Kamis, 09 Februari 2012

Cinta Dunia

Cinta Dunia

Dalam kehidupan, setiap zamannya selalu memiliki keunikan dan kekhasan yang hanya dimiliki oleh peradaban itu, atau menjadi identitas yang dipegang olehnya. Sebutlah, Babylonia yang menjadi peradaban pertama yang menggunakan bahasa, Mesir yang menjadi peradaban pertama yang menggunakan tekhnologi meski sederhana. Dalam kaca mata Islam pun jika setiap kaum memiliki Nabi, maka kaum atau Nabi itu mengunci satu identitas yang kelak akan menjadi alat dakwah kepada kaumnya itu. Missal, Nabi Nuh dengan bahtera, Musa dan kaumnya dengan keahlian sihir, Daud dengan kemerduan suara, dan lain lagi. Nah yang menjadi identitas bagi Nabi Muhammad dan kaumnya, yaitu kita, insya Allah, adalah perdagangan.

Menilik identitas kaum Nabi Muhammad sebagi pedagang, maka kita seharusnya diunggulkan dalam bidang perekonomiannya, sebut saja shahabat Nabi seperti Abdurrahman Bin Auf, Utsman Bin Affan, Umar Bin Khattab, dan banyak shahabat lain termasuk Nabi sendiri adalah pedagang yang sukses. Saat ini, kita tidak bisa menutup mata, bahwa faktanya hanya sedikit yang menekuni profesi mulia ini, banyak yang lebih menjadi karyawan, atau profesi lainnya dari pada berdagang, padahal inilah 9 dari 10 pintu rezeki yang dijanjikan.

Namun tantangannya, dalam kaum ini yang memiliki identitas dan kekuatan ekonomi adalah hubbud dunya. Hal ini yang diwanti-wanti oleh Nabi sebagai tantangan berat yang akan menghadang di akhir zaman. Bagaimana tidak, sebagai pedagang dan pelaku ekonomi, materi sangatlah menjadi aspek utama dalam prakteknya, namun didalam Islam hal ini pun mesti diimbangi dengan ingatan bahwa dunia tidak kekal, dan harus mempersiapkan bekal untuk hidup selanjutnya.

Fenomena hubbud dunya ini, adalah sebuah fenomena yang cukup unik sebetulnya untuk menggambarkan kekuasaan Allah. Kita lihat, biasanya yang hubbud dunya itu kebanyakan adalah orang yang kurang beriman, ia tidak percaya bahwa Allah lah yang menjamin rizkinya, Allah lah yang mengatur kehidupannya, dan Allah lah tempat kembalinya. Uniknya, mereka yang hubbud dunya, dalam prakteknya seperti bersusah payah mencari materi, tapi tidak pernah menikmati hasil jerih payahnya tersebut, sungguh pribadi yang merugi. Kenapa seperti itu ? karena ia merasa akan hidup lama, hartanya mesti cukup ( dalam penglihatannya ) untuk menanggung hidupnya yang lama itu, dan ia merasa takut seandainya ia tiba-tiba jatuh miskin, sakit, atau hajat yang mendadak lainnya.

Berbeda terbalik dengan seorang muslim yang berusaha dibarengi iman. Para shahabat NAbi, adalah contoh yang tepat untuk ini, sebut saja Abdurrahman Bin Auf, ia mensedekahkan seluruh hartanya ketika hijrah, dan setibanya di madinah ia menolak semua pemberian shahabat Anshornya, ia memilih ditunjukan jalan kepasar, dan beberapa tahun kemudian, ia kembali menjadi saudagar kaya raya. Ada lagi shahabat yang memilih untuk menyedekahkan kebun kurmanya kepada Nabi, beberapa hari kemudian ia datang lagi, sambil memberitahukan bahwa kebunnya kini sudah terganti. Dan shahabat yang lain, di samping mereka berikhtiar untuk hidup, akan tetapi mereka tidak silau dengan kegemerlapan dunia.

