Minggu, 03 Februari 2013

Saksikanlah, Aku Adalah Muslim


“Iman adalah pengakuan dengan hati, pengucapan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota badan.”(HR Thabrani)

Hadits yang cukup singkat namun sangat luas dan dalam maknanya. Memang hadits ini memiliki pesan yang luar biasa, motivasi, dan amanah yang hebat bagi seorang mukmin.

Saat mengaku iman, mungkin hati, dan lisan saja cukup hanya sekedar berkata “Asyhadu..” tapi sadarkah esensi sebenarnya dibalik kalimat ini..??

Saat mengaku beriman, hati adalah tempat pertama segalanya bermula, hati menjadi muara segala interaksi-interaksi yang pada akhirnya akan berkaitan dengan pengakuan imannya itu. Hati akan mulai mengolah segala macam sumber, data, input, mengkonfigurasikannya dengan iman yang tertancap dalam hatinya. Saat pengakuan iman, bagaikan sebuah program yang otomatis terinstal dalam hati, yang kemudian akan mengoperasikan seluruh aspek dalam kehidupan.

Jika hati sebagai alat pengolah, input, sebuah sistem operasi kehidupan, maka out put nya adalah lisan dan tindakan. Lisan dan tindakan menjadi sebuah tolak ukur, sekaligus proyeksi ukuran keimanan kita. Lisan dan tindakan adaah sebuah konsekuensi yang tidak bisa dipungkiri, ia lahir beriringan dengan deklarasi keimanan yang kita lakukan.

Konsekuensi itu adalah dakwah. Berbicara, berbincang, berorasi, atau bahkan bergumam, hati akan memprogram semua itu berdasarkan visi yang ia miliki. Mukmin, memiliki visi yang tinggi, Syurga hanya lah bagian dari visinya, namun keridhaan Allah atas hidup dan mati adalah visi yang tidak bisa ditawar lagi.

Konsekuensi berikutnya adalah sholeh secara individu (Insan Kamil) dan secara social (Islam Kaffah). Allah menciptakan manusia dengan segala karakteristiknya, kekuarangan, dan kelemahannya bukan berarti menjadi alas an bagi manusia untuk menyerah atas kelemahannya, bagaimana pun juga manusia dituntut untuk hidup sesempurna mungkin, dengan segala ikhtiar, doa, ketawakalannya. Seharusnya manusia yang beriman, mengakui bahwa kesempurnaan sejati hanyalah milik Allah, dan manusia hanya makhluk lemah, namun pengakuan tidak cukup sampai disana. Maka, patuhlah, taatlah, “sami’na wa-atho’na..”, ikutilah petunjuk dari Yang Maha Sempurna, maka itulah prasyarat menjadi insan kamil sesungguhnya.

Maka jika insan kamil telah bergabung, bersatu padu dalam sebuah jamaah, maka disinilah momentum Islam Kaffah. Kesempurnaan agama ini hanya bisa dibuktikan dengan jamaah, sebuah peradaban yang mewakili tatanan sejati ajaran Islam, peradaban yang mengusung hukum dan petunjuk Al-Qur’an.

Inilah tugas kita, tugas setiap individu yang memiliki hati dalam raganya. Tugas setiap jiwa yang dengan pengakuannya ia berakat, “Saksikanlah, Aku adalah Muslim.”

Wallahu a’lam

Sabtu, 02 Februari 2013

Sami Yusuf - Free


sebuah lagu dari Sami Yusuf, bertajuk Free. salah satu nasyid favorit, kemasannya luar biasa, aransemen dan penggunaan musik, menghasilkan lagu yang cukup keren. tapi tahu gak, arti dibalik lirik lagu ini, berikut adalah terjemahan bebas dari lagu ini, semoga bisa mencerahkan..

***

“Apa yang kau pikirkan, saat kau duduk disana dan menatapku
Ya, aku tahu dari penampilanmu, Bahwa kau pikir aku sangat tertindas
Tapi aku tidak memerlukanmu untuk membebaskanku


Kepalaku tidak botak, Kau hanya tidak dapat melihat rambutku yang tertutup
Jadi, kau duduk disana dan menatap, Dan kau menilaiku dengan pandanganmu
Kau begitu yakin bahwa aku putus asa, Tapi apakah kau tidak sadar..??
Di bawah ini, jilbab yang kupakai, aku punya perasaan, dan aku peduli

Tidakkah kau lihat..?? Bahwa aku benar-benar bebas
Ini sepotong jilbabku, aku pakai begitu bangga
Untuk menjaga martabat ku ...

aku menjaga kesopanan
aku menjaga integritas
Jadi jangan menilaiku
Buka matamu dan lihatlah ...
Dia berkata,”kenapa kamu tidak bisa menerimaku..??”
Dia berkata,”kenapa aku tidak boleh menjadi diriku sendiri..??”

Berkali-kali
Kau berbicara tentang demokrasi
Namun kau sendiri yang merampok kebebasanku
Aku hanya ingin setara, jadi kenapa kau tidak membiarkan aku bebas (dengan jilbabku) ?”

Untukmu, aku menyanyikan lagu ini
Saudara perempuanku, kau selalu menjadi kuat
Darimu aku telah belajar Begitu banyak
Bagaimana dirimu begitu menderita
Namun kau memaafkan mereka yang menertawakanmu
Kau berjalan tanpa takut
Melalui penghinaan yang kau dengar
Kau berharap begitu tulus
Bahwa mereka akan mengertikanmu
Tapi, sebelum kau pergi
Kali ini kau berbalik dan berkata:

Tidakkah kau lihat..??
Bahwa aku benar-benar bebas
Ini sepotong jilbabku
aku pakai begitu bangga
Untuk menjaga martabat ku ...

aku menjaga kesopanan
aku menjaga integritas
Jadi biarkan aku menjadi diriku sendiri
Dia mengatakan sambil tersenyum
Dengan jilbab ini, aku adalah orang bebas..

** lirik asli **

What goes through your mind?
As you sit there looking at me
Well I can tell from your looks
That you think I?m so oppressed
But I don?t need for you to liberate me


My head is not bare
And you can’t see my covered hair
So you sit there and you stare
And you judge me with your glare
You’re sure I’m in despair
But are you not aware
Under this scarf that I wear
I have feelings, and I do care

CHORUS:
So don’t you see?
That I’m truly free
This piece of scarf on me
I wear so proudly
To preserve my dignity...

My modesty
My integrity
So don’t judge me
Open your eyes and see...
‘Why can’t you just accept me’? she says
‘Why can’t I just be me’? she says
Time and time again
You speak of democracy
Yet you rob me of my liberty
All I want is equality
Why can’t you just let me be free?

For you I sing this song
My sister, may you always be strong
From you I’ve learnt so much
How you suffer so much
Yet you forgive those who laugh at you
You walk with no fear
Through the insults you hear
Your wish so sincere
That they’d understand you
But before you walk away
This time you turn and say:

But don’t you see?
That I’m truly free
This piece of scarf on me
I wear so proudly
To preserve my dignity
My modesty
My integrity
So let me be
She says with a smile
I’m the one who’s free