Menolak Lupa #2 Catatan Cinta (part 2)
auto biografi curhatmenginjak MA, saya berazzam, tidak akan pernah lagi untuk berpacaran, sekali pun ada bidadari turun TIDAK AKAN PERNAH. alhamdulillah, memang benar, selama di MA saya tidak pacaran, meski beberapa kali sempat terpeleset, namun tidak sampai pernah punya pacar. namun, saat saya kira semua akan berakhir dengan sukses, tiba-tiba ujian itu muncul kembali, seseorang yang pernah menjadi pacar saya, hadir kembali di hadapan. tiba-tiba saya lupa, tiba-tiba saya kembali terbuai dengan rayuan setan itu. saya kembali berpacaran.
Allah tidak membiarkan saya, tidak menunggu waktu lama, Allah kembali mengingatkan saya dengan berbagai rasa itu, rasa berdosa, rasa gelisah, dan rasa membohongi diri sendiri. penderitaan yang luar biasa, dimana Shalat tidak lagi khusyuk, tilawah, dan doa, sering kali tidak tertuju, namun diganggu bayangan-bayangan semu (kenapa jadi puitis begini..???). sampai akhirnya saya lulus, dan melanjutkan ke Perguruan Tinggi, disini lah puncak itu kembali tiba, Allah lagi-lagi menyelamatkan saya dari dosa itu. karena jarak yang berjauhan, dan komunikasi yang sulit akhirnya, kami berpisah.
namun lagi-lagi ujian belum usai, meski kami tidak lagi berstatus sebagai pacar, namun rasa itu masih ada. saya melanjutkan hubungan tanpa embel-embel pacaran. ya, orang bilang mungkin menyebutnya TTM, atau entahlah, karena saya pikir, yang haram itu kan pacaran, kalau gini ya bukan pacaran dong sebut saja taaruf Astaghfirullah, kini dosa itu menjadi berkali-kali lipat, jika dosa pacaran itu hanya mendekati zina, kali ini ditambah dengan dosa menyelewengkan ajaran Islam. (Astaghfirullah..)
keadaan ini berjalan cukup lama, meski sering juga di serang rasa gelisah, berdosa, seperti yang sudah-sudah namun tidak terlalu parah, karena pemikiran saya itu tadi, inikan bukan pacaran.. sampai pada akhirnya, mata ini terbuka.
akhirnya, saya mengetahui arti taaruf yang sebenarnya, mengetahui bahwa pacaran itu bukan hanya sekedar kata sifat, tapi ia adalah kata kerja, artinya, sekalipun kita tidak mendeklarasikan sedang berpacaran, tapi saat perilaku kita mengarah kesana, ya itulah pacaran. akhirnya dengan berat hati, dan dengan hanya mengharap ridho Allah, saya memutuskan untuk putus, bukan hanya sekedar putus dengan orangnya, tapi putus dengan segala sesuatu yang berbau pacaran.
alhamdulillah, sampai detik ini, sampai artikel ini di muat di blog, saya tidak pernah dan tidak akan pernah pacaran kembali, dan rasanya sangat membahagiakan. biarlah Allah yang mengantarkan cinta itu dengan cintaNya.. :)
Nb.
saya mengetahui arti taaruf, dan hubungan antar lawan jenis itu, setelah saya membaca kembali buku-buku pemberian ibu dan kakak-kakak saya, tepat sebelum MTs, sebelum saya merasakan pedihnya pacaran.