Hendaknya seorang muslim itu, hanya memandang harta sebatas genggaman tangan, tidak sampai pada hatinya. Jadi, segala usahanya ia lakukan bukan untuk harta semata, tetapi dalam rangka ibadah kepada Allah SWT. Inilah yang dilakukan Nabi dan shahabatnya, mereka berusaha hanya sebatas untuk mencukupi kehidupannya, sedangkan kelebihannya mereka sedekahkan di jalanNya, inilah kunci sukses keberkahan yang utama.

Problema yang kita hadapi saat ini memang tidak mudah, manusia semakin berlomba-lomba memperkaya diri, banyak fasilitas yang dibutuhkan memerlukan uang untuk memenuhinya. Disinilah kecerdasan kita mesti terasah, isyarat Nabi untuk mencukupi hidup, merupakan sebuah isyarat pengaturan financial yang mesti tepat, artinya semua kebutuhan yang dibutuhkan itu harus sebisa mungkin di penuhi. Nabi tidak menginginkan umatnya untuk menjadi miskin, tetapi tidak pula bergelimang harta tak berkah.

Setidaknya, kita sebagai umat muslim sebisa mungkin terhindar dari penjara dan penjajahan materi yang menyesatkan. Seharusnya umat muslim adalah penguasa ekonomi dunia, dengan segala isyarat yang disampaikan Nabi, namun minimal seorang muslim harus mampu menjaga diri dan hartanya dari praktek ekonomi menyesatkan, seperti riba.

Pada akhirnya, Nabi adalah contoh terbaik, suri tauladan umat, dan beliau telah memberikan sebuah arahan tentang bertahan hidup dengan berkah, meski di zaman tersulit sekali pun, selamat sukses dan berkah.

Wallah a’lam

Rabu, 08 Februari 2012

penyebaran Islam, bukti mukjizat


Oleh: Abduldaem Al-Kaheel

Menurut statistik, jumlah umat Muslim lebih dari satu setengah miliar, tersebar di seluruh negara, bahwa Islam tumbuh 2,9% pe rtahunnya.

Dan di tahun 2025, diperkitakan Islam akan menjadi agama pertama di dunia ini. Hal Ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Nabi saw dalam sabdanya, “Kelak perkara ini –yaitu Islam-menyebar seperti menyebarnya waktu malam dan siang hari.”

Maksudnya adalah bahwa setiap daerah yang ada di muka bumi yang menggapai waktu malam dan siang hari, maka Islam juga akan sampai kepadanya. Dan inilah fakta yang terjadi. Lantas, siapakah yang menyampaikan berita tersebut kepada Nabi saw?

wallahu a'lam

Senin, 06 Februari 2012

kotak infak

pagi-pagi seperti biasa, melihat-lihat situs berita online. (biar update nh otak..). aku menemukan sebuah artikel menarik. hikmah dan pembelajarannya semoga bisa kita ikuti dan amalkan. simak ya..


REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Prof Dr Yunahar Ilyas

Sudah menjadi tradisi di Tanah Air kita, umumnya masjid-masjid dan mushala menyediakan kotak infak. Sebuah kotak infak berukuran besar di letakkan secara permanen di bagian yang dianggap strategis, bisa di teras sebelum pintu masuk, atau di bagian dalam langsung setelah pintu masuk.

Jika ada pengajian, kotak infak diedarkan keliling. Begitu juga waktu penyelenggaraan shalat Jumat, tidak lupa beberapa kotak infak diedarkan dari shaf depan hingga paling belakang. Biasanya jumlah infak pada hari Jumat lebih banyak dibanding dengan infak waktu pengajian.

Begitu jugalah yang terjadi pada sebuah masjid di salah satu kota/kabupaten di Jawa Tengah. Setiap selesai rangkaian ibadah Jumat, beberapa orang takmir, kadang-kadang dibantu oleh jamaah mulai membuka kotak infak dan menghitungnya. Isi kotak infak didominasi uang recehan Rp 500, Rp 1.000, dan Rp 2.000. Sesekali terdapat uang Rp 50 ribu, Rp 20 ribu, dan Rp 10 ribu.

Tetapi yang menarik perhatian, pada setiap Jumat selalu ada satu lembar uang Rp 50 ribu. Lembaran uang tersebut selalu tampil sendirian, kesepian, tidak ada temannya. Berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun selalu ada uang lembaran Rp 50 ribu sendirian. Siapa dermawan itu, tak seorang pun tahu.

