bisnis
curhat
motivasi
Muhasabah
Ini Dia Kunci Sukses Steve Jobs
Penulis : Tim AndrieWongso
Rabu, 16-November-2011
Para
pesaing menyebut Steve Jobs, pendiri Apple Computer Inc., sebagai
pengubah dunia. Tak ketinggalan Presiden Amerika Serikat Barack Obama
juga mengakui kehebatan mendiang yang meninggal 5 Oktober 2011 kemarin.
"Steve (Jobs) adalah salah satu inovator terbesar Amerika yang cukup
berani berpikir beda, cukup berani untuk percaya bahwa dia bisa mengubah
dunia, dan cukup berbakat untuk melakukannya," kata Obama.
Apa sebenarnya rahasia sukses Steve Jobs hingga bisa sukses seperti itu?
Kerjakan Apa yang Dicintai
Ini
nasihat lama yang sudah sering kita dengar. Bahkan sudah menjadi kredo
bisnis yang harus dipegang setiap orang yang ingin sukses menjadi
pengusaha. Tetapi jika itu kembali didengar dari ucapan Steve Jobs,
nasihat ini pasti luar biasa.
Jobs menempatkan kecintaannya pada
pekerjaan sebagai kunci suksesnya. Ia dipecat oleh eksekutif yang ia
angkat di Apple karena dianggap tidak sesuai dengan missi perusahaan.
Namun ia tak "ngambek". Ia anggap pemecatan itu sebagai berkah. Dan
ketika kesempatan untuk kembali ke Apple datang ia menyambutnya dengan
senang hati. "Saya masih menyukai pekerjaan saya. Apa yang terjadi di
Apple tidak mengubah sedikit pun. Saya telah ditolak, namun saya tetap
cinta. Dan saya memutuskan untuk memulai kembali," katanya.
Berikan Peran di Dunia
Jobs
membuat sesuatu bukan hanya untuk memenuhi pasar di lingkungan yang
sempit. Ia melakukannya untuk mengubah dunia. Suatu kali, seperti
dituturkan Carmine Gallo, penulis buku The Presentation Secrets of Steve Jobs dan The Innovation Secrets of Steve Jobs,
Jobs bertanya pada Presiden Pepsi saat itu, John Sculley. "Apakah Anda
hanya ingin menghabiskan hidup Anda menjual air gula atau ingin mengubah
dunia?" tanyanya. Seperti kita ketahui, Sculley kemudian direkrut Jobs
jadi CEO Apple Computer (1983-1993). Namun justru Sculley-lah yang
memecat Jobs.
Tanpa Jobs, Apple gagal meneruskan kiprahnya
"mengubah dunia". Namun ketika Jobs kembali tahun 1997, Apple melahirkan
produk-produk inovatifnya yang populer mulai dari iMac, iBook, iPod,
hingga iPhone dan iPad saat ini.
Menghubungkan Banyak Titik
Dalam
pidatonya yang paling berkesan di Stanford University pada tahun 2005
ia mengistilahkan suksesnya dengan "Menghubungkan sejumlah titik".
Titik-titik itu bisa berupa kebutuhan orang yang terus berkembang,
tantangan yang dihadapi pengembang teknologi, keindahan produk, dan
sebagainya. Untuk menghubungkannya memang diperlukan kreativitas dan
Jobs sukses melakukannya.
Tak Membatasi Diri
Berapa
banyak ide yang disodorkan untuk dicoba diwujudkannya? Jangan tanya
Jobs, karena ia pasti akan membawa begitu banyak ide. Ketika ia kembali
ke Apple pada tahun 1997 ia tidak membawa satu-dua ide produk. Ia
membawa 350 macam ide produk. Dari ide sebanyak itu, setelah diseleksi
tim, hanya 10 yang harus diwujudkan dalam dua tahun ke depan. Jadi, ia
tak membatasi diri untuk membuat idenya.
Stay Hungry, Stay Foolish
Di pengujung pidatonya di Stanford University itu, Jobs mengucapkan dua kalimat pendek-pendek: Stay Hungry, Stay Foolish.
Tetaplah lapar, tetaplah bodoh. Sebenarnya ini kata-kata motivasional
dari Steve Jobs untuk mengajak mahasiswa Stanford University yang
dikaguminya untuk tetap belajar dan tetap kreatif. Hanya orang lapar
akan ilmu pengetahuan yang akan terus belajar, dan hanya orang yang
merasa bodoh yang akan terus memperbaiki kemampuannya.
Menjual Mimpi Bukan Produk
Amati
produk-produk keluaran Apple. Produk-produknya sangat simpel. Dan makin
lama makin sederhana. Karena begitu sederhana, konsumen sampai tak
memikirkan cara mengoperasikannya (karena gampangnya). Begitu iPad di
tangan, misalnya, mereka segera membayangkan apa yang akan dilakukannya.
Dari sanalah lahir mimpi-mimpi penggunanya.
Ancaman Kematian
Steve
Jobs mengakui bahwa ketika ia berusia 17 tahun ia menemukan satu
kutipan yang sangat berkesan mengenai kematian. Jika setiap hari
merupakan hari terakhirmu, apa yang akan dilakukan? Setelah itu, setiap
kali bercermin di pagi hari ia bertanya pada dirinya sendiri. "Jika ini
hari terakhir saya, apakah saya akan melakukan apa yang saat ini saya
lakukan?" Jika jawabannya tidak, ia akan mengubah sesuatu agar yang
dilakukannya jauh lebih bermakna.
Prinsip-prinsip Steve
Jobs itu sebenarnya sederhana dan bisa diterapkan oleh siapa saja.
Prinsip yang sangat manusiawi, menggambarkan etos kerja yang luar biasa,
menyenangkan karena berdasarkan kecintaan dan kesenangan. Namun tak
gampang menerapkannya tanpa dibarengi komitmen.