Kamis, 13 Desember 2012

nak, kamu kerja apa..??


“Nak,kamu kerja apa..??”

Deg.. inilah pertanyaan paling sakral bagi seluruh ikhwan di dunia, terutama di Indonesia, (mungkin kalau di luar negeri, pertanyaannya, what are you doing..??? eh.. ). Kenapa sakral..?? karena inilah pertanyaan pertama yang akan keluar dari seorang ayah dari akhwat yang kita cintai, calon mertua.

Ok, mungkin ada sih beberapa calon mertua yang tidak menanyakan itu, dengan asumsi, calon menantunya sudah mapan, dan berpenampilan dewasa. Ya ini pengecualian, tapi saya yakin, orang tua sudah lebih jeli, dan tidak akan tertipu hanya oleh penampilan semata, ya sudah kita abaikan bagian yang ini, sekarang kita bahas lebih jauh tentang pertanyaan di atas.

Kenapa..?? ada apa dengan pertanyaan ini..?? bagi para ikhwan jangan dulu bersuudzon pada calon mertua ya, dengan berfikiran, matre, merendahkan, atau mempersulit. Tidak, calon mertua tidak berfikiran seperti itu, namun ada kewajiban bagi dirinya untuk memastikan putrinya hidup dengan pasangan yang tepat, bagaimana pun juga lamaran itu seperti sebuah pertaruhan akan kehidupan putrinya. Nah disini calon mertua sebagai wali dari sang putri wajib memastikan kelayakan bagi kehidupan putrinya kelak kan..?? Hmmm..

Lebih jauh, sebenarnya di balik pertanyaan ini adalah sebuah kesempatan bagi para ikhwan untuk menjelaskan dirinya sejelas mungkin, karena penulis yakin, calon mertua tidak membutuhkan jawaban “kerja dimana” dan “gaji berapa”, tapi calon mertua membutuhkan jawaban tentang siapa calon menantunya tersebut, yang nantinya akan menilai fighting spirit (ghiroh), attitude(akhlalq), gratitude(syukur), nilai iman, dan mental, sebagai modal mengarungi kehidupan rumah tangga bersama putrinya kelak.

Bisa jadi, calon mertua akan menolak seorang ikhwan yang sudah kerja di perusahaan ternama dengan gaji yang luar biasa, ketika ada seorang ikhwan lain yang melamar dan ia pengangguran. Ya, siapa sangkan kan..?? ternyata ikhwan pengangguran tersebut menjelaskan ia memang tidak bekerja, tapi ia memiliki yayasan anak yatim, 5 buah toko, sebuah bengkel, sebuah pengajian, dan pengurus mesjid, serta pendapatannya perbulan adalah 50 juta.. hehehe

Gambaran di atas menunjukan, sekali lagi, calon mertua justru membutuhkan jawaban, dengan cara apa putri kita akan diberi nafkah..?? halal atau haram..?? ini penting, sebab saat wali tidak tahu dari mana datangnya rizki yang diperoleh putrinya, ia pun turut bertanggung jawab.

Kenapa..?? ada apa dengan fighting spirit, attitude, gratitude, nilai iman, dan mental..?? nah ternyata ke lima hal ini adalah modal terpenting dalam kehidupan, ok ilustrasinya seperti ini,
Seorang ikhwan sebutlah bernama hadad ( lagi-lagi narsis..), melamar seorang putri dari seorang ayah (definisi gak jelas.. gak jelaaaasss..). nah ketika di Tanya soal pekerjaan ternyata si hadad ini menjawab belum punya, alias pengangguran, tapi si hadad berhasil menjelaskan dirinya dengan ke 5 sifat itu tadi. Dan akhirnya calon mertua menerima lamarannya. Setelah pernikahan apa yang terjadi kemudian..?? ternyata si hadad ini menunjukan
- fighting spirit yang luar biasa, ia berfikir “anak bini gue mau makan apa..?? gue harus kerja cari nafkah terbaik buat mereka, mereka harus makan enak.. dan bla bla bla..”,
- attitude : si hadad senantiasa ber akhlak baik, memperlakukan istri dan keluarganya dengan amat terhormat, sehingga terjalin sakinah, mawadah, warohmah, cieee..
- gratitude : mensyukuri kehidupannya, mensyukuri istrinya, mensyukuri keluarganya, akhirnya… sudah pasti, bahagia..!
- nilai iman : bagaimana pun juga si hadad ini percaya, kehidupannya dalam lindungan dan pemeliharaan Allah. ( nanti kita bahas lebih jauh..)
- mental : dewasa menyelesaikan masalah, dan menjadi pemimpin dalam rumah tangga, ya mental seorang pria dalam rumah tangga itu harus..!! jangan mental banci…!!