Sang dermawan tidak pernah sekalipun memperlihatkan uang Rp 50 ribuan tersebut, baik sengaja ataupun tidak kepada jamaah di sampingnya. Barangkali uang itu memang sudah disiapkannya sedemikian rupa dari rumah, dilipat kecil-kecil, di letakkan di kantong baju, sehingga tidak terlihat orang lain. Begitu kotak infak lewat di depannya, maka tangan kanannya langsung memasukkan uang tersebut ke dalam kotak sambil ditutup dengan tangan kirinya.

Bukan berarti menutupi tangan itu karena yang disumbangkan lebih kecil, lebih besar atau malu karena terlihat orang di sampingnya. Ia berinfak ikhlas karena Allah. Orang yang berinfak dan tidak diketahui oleh yang lain, maka dia akan mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat nanti. (Shahih Muslim No 1712).

Alhasil, selama bertahun-tahun tidak ada seorang pun yang tahu siapa dermawan itu. Pada suatu Jumat, tiba-tiba petugas infak tak menemukan lagi uang Rp 50 ribu itu. Para penghitung saling berpandangan dan bertanya-tanya. Pada Jumat berikutnya mereka tak menemukan uang serupa. Begitu seterusnya. Para penghitung, termasuk takmir masjid jadi penasaran. Mulailah pengurus serius menyelidikinya. Akhirnya pertanyaan itu terjawab.

Pada suatu hari sehabis mengisi pengajian di masjid tersebut, saya diajak oleh pengurus masjid makan di sebuah rumah makan tidak jauh dari masjid. Sewaktu makan-makan itulah seorang pengurus menceritakan kisah uang tersebut. “Ustaz tahu, siapa dermawan itu?” tanya seorang pengurus dengan serius. Dengan antusias saya menunggu jawabannya. Pengurus itu meneruskan ucapannya: “Dermawan itu adalah Pak Haji pemilik rumah makan ini.” Saya menyelidik, “Dari mana Anda tahu?”

“Sebab, uang Rp 50 ribu itu menghilang persis dua hari setelah Pak Haji pemilik rumah makan ini meninggal dunia. Sejak itulah, uang tersebut tak pernah lagi ditemukan.” Semoga Allah SWT memberi ganjaran berlipat ganda akan kedermawanan dan keikhlasan Pak Haji tersebut.

subhanallah..

Minggu, 05 Februari 2012

maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia

maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia

sebelum mulai, sejenak mari kita bershalawat, Allahumma Shalli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad, kama shallaita 'ala sayyidina Ibrahim wa 'ala ali sayyidina Ibrahim, wa barik 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala sayyidina Muhammad, kama sholaita 'ala sayyidina Ibrahim wa 'ala ali sayyidina Ibrahim, fil 'alamina innaka hamidun majid.

bulan rabiaul awal telah tiba, bagi umat muslim terutama di Indonesia bulan ini adalah bulan yang tepat untuk merayakan maulid Nabi. seperti yang kita ketahui ( atau bagi yang berminat, silahkan baca di ), pada 12 Rabiul awal adalah hari dimana Rasulullah di lahirkan, untuk memperingatinya maka diselenggarakanlah perayaan maulid Nabi Muhammad SAW.

baik, mungkin kita sudah bosan dengan kontroversi yang ada, mempermasalahkan bid'ah atau tidaknya, masalahnya kedua argumennya sama-sama kuat, sedangkan kita..?? gak tahu apa-apa.. hehe.. ngaku hayoo.. oke dari pada pusing saya tidak akan membicarakan itu. awalnya saya ingin bercerita tentang perayaan maulid di kampung saya, eh ternyata Allah berkehendak lain, di hari H nya saya malah sakit, akibatnya saya tidak ikut maulidan. akhirnya saya memutuskan ganti topik aja deh, kita berbicara budaya di Indonesia aja ya..

tumpeng..!! semua pasti sudah tahu, ini yang biasa menjadi makanan khas ketika maulid ( terutama di kampung saya, dan sunda saya kira ). tumpeng ini bisa berbentuk kerucut, gunungan, atau di bungkus biasa. kebiasaan lain makanan yang ada di maulid adalah, nasi kebuli. nasi yang dicampur dengan kuah daging kambing dan diseajikan dengan acar. makanan ini katanya sih dari arab.

