Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan
sesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Al Qur'an) dan sunnah
Rasulullah Saw. (HR. Muslim)
Seorang Muslim mestinya wajib mengkaji ilmu dari satu sumber
ini, Al-Qur’an. Panduan hidup, ajaran, arahan, serta hikmah yang luar biasa
berada disini. Bagaimana tidak, inilah firman Allah, kalimat yang langsung
berasal dari Allah.
Terbayang bagaimana jika seorang yang sadar usianya akan
berakhir, kemudian mencoba menghasilkan sebuah karya terbaiknya..?? inilah yang
saya rasakan tatkala membaca sebuah kitab tafsir, Fizhilallil Qur’an, atau Di
Bawah Naungan Al-Qur’an. Sayyid Quthb berhasil menghasilkan sebuah karya besar,
amal jariyah yang luar biasa di penghujung hidupnya, tafsir Fizhillalil Qur’an
memang agak berbeda dari kitab tafsir kebanyakan.
Rangkaian kata, susunan redaksi dalam kitab ini sangat
indah, namun menghujjah, setidaknya itulah yang dapat kita rasakan dalam
terjemahannya. Terdapat sebuah kekuatan, sekaligus keindahan, namun tidak
sedikitpun mempengaruhi esensi kebenaran yang semestinya ada dalam sebuah kitab
Tafsir.
Kehadirannya di awal abad ke-20, menyebabkan banyak
tantangan hadir malang melintang dalam penyusunan kitab tafsir ini. Tantangannya
saat umat tidak hanya butuh pengertian dan penjelasan secara ma’tsur namun pun
secara ra’yi. Saat umat digerus pemikirannya oleh liberalism, hedonism, ideology
dictator, dan keterbukaan sains, Sayyid Quthb berhasil menjawab tantangan itu. Sayyid
quthb mampu menjelaskan sebuah kajian tafsir dengan mengikut sertakan pemahaman
logika, beserta bukti-bukti entah itu berupa sains atau catatan sejarah (dan
tentu saja yang relevan di masa itu), disamping tentu saja kajian utamanya yang
berupa penjelasan dari hadits.
4 rekomendasi rasanya sudah cukup meyakinkan saya untuk
belajar dari kitab tafsir Fizhillalil Qur’an. Rekomendasi itu berasal dari
Prof. K. H. Ali Yafie, Dr. K. H. Didin Hafidhuddin, Dr. K. H. Miftah Faridl,
dan Prof. Dr. Din Syamsudin. Rekomendasi ini bisa dibaca dibagian belakang
cover kitab.
Setidaknya, inilah referensi kitab tafsir kedua yang ada di
rumah kami (penulis blog, yang satu lagi adalah tafsir Al-Jalalaein). Di beberapa
artikel saya langsung mengutip dan mensarikannya dari kitab yang satu ini.
Allahum arhamna bil Qur’an..
Fizhillalil Qur'an
4/
5
Oleh
hadad