Minggu, 24 Februari 2013

Bahasa universal bernama akhlak

Bahasa universal bernama akhlak


Akhlaq seringkali diartikan sebagai budi pekerti, akhlaq mewakili kata kerja sekaligus sifat dalam Islam. Sejauh ini kita memahami akhlaq hanya sebatas perilaku, akan tetapi jika difahami lebih jauh, kenyataannya akhlaq adalah sebuah sifat yang tidak bisa terlepas dari Islam. Saat Islam mendeklarasikan diri sebagai ajaran universal, maka konsekuensinya adalah, Islam mesti menjadi sumber dari segala sumber, landasan bagi semua hal.

Mari kita renungkan, Islam turun di tanah arab, yang pada saat itu dikatakan jahiliyyah. Apakah jahiliyyah berarti bodoh, ketinggalan zaman, dan terbelakang..?? kenyataannya tanah arab saat itu telah berkembang, ia telah memiliki system, pemerintahan, pangsa pasar, bahkan bahasa dan sastra nya pun diakui sebagai yang terbaik di dunia. Saat Islam mulai diperkenalkan, terjadi revolusi besar-besaran di tanah arab, dari titik terendah, sampai peradaban tertinggi dirombak total dalam Islam, sekali lagi inilah konsekuensi saat Islam mendeklarasikan diri sebagai ajaran universal.

Hendaklah salam itu diucapkan yang muda kepada yang tua, yang berjalan kepada yang duduk, dan yang sedikit kepada yang banyak." Muttafaq Alaihi
Satu contoh dalam bidang akhlaq, apakah di tanah arab pada saat itu tidak terdapat akhlaq..?? jika dalam pengertian budi pekerti, jelas ada. Di tanah arab, dan Quraisy khususnya, tentu mengenal hukum adat yang mengatur tentang budi pekerti ini. Semisal hukum hak asuh, hukum jual beli, hukum perbudakan, dan hukum-hukum lainnya, dan pada saat Islam datang, ternyata semua hukum itu dilabeli Jahiliyyah.

Islam turun tidak serta merta menjudge, ia hadir dengan solusi. Maka solusi yang turun sekaligus dalam Islam pada masa itu adalah, menghapus adat jahiliyyah dan menggantinya dengan Islam, termasuk akhlaq. Maka mulai dikenallah akhlaqul karimah.

Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dari akhlak yang baik. (HR. Abu Dawud)
Bermula di Mekah, Madinah, kemudian mendunia, dan sampai detik ini, hukum akhlak tidak berubah. Akhlak sejatinya berada diatas adat, dan kebiasaan-kebiasaan lain (norma, etika, estetika). Dimanapun ia berada, seorang muslim membawa kemuliaan diri dan ajarannya dalam akhlak. Refleksi ilmu, dan pengetahuannya tentang Islam terdapat dalam akhlak. Bahkan, nama baik Islam pun dipertaruhkan dalam akhlak pula.

Unik jika kita berbicara muslim di nusantara, dimana terdapat ratusan suku, adat istiadat, dan kebudayaan yang beraneka ragam. Jika setiap suku memiliki peradaban yang berbeda, lantas bagaimana ia berkomunikasi dengan suku lainnya..?? disinilah indahnya Islam, hikmah kenapa Allah mengajarkan akhlak. Akhlak mestinya menjadi bahasa keseharian, bahasa yang mampu menembus segala batas peradaban, segala batas-batas regional, akhlak justru menjadi symbol peradaban dan persatuan tanpa membeda-bedakan kasta dan golongan.

"Apabila seseorang di antara kalian memakai sandal, hendaknya ia mendahulukan kaki kanan, dan apabila melepas, hendaknya ia mendahulukan kaki kiri, jadi kaki kananlah yang pertama kali memakai sandal dan terakhir melepaskannya." Muttafaq Alaihi.


Dimana pun kita berada, siapa pun kita, hendaknya kita menghargai dan menghormati siapa pun dengan akhlak tertinggi, akhlak Islam. Sebaiknya kita segera menanggalkan segala perbedaan, meninggalkan kebanggaan atas kesukuan, melenyapkan segala hal yang bisa memercikan api peperangan, meski itu hanya dengan perbedaan kebiasaan.

Terakhir, apakah Islam tidak menghargai adat istiadat local..?? dengan segala hormat, islam adalah hukum tertinggi, ushul fiqh mengatakan, seandainya adat itu baik, dan tidak ada pertentangan dalam hukum islam didalamnya, maka gunakanlah, jika buruk, dan kontra dengan hukum Islam, tinggalkan lah.

