Rabu, 12 Desember 2012

rangkaian sebuah cerita part 3 - other side

rangkaian sebuah cerita part 3 - other side

masih menyambung dua catatan sebelumnya, kali ini kita akan melihat sedikit catatan sejarah tentang kontroversi dalam dunia sains. kita akan mencoba menelusuri dari dua peristiwa yang pernah terjadi dalam sejarah.

peristiwa pertama, adalah peristiwa dimana copernicus (1473-1543 ) mengemukakan teori heliosentris. heliosentris adalah teori dimana matahari sebagai pusat tata surya, bertentangan dengan teori yang diusung oleh gereja pada waktu itu, geosentris, dimana beranggapan bumi-lah yeng menjadi pusat tata surya. pertentangan ini mengakibatkan karya copernicus ditolak oleh kaum gereja, yang agak radikal dan ekstrem. sampai konon katanya kematian copernicus pun terkait dengan hal ini. saya mencoba untuk menggambarkan pertentangan yang terjadi antara konsep liberal dengan konsep radikal saling bertentangan. kenapa gereja sampai bertindak ekstrim..?? mungkin itu karena gereja berusaha melindungi ajaran murninya, dan mempertahankan teori geosentris-nya. karena pola pikir copernikus yang dianggap liberal oleh gereja sangat mengkhawatirkan bagi perkembangan gereja. meski pada akhirnya, gereja sendiri mengakui teori heliosentris ini, dan menjadikan copernicus sebagai pahlawan.

dalam hal ini saya tidak mengatakan copernicus sebagai liberal, namun saya melihat bagaimana hubungan sains dan agama selalu menjadi kontroversi. di akhir peristiwa ini pun, pada akhirnya gereja mengakui bahwa sains adalah benar. inilah yang terjadi jika sains di masukan dalam sebuah "pengetahuan tetap" layaknya agama, alhasil terjadi ketidak pastian di tubuh agama itu sendiri. saya berpendapat jika agama dan sains itu adalah dua sisi yang berbeda, dalam artian sains hanya terbatas pada hal yang di perhatikan indera, namun agama adalah hal yang jauh lebih sempurna, ia berbicara tentang iman.

peristiwa lainnya, adalah peristiwa pertentangan antara Imam Al-Ghazali dengan Ibnu Rusyd. Keduanya adalah muslim, keduanya pun ahli dalam bidang filsafat, dan keduanya adalah seorang tokoh yang memiliki peranan pentng dalam sejarah. pertentangan itu terjadi berawal dari Al-Ghazali yang insyaf dari kelalaiannya dalam memperdalam filsafat, yang membawanya ke dalam pertentangan dengan Ibnu Rusyd seorang ahli filsafat. Al-Ghazali berpendapat jika semua pemikiran harus berdasarkan Al-Qur'an dan Al-hadits, berbeda dengan Ibnu Rusyd yang lebih mengutamakan akal dan keahlian filsafatnya. lebih lengkap tentang hal ini silahkan cek di http://filsafat.kompasiana.com/2011/06/12/antara-al-ghazali-vs-ibnu-rusyd-problem-ketuhanan-dan-alam-semesta/

saya melihat, bagaimana usaha Al-Ghazali dalam mempertahankan akidah tertinggi Islam dalam berpegang pada Al-Qur'an dan Al-Hadits (sampai beliau menulis maha karyanya, Ihya Ulumiddin) ketika filsafat sedang memiliki trend yang sangat penting dalam dunia sains. lagi-lagi saya tidak dalam posisi membenarkan atau menyalahkan antara Imam Ghazali dan Ibnu Rusyd, namun peristiwa ini menggambarkan kepada kita akan sebuah keniscayaan bahwa kontroversi antara agama dan sains hampir selalu ada, posisi kita sebaiknya adalah memisahkan antara kedua hal itu, karena lagi-lagi agama adalah tentang iman, sementara sains adalah tentang indera.