di cirebon, tepatnya kesultanan ada semacam ritual khas yang sering dilakukan, yaitu.. lupa lagi namanya.. hehe.. pokoknya dalam acara ini ada ritual pembersihan benda-benda keramat dan air bekas mencucinya di bagikan kepada masyarakat, yang dianggap mengandung berkah. beberapa daerah pun melakukan hal yang sama.

di jogja, tepatnya disekitar keraton, maulid dikenal dengan sekaten atu gerebeg mulud. biasanya dalam perayaan ini ada gunungan yang biasanya terbuat dari buah-buahan atau kue yang disusun kerucut, yang nantinya akan diperebutkan ditengan kerumunan masyarakat. dalam keraton sendiri ada semacam protokol tentang apa saja yang mesti dilakukan oleh sultan.. ckck.. kagum dengan kesultanan ini.

beralih ke upacara adat hanta a pua, dari bima, Nusa Tenggara Barat. disini maulid menjadi perayaan berbetuk arak-arakan yang menggambarkan kemegahan umat Islam dan kerajaan bima. dalam arak-arakan ini, terdapat pula tarian, pembagian 99 tangkai bunga telur, dan banyak sekali simbol-simbol kerajaan yang memiliki arti filsafatnya tersendiri.

sekarang Aceh, disini maulid dibagi menjadi tiga dibulan rabiul awal bernama "maulid awai" di bulan rabiul akhir "maulid tengoh" dan di bulan jumadil akhir "maulid akhe". tiga kali perayaan maulid ini di tandai dengan diadakannya kenduri.

Kamis, 02 Februari 2012

Garudaku apa kabarmu..??

Garudaku apa kabarmu..??

Dulu, kulihat ibu pertiwi sedang bersusah hati. Air matanya terkadang melinang, namun lembut. Tapi sekarang, tampaknya dia sakit. Air matanya sudah kering, dan wajahnya sudah dingin menandakan ketidak peduliannya lagi pada sekitar. Biarlah hutan gunung dan lautan yang dulu dibanggakan, sekarang tak terurus. Biar mereka dijarah, dibakar, diperebutkan, bahkan mereka saksi setiap insiden berdarah dibumi, yang bernama pertiwi ini.
Sungguh, aku tidak tega melihatmu seperti itu, pertiwi. Tapi aku tak sanggup. Aku kecil. Sedangkan lawan-lawanku dan lawan-lawanmu, adalah raksasa rahwana buas yang kejam, monster. Aku bagai sudra didepan mereka. Aku, dan teman-temanku hanya bisa berteriak-teriak, di balik pagar besi dan kawalan ksatria berseragam coklat, sayang mereka dibawah perintah bangsawan, yang ternyata adalah monster rahwana. Mereka.?? Melenggang tak mendengar, dan banyak berkilah. Ah, kami marah, kami rusak pagar, kami lawan para ksatria, dan kami di pukul, kami ditembak gas air mata, kami di semprot meriam air, bahkan kami ditembak peluru tajam. Maaf, pertiwi kami khilaf, kami malah menumpahkan darah lebih banyak lagi.
Kini, disebuah sudut disenayan, sebuah gedung berdiri kokoh. Aku mencoba masuk kesana dengan sedikit elegan, jangan Tanya berapa, eh bagaimana.. karena aku sendiri lupa. Aura negative begitu terasa disana, ah sepertinya ini yang membuat pertiwi sakit. Aku berjalan, sambil menahan bau yang agak busuk, meski dibeberapa tempat sempat wangi. Gedung utama, mereka sedang rapat, meski tidak semua, alunan merdu dengkuran hamper saja membuatku terlena, indah. Aha, ada kursi kosong disana, atau banyak kursi kosong disana, hmm banyak sekali. Aku turun dan menghampiri salah satu kursi. Coba ah. Hampir saja tubuhku mendarat, tiba-tiba kursi bergeser . gubrak, jatuh yang agak menyakitkan. Aku coba lagi, dan kursinya bergeser lagi. Kini aku ikat kursi itu, dan kupaksakan duduk disana, tiba-tiba alarm menyala, dan kursi berubah menjadi sangat panas, sembari sebuah tulisan keluar di layar utama. Maaf, anda duduk di kursi seharga 24 juta rupiah, sementara pantat anda hanya seharga 5 juta rupiah. Ow, inikah tempat duduk para rahwana..??
Setelah berhasil mendapatkan tempat duduk dari kayu. Aku memperhatikan sebuah burung. Burung yang kurasa sudah sangat kukenal. Wajahnya menghadap ke kanan, tapi dengan mata terpejam. Bulu-bulunya sebagian sudah rontok, tampaknya dia stress. Ooohhh, inikah garudaku..?? , garuda yang dulu sering kunyanyikan, yang sering kuhafal, yang sering kubanggakan, dan yang sering kugambar..?? sekarang..?? bahkan rantai di lehernya telah putus sebelah, menyisakan ketidak seimbangan pada perisainya, dan kini ia terbalik. Apa yang mereka lakukan padamu,garudaku..?? apakah mereka sudah tidak ingat lagi dengan pancasilamu..?? atau mereka sengaja membalikkannya..?? aku tersenyum kecut.
Pertiwi, aku pulang. Maaf aku tidak bisa berbuat banyak. Sebaiknya kita berdoa saja, bu, semoga ada arjuna, atau banyak arjuna lahir dibumi ini. Pertiwi tersenyum. Ya, aku dan dia tahu hanya Allah yang bisa menyelamatkan negeri ini.