"Janganlah engkau memandang rendah bentuk apapun dari kebaikan, walaupun engkau hanya bertemu dengan saudaramu dengan muka manis." Riwayat Muslim
Wallahu a’lam

Sabtu, 23 Februari 2013

sebuah opini : pilgub jabar


Inilah pesta demokrasi terbesar di jawa barat, pemilihan gubernur langsung oleh rakyat. Ada 5 calon yang akan memperebutkan posisi sebagai gubernur dan wakil gubernur, tentunya setelah kurang lebih 5 bulan proses sosialisasi nampaknya besok rakyat sudah mengenal sosok-sosok yang akan mereka pilih. Janji, visi, dan tentu saja catatan record dari ke 5 kandidat, semoga besok bisa memilih dengan tepat.

Sebelum lebih jauh, disini saya akan membahas pentingnya pemilihan dalam sebuah system bernama demokrasi. Akan tetapi apakah saya menyetujui demokrasi..?? saya nyatakan TIDAK.. demokrasi setidaknya bagi bangsa ini telah gagal, begitu pun dengan bangsa-bangsa lain (lebih jauh tentang pandangan saya tentang system politik silahkan di baca di menu khilafah). Akan tetapi sebuah system bernama demokrasi ini menawarkan kesempatan yang besar kepada rakyatnya untuk melakukan pemilihan sebagai hak politiknya.

Kembali ke pembahasan, maka apa pentingnya seorang pemilih dalam pemilu..?? didalam pemilihan kita  mengenal istilah satu orang satu suara, dalam memenangkan satu kepentingan politiknya, maka para kandidat-kandidat berlomba-lomba untuk mendapatkan suara tersebut. Para kandidat “menjual” dirinya dengan berbagai janji, visi, idealism, dan program-program, tentunya dalam tahapan kampanye, hal itu hanya wacana, hanya sebuah tawaran, maka terjadilah sebuah negosiasi politik antara kandidat dan pemilih. Dan jika “negosiasi” itu selesai, dan mencapai kata sepakat, maka suara rakyat akan secara langsung mendukung semua janji, program, dan visi, kandidat yang ia pilih. Namun, semakin lama mestinya system ini berkembang kea rah yang lebih baik, mestinya rakyat sebagai pemilih sudah bisa mengenal, dan memilih dengan cara yang tepat, tidak lagi dengan membeli kucing dalam karung. Rakyat harus semakin pintar membaca hal-hal “yang dibelakang” para kandidat.

Sebuah motif lah sebenarnya yang akan membedakan antara wacana, dan visi, sebuah janji omong kosong dengan program nyata. Motif ini bisa dikenali dengan track record, atau nampaknya istilah “dari mana dan siapa temannya pun” bisa digunakan untuk mengenali the real of candidate yang sebenarnya. Kenapa ini penting..?? karena lagi-lagi suara yang kita pertaruhkan juga senilai pentingnya, bayangkan jika ternyata kandidat yang kita pilih justru malah mencari keuntungan pribadi dengan jabatannya itu, siapa yang bersalah..?? apakah kita sebagai pemilihnya juga ikut bersalah..?? nampaknya sih iya.

Makanya, pemberian suara di sebuah forum bernama pemilihan ini bisa jadi bernilai ibadah, disaat, kita benar-benar secara sungguh-sungguh mengenali, dan memahami sosok dari setiap kandidat, yang pada akhirnya, setiap suara yang kita berikan nanti akan menjadi setidaknya satu solusi untuk berubah menjadi lebih baik. Ada pun, jika sebaliknya, jika forum pemilihan ini belum apa-apa saja sudah ada money politik, black campaign (fitnah), korupsi, ini adalah ajang maksiat legal terbesar di negeri ini.

Terakhir, saya akan menggambarkan bagaimana situasi rakyat sebagai pihak pemilih. Nampaknya ilustrasi buah simalakama ada di tubuh rakyat, jika kita menilai semua kandidat adalah buruk, maka memilih dan memenangkannya pun adalah sebuah usaha yang buruk juga, begitupun dengan golput, itu sama saja dengan membiarkan yang buruk yang menang.. hmmm.. bagaimana pun sulitnya itu, besok bagusnya tetap ke pemilihan saja, dan pilih lah yang terbaik, meski diantara yang terburuk.