Selasa, 18 Desember 2012

Menolak Lupa #2 Catatan Cinta (part 2)

Menolak Lupa #2 Catatan Cinta (part 2)


menginjak MA, saya berazzam, tidak akan pernah lagi untuk berpacaran, sekali pun ada bidadari turun TIDAK AKAN PERNAH. alhamdulillah, memang benar, selama di MA saya tidak pacaran, meski beberapa kali sempat terpeleset, namun tidak sampai pernah punya pacar. namun, saat saya kira semua akan berakhir dengan sukses, tiba-tiba ujian itu muncul kembali, seseorang yang pernah menjadi pacar saya, hadir kembali di hadapan. tiba-tiba saya lupa, tiba-tiba saya kembali terbuai dengan rayuan setan itu. saya kembali berpacaran.

Allah tidak membiarkan saya, tidak menunggu waktu lama, Allah kembali mengingatkan saya dengan berbagai rasa itu, rasa berdosa, rasa gelisah, dan rasa membohongi diri sendiri. penderitaan yang luar biasa, dimana Shalat tidak lagi khusyuk, tilawah, dan doa, sering kali tidak tertuju, namun diganggu bayangan-bayangan semu (kenapa jadi puitis begini..???). sampai akhirnya saya lulus, dan melanjutkan ke Perguruan Tinggi, disini lah puncak itu kembali tiba, Allah lagi-lagi menyelamatkan saya dari dosa itu. karena jarak yang berjauhan, dan komunikasi yang sulit akhirnya, kami berpisah.

namun lagi-lagi ujian belum usai, meski kami tidak lagi berstatus sebagai pacar, namun rasa itu masih ada. saya melanjutkan hubungan tanpa embel-embel pacaran. ya, orang bilang mungkin menyebutnya TTM, atau entahlah, karena saya pikir, yang haram itu kan pacaran, kalau gini ya bukan pacaran dong sebut saja taaruf Astaghfirullah, kini dosa itu menjadi berkali-kali lipat, jika dosa pacaran itu hanya mendekati zina, kali ini ditambah dengan dosa menyelewengkan ajaran Islam. (Astaghfirullah..)

keadaan ini berjalan cukup lama, meski sering juga di serang rasa gelisah, berdosa, seperti yang sudah-sudah namun tidak terlalu parah, karena pemikiran saya itu tadi, inikan bukan pacaran.. sampai pada akhirnya, mata ini terbuka.

akhirnya, saya mengetahui arti taaruf yang sebenarnya, mengetahui bahwa pacaran itu bukan hanya sekedar kata sifat, tapi ia adalah kata kerja, artinya, sekalipun kita tidak mendeklarasikan sedang berpacaran, tapi saat perilaku kita mengarah kesana, ya itulah pacaran. akhirnya dengan berat hati, dan dengan hanya mengharap ridho Allah, saya memutuskan untuk putus, bukan hanya sekedar putus dengan orangnya, tapi putus dengan segala sesuatu yang berbau pacaran.

alhamdulillah, sampai detik ini, sampai artikel ini di muat di blog, saya tidak pernah dan tidak akan pernah pacaran kembali, dan rasanya sangat membahagiakan. biarlah Allah yang mengantarkan cinta itu dengan cintaNya.. :)

Nb.
saya mengetahui arti taaruf, dan hubungan antar lawan jenis itu, setelah saya membaca kembali buku-buku pemberian ibu dan kakak-kakak saya, tepat sebelum MTs, sebelum saya merasakan pedihnya pacaran.
Menolak Lupa #2 Catatan Cinta

Menolak Lupa #2 Catatan Cinta

ssstttt... sebenarnya ini adalah catatan yang paling saya rahasiakan, tapi di karenakan lelah juga pegang rahasia, ya di share saja deh, mungkin saja jadi pelajaran atau meng inspirasi bagi yang membacanya.. heuheu..

pertama kali saya jatuh cinta itu di SD, tepatnya saya lupa, tapi yang pasti saya memang sudah menyukai lawan jenis.. ehm.. hehe (kenapa jadi ke GR an begini sih,, haduh,, haduhh..), nah sebenarnya pada saat itu temen2 saya sih sudah mulai pacaran, dengan segala keluguan dan kekanak-kanakan mereka, haha.. hanya saya yang belum, karena satu alasan saya tidak tahu cara nya pacaran.. :|

akhirnya saya lulus SD dengan sukses tanpa pernah merasakan yang namanya pacaran, hehe. Namun cerita berubah saat menginjak MTs, seperti yang saya ceritakan selanjutnya di sini, dimana MTs semuanya berubah, keluarga tidak lagi ketat mengawasi saya, saya di beri kebebasan penuh, dan pun bertanggung jawab atas semua tindakan. namun ada yang menarik, sebelum saya sekolah di MTs, saya mendapat banyak buku dari ibu dan kakak-kakak saya, (kebetulan hobi saya memang membaca), diantara sekian judul buku itu terdapat buku yang isi nya mengharamkan pacaran.. naaahh.. jadi sebenarnya semenjak duduk di MTs pun saya sudah ngerti, bahwa pacaran itu haram dan tidak boleh.

pucuk di cinta, ulam pun tiba... hehe.. pada akhirnya saya memang membandel, saya nekad pacaran, pacar pertama, begitu orang-orang bilang, dan ternyata.. wooowww.. pacaran itu gak enak, sumpah, suer.. tiba-tiba jadi cemburu, tiba-tiba mesti bermesraan, tiba-tiba harus bilang gombal, tiba-tiba.. hmmm... ini yang paling menyakitkan, setiap malam mesti merasakan rasa berdosa dan bersalah, tiba-tiba jadi gelisah.. hubungan saya tidak bertahan lama, akhirnya kami mesti terpisah juga, di sisi lain saya memang sedih, namun di sisi lain, saya bahagia... bahagia karena akhirnya terbebas dari jeratan yang namanya cinta.

sebenarnya pada saat itu saya sudah berjanji tidak akan pernah lagi berpacaran, ada sedikit trauma, dan yang pastinya, bagaimana pun juga saya tidak bisa membohongi hati, saya tahu pacaran itu HARAM. namun di penghujung MTs, kelas 3 saya bertemu lagi dengan sesosok perempun yang mampu meluluhkan hati, entah godaan setan dari mana, namun akhirnya.. ya pacaran lagi..

sudah tertebak, rasa-rasa gak nyaman itu kembali, merasa berdosa, dan gelisah setiap malam. merasa sedih, dan merasa bukan diri saya sebenarnya, setiap hari seakan-akan saya harus berbohong, bukan pada manusia, bukan juga pada pacar saya, tapi pada Allah.

akhirnya, seperti sebelumnya, saat perasaan sedih itu memuncak, Allah kembali menyelamatkan saya dari kubangan dosa itu. kami putus. lagi-lagi di sisi lain saya memang sedih, namun ada kebahagiaan yang tidak bisa saya ungkap, hasilnya, sebagai rasa syukur, setiap selesai shalat, saya berdoa,
"Alhamdulillah, Ya Robb, Kau telah menyelamatkan hamba, bagaimana pun juga rasa cinta ini adalah fitrah, hamba tidak bisa terlepas dari rasa ini, namun Ya Robb, jagalah hati ini, jagalah cinta ini, jangan kau biarkan hati ini jatuh mencintai selain dari mencintaiMu, dan selain dari mencintai hamba yang telah Kau tetapkan untukku.."

bersambung ke bagian 2..