Senin, 02 Januari 2012

perjalanan itu

perjalanan itu


“akhir november sempat "mimpi" mau liburan backpacker ke jogja dan mulai lah perencanaannya, awal pertengahan desember keuangan saya sangat mengkhawatirkan sampai membatalkan liburan itu, besok..?? saya akan berangkat ke Jawa Timur-Jogjakarta, dan malam tahun baru disana..

teruslah bermimpi teman.. ^_^”

(status fb tanggal, 27 desember 2011)
Aku di ajak oleh kakak, untuk ikut berliburan selama 5 hari di jawa timur dan Jogjakarta. Aku ikut bersama rombongan sekolah tempatnya mengajar. Meski dompetku isinya sangat pas-pasan, tapi itu tidak menghalangi niatku untuk ikut dengan segala resiko yang ada.. hehe..
Tanggal 28 desember aku dan rombongan pun berangkat, mengambil arah ke ciputat-bekasi-cikampek-dan pantura. Oh iya, bus yang kami tumpangi adalah bus limas eksekutif, jadi lumayan nyamanlah. Berangkat jam 7 pagi, dan berhenti di jam 10 pagi, kalo gak salah di sekitaran tol Bekasi. Maklum, di bus banyak orang tua dan anak-anak, akhirnya kami pun rajin bersilaturahmi ke toilet terdekat.
Kebiasaan perjalanan jauh, dan memakai bus ber-ac adalah tidur. Ya, dan aku pun tidur, sampai pemberhentian kedua, indramayu. Sebenarnya sih aku sempet melek juga, saat di cikampek, dan subang, dan (maklum anak rumahan) di subang saya sangat takjub dengan pemandangan khasnya, yaitu sawah yang membentang luas, dan burung-burungnya yang begitu unik, yang kalo gak salah namanya burung kuntul. Di indramayu, kami beristirahat makan dan shalat, perjalanan pun dilanjutkan setelah beristirahat selama kurang lebih 1 jam.
Perjalanan di lanjutkan, sampai menembus perbatasan jawa tengah kami berhenti kembali di sebuah toko khas oleh-oleh Brebes, ada yang tahu..?? belut..?? salah.. kerupuk..?? salah.. tapi yang bener adalah.. telor asin. Jadilah rombongan kami pada bertelor, eh maksudnya membeli telor asin.
Pemberhentian selanjutnya adalah Kendal, disini aku mulai menemukan fenomena aneh, kakiku sakit. Ah aku biarkan, seperti biasa shalat dan makan, disini kami (aku dan kakakku, khususnya) mulai merasa agak aneh dengan dengan rasa makanan khas jawa timur, hmmm apa ya,,?? Tapi emang beda dengan makanan khas kami yaitu, sunda dan padang, ( haha.. maksudnya keseringan makan di warung padang ).
Shubuh, kami berhenti di sebuah mesjid di.. di mana ya..?? aku lupa.. tapi yang jelas disini aku mulai merasakan kaki yang amat sakit, dan ternyata bengkak. Huhhh, saya mulai bingung harus bagaimana masa baru hari pertama sudah tidak bisa jalan lagi, ah gak seru. Aku pun memaksakan turun untuk shalat shubun berjamaah dan mandi seala kadarnya. Oh iya sepanjang malam tadi, kami berjalan di sepanjang pantai, baru tahu kalo ternyata jalanan raya ini, seperti sangat dekat sekali dengan pantai, cukup membuat mata segar.