Beda lagi jika si hadad mampu menjawab kerja di PT. anu, dengan gaji 100juta perbulan. Tapi ia tidak memiliki 5 sifat tadi, hasilnya,
-          Fighting spirit : ngandelin gaji, kalo libur tiduran. Kalau di PHK, ya sudah bunuh diri. (ekstriiimm..)
-          Attitude : semena2 sama istri, ngerasa dia yang ngasih makan, ngerasa dia yang ngasih pakaian, istri mah nurut aja..!! (dengan  motto istri itu hanya ada di dapur, kasur, sumur.. whats..???? emang kutu..???)
-          Gratitude : alih2 mensyukuri ia justru mencari yang lain, bagus kalau poligami, ini mah selingkuh (rajam.. rajam..)
-          Nilai iman : “ini gaji gue, kerja gue, keringat gue..” ( udah gak perlu di jelasin dimana letak salahnya..)
-          Mental : tahu ah..
Memang sih di atas hanya gambaran ekstrim saja, kenyataannya mungkin hanya 4,3,2, atau 1, atau ada ke 5-nya yang jelas ini lah tugas wali untuk memilih dan memutuskannya.
Khusus, paragraph akhir ini, penulis ingin menjelaskan khusus tentang nilai iman. Kenapa, kembali ke pertanyaan di atas, pertanyaan kerja itu bukan pertanyaan tentang rizki, mau kerja atau pun tidak, rizki mah sudah ada yang ngatur. Coba cek surat annur ayat 32, Allah menjamin (jaminan Allah itu pasti..!!) siapa yang menikah dalam keadaan miskin maka Allah akan mengayakan..!! dan ternyata lawan kata dari kaya itu apa..?? bukan kemiskinan, tapi kecukupan. Subhanallah.  Jadi selama ia bersyukur hampir di pastikan tidak akan pernah miskin, pasti di cukup, dan bahkan di lebihkan.
Nah, apa yang coba penulis jelaskan disini justru aplikasi iman itu tadi, dengan ikhtiar yang optimal, jihad, dan ibadah, dalam kehidupan rumah tangga. Bekerja (karyawan atau pengusaha) itu adalah salah satu bentuk ikhtiar dan jihad, maka meragukan jika seorang mengaku beriman, dengan 2 ayat di atas, akan tetapi ia menganggur dan pemalas, itu bukan iman..!!
Oh iya, terakhir, apa yang harus dilakukan ikhwan, optimalkan ikhtiar, belajar tentang leadership sebanyak mungkin, perkuat iman, dan terus latih 5 hal tadi (fighting spirit, attitude, gratitude, nilai iman, dan mental ), jika yakin sudah siap, segera lamar..!! jangan takut di tolak..!!!

Bagi akhwat, hmmm.. penulis gak tahu, sumpah.. mungkin perbanyak saja ngobrol sama orang tua tentang kriteria menantu yang mereka inginkan, berdoa, dan jika sudah punya pilihan dan yakin, komunikasikan dengan orang tua, jodoh terbaik bagi seorang akhwat adalah jodoh yang dipilihkan orang tuanya, atau yang direstui otang tua. Yakin.
Wallahu a’lam.
*semua gambaran di atas hanya hipotesa, hasil renungan, jadi nggak ada nilai ilmiahnya sama sekali, yang pasti do the best lah.. hehehe

sejadah

sejadah


ada yang tahu benda ini..?? ini lho yang suka dibikin selepetan sama anak-anak habis taraweh.. haha (kenangan masa kecil..)

