Catatan kecil tentang presiden
Muhasabah point of view
Desember, 2009
Kepemimpinan di negeri ini adalah barang yang mahal,
terbukti dari jumlah presiden yang hanya 6 orang dalam kurun waktu 65 tahun,
mahal dalam arti sulit untuk di peroleh, dan mahal dalam arti sebenarnya,
memang untuk presiden, atau sekedar menjadi calon harganya sangat mahal.
Kuaalitas penduduk Indonesia sudah tidak perlu lagi dipertanyakan, sebagai
negara yang menduduki peringkat ke 4 terbanyak penduduknya, yang menyentuh
angka 200 juta lebih, memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang maksimal, dan hal ini sudah terbukti dengan banyaknya
pelajar-pelajar yang telah mengecap pendidikan tinggi baik itu di dalam maupun
di luar negeri dengan lulusan yang tidak kalah bersaing di dunia internasional,
banyak pula para ahli di berbagai bidang yang telah di akui kecakapan dan
keberhasilannya oleh dunia, dan masih banyak lagi potensi-potensi yang berasal
dari keaneka ragaman penduduk di Indonesia, pertanyaannya kenapa yang mampu
menjabat sebagai presiden hanya 6 orang ?
Mari sejenak kita lihat catatan sejarah negeri ini. Sukarno,
beliau yang telah berjasa memproklamirkan kemerdekaan Indonesia dengan teks
proklamasinya, ternyata memiliki ambisi untuk menjadi presiden seumur hidup,
yang pada akhirnya beliau turun juga setelah berkuasa selama kurang lebih 20
tahun, Suharto, dengan sifat pemerintahannya yang diktator dan tidak pernah
lepas dari isu KKN-nya telah berhasil menjadi penguasa pembangunan selama 32
tahun, meski beliau pun harus turun dengan sedikit paksaan dari mahasiswa pada
tahun 1998, Habiebie yang di anggap sebagai putra terbaik bangsa pada waktu itu
karena berbagai jasanya dalam bidang tekhnologi, pun hanya menjabat seumur
kandungan, yang pada akhirnya melahirkan Abdurrahman Wahid melalui pemilu
demokratis pertama di masa reformasi, namun sekali lagi, Gus Dur atau
Abdurrahman Wahid pun terpaksa harus digantikan oleh Megawati, dan kini negeri
ini tengah di proyeksikan untuk dikuasai oleh seni pencintraan SBY selama 10
tahun. Setidaknya selama reformasi, karena hanya kurun waktu itu yang dianggap
sebagai demokrasi yang sebenarnya, hanya di huni oleh wajah-wajah lama yang
sebenarnya kurang menjanjikan perubahan ke arah yang lebih baik, sebutlah
seperti megawati, Wiranto, Prabowo, Hasyim Muzadi, dan lain sebagainya.
Pertanyaanya, kemana 200 juta penduduk indonesia yang lain, yang memiliki
kualitas dan kredibilitas yang tepat bagi negeri ini ?
2014 menjadi sebuah harapan saya kira, untuk sebuah wajah
baru mungkin yang lebih muda, lebih fresh, dan yang terpenting membawa sebuah
semangat baru bagi negeri ini. Setidaknya pada pemilu 2014 nanti, SBY sudah
tidak bisa lagi untuk mencalonkan diri, dan isu megawati tidak akan kembali
mencalonkan, maka ada harapan akan ada calon dari pemuda yang menggantikan
wajah-wajah lama yang telah udzur, pensiun, dan kredibilitasnya pun
dipertanyakan oleh rakyat.
Memang yang kita harapkan kita bersama di negeri ini
bukanlah sekedar di pimpin oleh karismatik, tetapi lebih kepada ketegasan,
bertanggung jawab, kreatif, dan berani mengambil keputusan. Siapapun itu, 2014
nanti kita berharap sosok itu ada. Dan sebelum sampai pada waktunya alangkah
bijaknya jika kita bersabar dan tetap berjuang mensukseskan pemerintahan pada
saat ini.
Wallahu’alam..