Sekitar jam 6 pagi,tanggal 29 desember, kami tiba di lamongan, masih dengan pemandangan pantainya yang khas.
Dan jam 7 lebih kami tiba di tempat tujuan pertama, jembatan Suramadu. Laut selat Madura, khas banget, indah dari persepsi yang berbeda (hihi, apa maksudnya ini teh..). kemudian, memasuki wilayah Madura, dengan pemandangan yang hampir sama dengan subang, tapi dengan burung kuntul yang lebih banyak, kereeeennn. Tapi, bus tidak berhenti, oke, ada apa ini..?? dari yang aku ketahui tujuan pertama Suramadu, tapi kami tidak berhenti sampai di bangkalan, baru berhenti, sampai tiba di sebuah mesjid di sekitaran bangkalan. Baru aku tahu, kalo itu adalah, makam KH Muhammad Khalil Bangkalan.
Turun dari bus dengan jalan terpincang aku berusaha meraih toilet, ciee dramatis. Setelah itu, baru sarapan dengan makanan khas Madura, ya parang..!! bukan, maksud aku sate. Enak, dan murah cukup dengan 5 ribu, 10 tusuk sate dan lontong berhasil mengenyangkan perut yang keroncongan ini. Untuk oleh-oleh, 2 lembar kain batik telah di tangan.
Perjalanan di lanjutkan, setelah berkeliling di sekitaran bangkalan dan disuguhi pemndangan tambak yang luas, dan indah, kami tiba di pelabuhan kamal, sekali lagi, aku tidak tahu kalau ini dalam rute perjalanan, maklum ini pelayaran pertamaku menggunakan kapal feri. Setelah menunggu sekitar 1 jam, bus perlahan masuk ke dek kendaraan kapal feri, angin lautnya, sempet takut masuk angin juga, hehe. Tapi semua ketegangan, terbayar dengan pemandangan yang luar biasa, dari selat Madura,pokoknya Subhanallah deh.
Memasuki Surabaya, dan Sidoarjo, sekitar pukul 4, dan rombongan berkesempatan melihat lumpur panas semburan lapindo. Sayang, kakiku sudah tidak bisa di ajak berkompromi, akhirnya aku dan kakak memutuskan untuk tidak ikut melihat semburan lumpur panas lapindo.
Di pemberhentian shalat ‘Asar, kakakku menemukan sebuah RSUD di sana, kalo gak salah RS Mitra Sehat Medika, pandaan, pasuruan. Akhirnya, aku di bawa ke UGD untuk memeriksakan kakiku yang bengkak, alhasil sebuah suntikan mendarat di pantatku, dan sebuah kartu berobat menjadi oleh-oleh dari Pasuruan, haha tragis.
Malam hari, kami tiba di batu, malang. Setelah menyantap baso malang, mata pun tak kuasa menahan lelah, dan terlelap.
Jum’at, pukul 9, aku masih males bangun, padahal orang-orang sudah pada maen kemana, ya hotel tempat kami menginap, berada di pusat pariwisata batu, jadi di sana ada pasar wisata, kolam pemndian air hangat, dan dilengkapi dengan pemandangan perbukitan yang indah.
 
