Miniatur Kehidupan bernama "Pasar"
5 Besar curhat intermezzo
Miniature kehidupan bernama “pasar”
Mungkin tidak banyak orang tahu tentang kebiasaan saya yang
satu ini, ya saya hobi mengunjungi pasar. Jika kebetulan saya singgah di sebuah
daerah, jika cukup lama pasti saya menyempatkan diri mengunjungi pasar, apa
lagi jika pasar tersebut unik. Kenapa saya suka mengunjungi pasar..?? bahkan
tanpa membawa sepeser uang pun, jawabannya dibawah.. hehe
Seorang motivator bisnis pernah berkata, “jika kamu sedang
galau, rizki tersendat, dan butuh refreshing, pergilah ke pasar..” ya, memang
jika dilihat dari kajian ekonomi, pasar memang objek yang sangat potensial bagi
arus keuangan. Bayangkan saja, hanya dalam beberapa jam saja, disebuah pasar
kecil, entah berapa ratus juta yang dengan cepat berpindah tangan. Disini kita
akan sadar bahwa, potensi pendapatan terbesar itu ya di pasar.
Tapi, saya bukan pebisnis, lalu apa tujuan saya ke pasar,
tidak lain adalah untuk mempelajari kehidupan. Tidak asing jika kita melihat
orang-orang bekerja keras, bahkan kasar, tidak sedikit pula kotor (jika di
pasar tradisional), setidaknya demi mendapatkan penghasilan. Lihatlah, betapa
ramai, riuhnya orang-orang saling bertransaksi, bahkan bukan hanya demi uang, tapi
juga demi kehidupan.
Saya senang dipasar, karena banyak orang ramah disana,
menjajakan dagangannya dengan ramah, lembut, dan menarik..hehe.. tapi
kenyataannya memang hidup harus seperti itu. Jika secara teori ilmu marketing
mengatakan “kepuasan pelanggan adalah segalanya..” maka dalam kehidupan pun
tidak jauh berbeda. Dalam interaksi social mestinya kita berharap sebuah ikatan
emosional positif entah itu cinta, kasih, dan sayang, demi mendapatkan itu
semua, maka keramahan, menarik, dan bijaksana, menjadi strategi dalam “memasarkan”
diri kita.
Tidak hanya perihal kehidupan, setidaknya mungkin 1/3 hukum
muamalah terjadi di pasar, jual-beli, pinjaman, hutang, kredit, gadai, dan
segala bentuk muamalah ada di sana. Mungkin tempat pertama yang mesti
ditegakkan hukum syariah ya di pasar. Bahkan, sebuah buku (saya lupa lagi
judulnya) mengatakan, mungkin sebaiknya masjid dibangun di tengah pasar. Kenapa
? karena kekuatan hukum syariah di pasar hamper sama penting dengan kekuatan
hukum di pemerintahan.
Sering kali saya tersenyum jika di tawari sebuah dagangan
dengan ramah, atau pun tergetar jika melihat anak-anak kecil dengan lugunya
menawarkan jasa pikul, atau kagum dengan harum keringat yang mengucur dari para
pekerja yang berjibaku dengan kesibukannya melayani pelanggan atau mengangkut
barang dagangannya. Tapi yang paling penting, adalah kita mensyukuri kehidupan
ini, interaksi social yang sangat hebat, bayangkan jika mereka semua
berinteraksi atas dasar ukhuwah, bukan hanya mencari keuntungan semata.
Baiklah, jika diatas saya menggambarkan alas an kenapa saya
suka pergi ke pasar. Di paragraph akhir ini, saya akan membuat daftar pasar yang
paling membuat kesan hebat yang pernah saya kunjungi. Dimulai urutan ke..
5. Jogjakarta
Saya tidak kenal dengan nama pasar ini, karena kebetulan
saya datang malam hari dan berangkat di pagi harinya, tapi yang pasti pasar yang
satu ini cukup mewakili keramahan jogja yang luar biasa. pasar ini berhasil
mencetak kesan yang cukup indah di kepala, meski bukan karena interaksi dengan
pedagannya tetapi lebih karena “nama” Jogjakarta nya itu yang keren. Oh iya, di
pasar ini terkenal dengan bakpia pathok 25 nya, apa ya nama nya..??
3. Pasar Cipanas.
Kenapa berkesan..?? karena jarak paling dekat dengan rumah..
hehe.. ya setidaknya ada memori dari sejak kecil tertanam di pasar ini.
2. Depok
Depok, saya sering menyebutnya kota sejuta mall.. hehe..
karena hampir sepanjang jalan margonda dipenuhi mall, bahkan berdampingan atau
berseberangan. Tapi disini juga terdapat beberapa pasar tradisional, seperti
pasar stasiun depok baru, dan pasar depok jaya. Dan yang paling berkesan tentu
saja pasar depok jaya, Karena hampir sebulan saya pernah terdampar disana..
hehe
1. Tanah abang, Jakarta
Ya, ini juaranya. Mungkin hanya dua kali saya pernah kesana,
tetapi pasar ini luar biasa… luar biasa luasnya.. disini saya pernah tersesat
sampai 7 lantai di bawah permukaan bumi.. :P ya, tapi disinilah saya memahami
jika kehidupan kadang memang mahal sekaligus murah, dan mudah.
J