Rabu, 08 Februari 2012

penyebaran Islam, bukti mukjizat


Oleh: Abduldaem Al-Kaheel

Menurut statistik, jumlah umat Muslim lebih dari satu setengah miliar, tersebar di seluruh negara, bahwa Islam tumbuh 2,9% pe rtahunnya.

Dan di tahun 2025, diperkitakan Islam akan menjadi agama pertama di dunia ini. Hal Ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Nabi saw dalam sabdanya, “Kelak perkara ini –yaitu Islam-menyebar seperti menyebarnya waktu malam dan siang hari.”

Maksudnya adalah bahwa setiap daerah yang ada di muka bumi yang menggapai waktu malam dan siang hari, maka Islam juga akan sampai kepadanya. Dan inilah fakta yang terjadi. Lantas, siapakah yang menyampaikan berita tersebut kepada Nabi saw?

wallahu a'lam

Senin, 06 Februari 2012

kotak infak

pagi-pagi seperti biasa, melihat-lihat situs berita online. (biar update nh otak..). aku menemukan sebuah artikel menarik. hikmah dan pembelajarannya semoga bisa kita ikuti dan amalkan. simak ya..


REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Prof Dr Yunahar Ilyas

Sudah menjadi tradisi di Tanah Air kita, umumnya masjid-masjid dan mushala menyediakan kotak infak. Sebuah kotak infak berukuran besar di letakkan secara permanen di bagian yang dianggap strategis, bisa di teras sebelum pintu masuk, atau di bagian dalam langsung setelah pintu masuk.

Jika ada pengajian, kotak infak diedarkan keliling. Begitu juga waktu penyelenggaraan shalat Jumat, tidak lupa beberapa kotak infak diedarkan dari shaf depan hingga paling belakang. Biasanya jumlah infak pada hari Jumat lebih banyak dibanding dengan infak waktu pengajian.

Begitu jugalah yang terjadi pada sebuah masjid di salah satu kota/kabupaten di Jawa Tengah. Setiap selesai rangkaian ibadah Jumat, beberapa orang takmir, kadang-kadang dibantu oleh jamaah mulai membuka kotak infak dan menghitungnya. Isi kotak infak didominasi uang recehan Rp 500, Rp 1.000, dan Rp 2.000. Sesekali terdapat uang Rp 50 ribu, Rp 20 ribu, dan Rp 10 ribu.

Tetapi yang menarik perhatian, pada setiap Jumat selalu ada satu lembar uang Rp 50 ribu. Lembaran uang tersebut selalu tampil sendirian, kesepian, tidak ada temannya. Berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun selalu ada uang lembaran Rp 50 ribu sendirian. Siapa dermawan itu, tak seorang pun tahu.

Sang dermawan tidak pernah sekalipun memperlihatkan uang Rp 50 ribuan tersebut, baik sengaja ataupun tidak kepada jamaah di sampingnya. Barangkali uang itu memang sudah disiapkannya sedemikian rupa dari rumah, dilipat kecil-kecil, di letakkan di kantong baju, sehingga tidak terlihat orang lain. Begitu kotak infak lewat di depannya, maka tangan kanannya langsung memasukkan uang tersebut ke dalam kotak sambil ditutup dengan tangan kirinya.

Bukan berarti menutupi tangan itu karena yang disumbangkan lebih kecil, lebih besar atau malu karena terlihat orang di sampingnya. Ia berinfak ikhlas karena Allah. Orang yang berinfak dan tidak diketahui oleh yang lain, maka dia akan mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat nanti. (Shahih Muslim No 1712).

Alhasil, selama bertahun-tahun tidak ada seorang pun yang tahu siapa dermawan itu. Pada suatu Jumat, tiba-tiba petugas infak tak menemukan lagi uang Rp 50 ribu itu. Para penghitung saling berpandangan dan bertanya-tanya. Pada Jumat berikutnya mereka tak menemukan uang serupa. Begitu seterusnya. Para penghitung, termasuk takmir masjid jadi penasaran. Mulailah pengurus serius menyelidikinya. Akhirnya pertanyaan itu terjawab.