Wallahu a'lam
rangkaian sebuah cerita part 2 - next

rangkaian sebuah cerita part 2 - next

setelah selesainya tulisan pertama tentang manusia pertama di bumi (http://www.facebook.com/notes/abdullah-al-haddad/rangkaian-sebuah-cerita-the-dreamer-part-1-the-begin/10151007979001023), saya masih penasaran dengan kenyataan liberalisme di dunia pendidikan terutama di bidang sains ini. akhirnya saya mencoba kembali menggali sebuah pendapat baru yang jauh lebih kompleks, dan lebih rumit, penciptaan alam semesta.

seperti kita ketahui, alam semesta ini ada karena diciptakan, dan sebagai umat muslim siapa lagi penciptanya, kalau selain Allah SWT. banyak teori yang diajukan, perihal proses penciptaan alam semesta, di mulai dari teori kabut, teori evolusi, sampai teori big bang, dan sejauh ini teori yang paling kuat adalah teori big bang.

teori big bang adalah teori yang mengatakan bahwa dulunya alam semesta ini berasal dari sebuah titik atom, yang kemudian meledak menghasilkan jutaan debu, yang lambat laun debu-debu itu terikat dan membentuk sebuah sistem semesta yang lebih kompleks. proses ini memakan waktu yang sangat lama, mencapai miliaran tahun. penggambaran teori big bang ini sangat mendetil dan sangat lengkap, dari mulai terbentuknya matahari, bumi, planet, tata surya dan lain sebagainya. sehingga amat kecil kemungkinannya teori ini dapat terbantahkan.

awalnya tidak ada celah bagi teori ini, semuanya tersusun rapi dan nampak sangat real (ditunjang dari pembuktian-pembuktian para ilmuwan yang sangat meyakinkan). namun persoalannya, bagaimana jika di korelasikan dengan Al-Qur'an..?? sebuah artikel yang sangat bagus saya temukan, bagaimana para ahli tafsir berkelas (mulai dari ibnu katsir, sayyid qutb, buya hamka dan lainnya) mencoba menguak rahasia penciptaan alam semesta ini, silahkan cek di http://arismansuyendra.com/index.php?option=com_content&view=article&id=117:terciptanya-alam-semesta-menurut-al-quran&catid=56:keajaiban-dan-iptek&Itemid=119

lagi-lagi saya menemukan sebuah konsep berfikir liberal bermain disana. bagaimana kita di paksa (atau secara tidak sengaja) berusaha menggambarkan sebuah kehendak Allah dengan logika manusia. padahal, logika manusia adalah sebuah alat yang lemah dan bahkan terlalu lemah untuk menyaingi atau memahami konsep Allah bekerja. jika batasan-batasan ini ditabrak, yang terjadi manusia akan menjadi semakin lemah dan hina. contoh menariknya, Allah sudah menetapkan bahwa manusia adalah makhluk yang mulia (bahkan malaikat pun diperintahkan sujud (menghormati) kepada nabi adam), tetapi manusia dengan sifat liberalnya malah mencari-cari dan menabrak ketetapan Allah dengan mengemukakan konsep evolusi, yang akhirnya menjadikan manusia berasal dari kera, sangat lemah dan sangat hina. naudzubillah.

menutup artikel ini, saya mengutip penjelasan Sayyid qutb di dalam kitab fizhilalil qur'an, ketika menjelaskan surat Al-Mulk ayat 3 "Di dalam zilal nya bahwa langit tujuh tingkat itu jangan ditafsirkan dengan ilmu pengetahuan (science, sains) yang bisa berubah-ubah. Karena penyelidikan manusia tidak akan lengkap menghadapi alam cakrawala yang begitu luas." Subhanallah.

tidak lupa saya menghaturkan salam hormat dan kagum kepada semua ahli mufassir yang telah meluangkan kehidupannya untuk mengajar dan menjaga Al-Qur'an, petunjuk utama bagi umat muslim.

Wallahu a'lam