hampir semua orang pasti punya sejadah, yakin deh, kalau nggak, ya gak apa-apa juga. nah sekarang apa yang mau di bahas terkait benda ini..?? hmmm.. fungsinya itu, sebelum lebih jauh coba deh kamu pergi ke mesjid terdekat, dan liat orang yang berjamaah disana.. perhatikan orang yang memakai sejadah sama yang tidak, apa beda nya..?? ( ngomong2 kamunya sendiri ikut sholat berjamaah nggak ya..??? )

fungsi sejadah itu sebagai alas sholat, betul gak..?? (selain selepetan itu tadi..) tapi coba kita renungi lebih jauh soal sejadah ini, melalui ilustrasi berikut ya,

seorang pria bernama hadad ( jiaaahh narsis... bodo ah.. ) berangkat ke mesjid buat sholat jumat, dengan gagah dan tampan dia menenteng sejadah khasnya yang berumur sudah ribuan tahun itu. memasuki mesjid ia mulai menggelar sejadahnya itu di tempat yang amat strategis, yaitu di depan tiang ( ya ketahuan modusnya kalo2 ngantuk ya tinggal nyender.. dan nyenyak.. ). kalau di perhatikan, sebenarnya mesjid itu sudah memakai karpet hampir di seluruh permukaan lantainya, dan tentu nya pasti sudah bersih, lalu kenapa harus pakai sejadah lagi segala..?? (jawab ya...)

belum banyak jamaah yang datang saat hadad tiba di mesjid, namun tidak lama jamaah pun berangsur memenuhi mesjid. tiba seorang pria menghampiri hadad (ada apa ya..??? jangan-jangan dia mencari sendalnya..??? padahal kan cuma pinjem, terus disimpen di rumah kok.. nggak hilang... *keringat dingin bercucuran..) < bagian lebay yang jangan diperhatikan pria itu menggelar sejadah tepat disamping hadad, sejadahnya cukup besar, permukaannya halus, dan labelnya sempat mengintip dan ternyata MADE IN PERANCIS..!!! (emang di perancis ada tukang sejadah ya..?? tahu ah..) dengan pedenya ia menggelar dan sedikit menindih sejadah milik hadad yang berumur ribuan tahun itu. hadad bergumam dalam hati, sombong amat, baru sejadah sebagus ini berani maen tindih aja.. perlahan hadad menggeser sejadahnya dan membalikan keadaan, kini sejadah pria itu yang ditindih.. pria itu mendelik meliat sejadah kebesarannya di tindih sejadah usang berumur ribuan tahun itu, hadad tidak memperdulikannya.

tiba-tiba di sudut biru muncul sesosok pria lagi, kini ia tidak membawa sejadah, dengan sigap ia langsung sholat sunat di samping hadad, namun yang membuat kaget adalah ia sholat dengan menginjak sejadah milik hadad, lagi-lagi hati hadad bergumam wah gak sopan nih, maen injek aja.. hadad kembali menggeser sejadahnya, hingga tidak terinjak oleh orang yang tengah sholat itu. tapi apa yang terjadi saat ia menoleh ke samping yang lainnya..?? sejadahnya sudah tertindih lagi sama sejadah made ini perancis tadi.. kapan mindahin nya ya..?? 

akhirnya tiba sholat jumat, imam telah selesai khutbah, dan menuju tempat imam berada, dengan lantang ia berkata "rapatkan barisan.. penuhi bagian shaf yang kosong di depan.." saat itu tepat di depan hadad ada bagian shaf yang masih kosong, namun karena hadad merasa keberatan pindah, akhirnya orang yang tidak memakai sejadah maju kedepan, setelah di perhatikan, ternyata hadad keberatan pindah sebab malas angkat sejadah dan menggelarnya kembali.

"rapatkan barisan.."* imam kembali mengingatkan jamaah. hadad diam saja tidak bergerak, padahal jaraknya amat renggang dengan pria sejadah made ini perancis itu. hadad pikir, ngapain geser.. kan di sejadah sudah ada batasannya.. privasi dong, masa harus nginjek sejadah orang lain sholat jumat pun dilaksanakan. selesai.

bagaimana..?? udah dapet kesimpulan..??? cuma gara-gara sejadah, khusyuk beribadah pun berkurang, shalat berjamaah kurang maksimal, dengki, ujub, suudzon, dan yang paling parah, memecah persatuan umat. hati-hati dengan sejadah ya.. :)**

***
* rapatkan barisan dalam shalat berjamaah adalah bertemunya tumit dan bahu kita dengan tumit dan bahu yang ada di samping, yang berarti sangat rapat.
** di sebagian tempat, ada yang memakai alternatif menggunakan serban sebagai alas sujud saat sholat, ini lebih baik dari sejadah karena tidak menyebabkan renggangnya dalam sholat berjamaah.

Wallahu a'lam