Sarapan dengan semangkuk nasi dan rawon yang mantap, aku memutuskan untuk menghirup udara segar, ya minimal jalan ke pasar wisata, ku ajak kakak. Sepulangnya, sekantong besar keripik buah sudah ada di tangan, hehe.
Sehabis, shalat jum’at kami berangkat lagi, kali ini tujuannya kebun apel. Dengan niat makan apel sepuasnya, eehh tiba di tempat, aku malah bingung gimana cara ngebedain apel matang sama apel mentah, wah alhasil aku hanya menyantap 2 buah apel, yang kayaknya sih masih mentah, haha nasib.
Pemberhentian selanjutnya adalah BNS atau Batu Night Spectaculer, sekali lagi, ini tidak ada dalam rencana..!! akhirnya, aku hanya menyantap soto lamongan yang berada di jalan protokolnya.
Mendarat lagi di hotel, aku jalan sejenak, dan pulang setelah semangkuk rawon dan sebuah kaos ada di tangan, oh iya hampir lupa nama daerahnya adalah sanggoriti.
Tanggal 31, desember, pukul 8 kami tiba di coban rondo, sebuah air terjun yang luar biasa, indah, dingin, dan tentunya berair, boro-boro mau dekat ke air terjun, baru berjarak 15 meter saja baju sudah basah kuyup.
Setelah puas berdingin-dinginan ria, kami melanjutkan perjalanan dengan arah blitar. Tempat Bung Karno  di makamkan, rasanya ini pertama kali aku naek becak, kami diantar menuju makam Bung Karno, dan luar biasa megah, di sampingnya terdapat suatu gedung yang banyak sekali buku, entah itu perpustakaan atau took, hehe gak sempat masuk. Sayang, di pintu keluar aku dihadapkan pada sebuah jalan memasuki pasar yang pengap, haduh gak enak deh.
Menjelang sore, Bus sudah di arahkan ke Jogjakarta, aku pun memutuskan untuk tidur di sepanjang perjalanan, niatnya mau lihat tahun baruan.
Akhirnya momen tahun baru itu tiba, sayang bukan tepat di Jogjakarta, tapi di perjalanan tepat di Surakarta. Tapi tidak apa-apa, momen meriah tetap terasa, kembang api melesat di berbagai arah, dan adalam kesempatan itu pun aku sempat mengirim pesan singkat ke semua teman-temanku yang isinya kurang lebih.. from jogja, for all my brother and my sister, may Allah help for to be come true our resolution, and may Allah bless us in new year, specially for Gaza and Indonesia, please pray for them, I love you all.. happy new year..
Pukul 3 pagi, kami tiba di Jogjakarta, sayang sepi, mungkin habis tahun baruan langsung pada tidur kali ya.?? Kami memutuskan untuk shalat shubuh di mesjid gedhe keraton, dengan memilih berjalan kaki sementara yang lain naik becak, akhirnya tiba disana.  Alhamdulillah, setelahnya aku mandi, aku sempat bermuhasabah sebentar di Mesjid, indah dan syahdu.
Ada kejadian lucu ketika shalat berjamaah, sekali lagi ini adalah pengalaman pertama aku shalat di sana. Setelahnya, imam membaca alfatihah, aku sangka akan membaca surat pendek biasa, kayak imam-imam lain, tapi ternyata lantunan ayat pertama.. Arrahman. Aku kaget, hah surat Arrahman, akhirnya surat tersebut pun mengalun, indah memang, tapi sepertinya sebagian jamaah belum siap dengan surat ini, ada yang oleng, angkat-angkat kaki, sampai hampir ada saja yang nyusruk, meski hanya setengah surah atau ¾ -nya yang terbaca, tapi itu adalah shubuh terindah yang pernah kurasa, entah bagaimana rasanya jika di Mesjidil Haram.
Matahari terbit, kami sudah stand by dengan pasukan becak kami, siap-siap berburu oleh-oleh khas Jogjakarta, yaitu bakpia pathok, dan batik atau kaos Djogja. Alhamdulillah, aku dapat sebuah kaos, bagus juga, hehe.
Ternyata, rombongan lain, tidak puas dengan belanja pagi itu, akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke tempat belanja berikutnya, aku memtuskan untuk diam di bus, anda tahu kenapa..?? dompetku sudah kosong.. haha.
Setelah itu perjalanan pulang, Alhamdulillah kami sampai di rumah pukul 3 dini hari. Hikmahnya..?? luar biasa…