dibagikan Nabi SAW kepada Abu Salamah dan
Az-Zubair, tepatnya di tanah Bani Nadhir. Saat itu Az-Zubair sedang keluar bersama
beliau. Kami mempunyai seorang tetangga Yahudi yang sedang menyembelih domba
dan memasaknya. Aku bisa mencium bau masakannya yang amat sedap. Aku yang
menggendong putriku, Khadijah, tidak sabar mencium bau masakannya itu. Maka aku
keluar rumah dan menemui istri tetanggaku Yahudi itu, pura-pura meminta api,
dengan harapan dia akan memberiku sebagian masakannya, sekalipun aku sebenarnya
aku tidak membutuhkan api. Setelah aku bisa melihat dan mencium bau masakan itu
dari dekat, rasa keinginan semakin menggebu. Maka api yang kuminta dari
tetanggaku kupadamkan, lalu aku mendatanginya lagi untuk kedua kalinya,
pura-pura meminta api. Hal ini kuulangi lagi hingga tiga kali. Setelah itu aku
duduk menangis sambil berdoa kepada Allah. Tak lama kemudian suami tetanggaku
Yahudi datang lalu bertanya kepada istrinya,”Apakah ada seseorang yang telah
datang kesini?”
“Ya, ada seorang wanita Arab yang meminta api,” jawab
istrinya.
Sang suami Yahudi berkata,”Aku tidak akan mencicipi masakan
itu sedikit pun, atau engkau mengirim sebagiannya kepada wanita itu.”
Lalu orang Yahudi itu mengirim masakan itu beserta kuwalinya
kepadaku. Tidak ada sesuatu yang lebih
menarik bagiku didunia saat itu selain dari masakan.”
8. Jabir ra, berkata,” Saat menggali parit (menjelang perang
Ahzab), kami terhadang sebongkah batu besar yang amat keras. Maka orang-orang
mendatangi Nabi SAW dan melaporkan keberadaan batu yang tidak bisa kami
pecahkan itu. Kami ikut turun kedalam parit. Saat beliau berdiri, terlihat ada
batu yang diganjalkan ke perut beliau. Selama tiga hari kami tidak pernah
mencicipi makanan.”
9. Jabir ra, berkata,”Rasulullah SAW mengutus kami untuk
mencegat kafilah dagang milik Quraisy. Abu Ubaidah diangkat menjadi pemimpin
kami. Beliau juga membekali kami dengan sekantong korma, tanpa ada bekal yang
lain. Abu Ubaidah memberi kami sebuah korma untuk satu orang.
“Apa yang bisa kalian lakukan dengan sebuah korma itu?” ada
seseorang bertanya.
Kami menjawab,”Kami mengulumnya sebagaimana bayi yang
mengulum sesuatu, kemudian kami minum air, hingga hal itu sudah cukup bagi kami
untuk kebutuhan sehari semalam. Kami juga mencelup tongkat kami kedalam air
lalu kami memakannya.”
Wallahu a'lam
Lapar Rasululloh dan Shahabat -part2
4/
5
Oleh
hadad