Sebuah pepatah umum saya kira, tentang pemahaman kita
tentang kehidupan. Roda ini berputar, jika kita berada di satu titik dalam
garis lingkar roda tersebut, maka ada kalanya kita berada diatas, dan sewaktu-waktu
di bawah. Tapi yang ingin saya ceritakan disini adalah tentang imajinasi saya,
terkait roda kehidupan.
Bayangan pertama yang terdapat di kepala tentang roda
adalah, roda yang berputar. Timbul pertanyaan, apakah roda itu berputar pada
porosnya, semisal katrol diam, atau roda yang bergerak menggelinding. Saya
membayangkan jika roda itu berputar pada poros dan diam, alangkah monotonnya
hidup ini, hanya berputar di tempat yang sama, jatuh bangun di tempat yang
sama, ah membosankan. Maka jika saya bisa memilih roda kehidupan, saya lebih
baik memilih roda menggelinding. J
Bayangan kedua, jika roda itu menggelinding, berarti
bergerak dalam sebuah medan, sebuah landasan. Nah, permasalahannya landasan itu
tidak akan selamanya mendatar, dan lurus, pasti akan banyak ditemukan belokan,
tanjakan, dan turunan, bahkan jurang atau tebing pun pasti menghadang. Hal ini
melahirkan, bayangan saya berikutnya, mungkinkah jika kita yang berada di garis
lingkar roda itu memiliki kendali, semacam stir ? jawaban saya, bisa saja.
Ralat jika salah, mungkin ada korelasinya dengan pepatah arab, man jadda wa
jadda..!! berarti kita bisa mengendalikan kehidupan, syaratnya hanya satu sungguh-sungguh.
bentuk sesuai dengan medan dan kebutuhan |
Bayangan berikutnya, adalah jenis roda yang kita “tumpangi”
dalam perjalanan menggelinding tadi. Apakah roda itu berjenis yang bisa menaiki
bukit, atau jenis yang bisa berenang, atau yang standar, atau yang seperti apa
? jenis roda ini akan mempengaruhi perjalanan roda tersebut. Dalam perspektif
saya, inilah kemampuan, potensi, sumber daya yang kita miliki untuk menjalani
kehidupan, seoptimal mungkin, dan semaksimal mungkin. Permasalahannya, jika
kita tidak tahu jenis roda seperti apa yang kita tumpangi, kita memaksanya
untuk mendaki bukit, padahal roda kita tidak sanggup, dan sebenarnya ada jalan
yang mendatar, hanya saja memutar lebih jauh. Ini terjadi pada orang-orang yang
tidak mengetahui potensi yang terdapat pada dirinya, akibatnya, ia hanya
bekerja dan berkutat dalam satu hal tanpa memperoleh hasil, padahal jika ia
memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya, hasil berupa kesuksesan itu pasti
diraih.
Bayangan selanjutnya, dalam bentuk sebuah roda pasti
terdapat dua sisi, seperti uang logam. Maka jadilah dua sisi yang selalu hadir
dalam kehidupan, panas-dingin, gelap-terang, baik-buruk. Sebuah roda yang baik,
adalah roda yang seimbang antara kedua sisinya, sehingga ketika ia berjalan, ia
akan tetap stabil tanpa mudah celaka.
Ya, itulah sekilas imajinasi saya tentang roda, roda
kehidupan. Sebuah catatan sederhana, yang dikembalikan kembali pada pandangan
masing-masing.
Jika ada yang ingin menambah atau memodifikasi “roda”-nya
masing-masing, share ya.. J
inilah cerita sebuah roda
4/
5
Oleh
hadad