Pada suatu hari sehabis mengisi pengajian di masjid tersebut, saya diajak oleh pengurus masjid makan di sebuah rumah makan tidak jauh dari masjid. Sewaktu makan-makan itulah seorang pengurus menceritakan kisah uang tersebut. “Ustaz tahu, siapa dermawan itu?” tanya seorang pengurus dengan serius. Dengan antusias saya menunggu jawabannya. Pengurus itu meneruskan ucapannya: “Dermawan itu adalah Pak Haji pemilik rumah makan ini.” Saya menyelidik, “Dari mana Anda tahu?”

“Sebab, uang Rp 50 ribu itu menghilang persis dua hari setelah Pak Haji pemilik rumah makan ini meninggal dunia. Sejak itulah, uang tersebut tak pernah lagi ditemukan.” Semoga Allah SWT memberi ganjaran berlipat ganda akan kedermawanan dan keikhlasan Pak Haji tersebut.

subhanallah..

Minggu, 05 Februari 2012

maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia

maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia

sebelum mulai, sejenak mari kita bershalawat, Allahumma Shalli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad, kama shallaita 'ala sayyidina Ibrahim wa 'ala ali sayyidina Ibrahim, wa barik 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala sayyidina Muhammad, kama sholaita 'ala sayyidina Ibrahim wa 'ala ali sayyidina Ibrahim, fil 'alamina innaka hamidun majid.

bulan rabiaul awal telah tiba, bagi umat muslim terutama di Indonesia bulan ini adalah bulan yang tepat untuk merayakan maulid Nabi. seperti yang kita ketahui ( atau bagi yang berminat, silahkan baca di ), pada 12 Rabiul awal adalah hari dimana Rasulullah di lahirkan, untuk memperingatinya maka diselenggarakanlah perayaan maulid Nabi Muhammad SAW.

baik, mungkin kita sudah bosan dengan kontroversi yang ada, mempermasalahkan bid'ah atau tidaknya, masalahnya kedua argumennya sama-sama kuat, sedangkan kita..?? gak tahu apa-apa.. hehe.. ngaku hayoo.. oke dari pada pusing saya tidak akan membicarakan itu. awalnya saya ingin bercerita tentang perayaan maulid di kampung saya, eh ternyata Allah berkehendak lain, di hari H nya saya malah sakit, akibatnya saya tidak ikut maulidan. akhirnya saya memutuskan ganti topik aja deh, kita berbicara budaya di Indonesia aja ya..

tumpeng..!! semua pasti sudah tahu, ini yang biasa menjadi makanan khas ketika maulid ( terutama di kampung saya, dan sunda saya kira ). tumpeng ini bisa berbentuk kerucut, gunungan, atau di bungkus biasa. kebiasaan lain makanan yang ada di maulid adalah, nasi kebuli. nasi yang dicampur dengan kuah daging kambing dan diseajikan dengan acar. makanan ini katanya sih dari arab.

di cirebon, tepatnya kesultanan ada semacam ritual khas yang sering dilakukan, yaitu.. lupa lagi namanya.. hehe.. pokoknya dalam acara ini ada ritual pembersihan benda-benda keramat dan air bekas mencucinya di bagikan kepada masyarakat, yang dianggap mengandung berkah. beberapa daerah pun melakukan hal yang sama.

di jogja, tepatnya disekitar keraton, maulid dikenal dengan sekaten atu gerebeg mulud. biasanya dalam perayaan ini ada gunungan yang biasanya terbuat dari buah-buahan atau kue yang disusun kerucut, yang nantinya akan diperebutkan ditengan kerumunan masyarakat. dalam keraton sendiri ada semacam protokol tentang apa saja yang mesti dilakukan oleh sultan.. ckck.. kagum dengan kesultanan ini.

beralih ke upacara adat hanta a pua, dari bima, Nusa Tenggara Barat. disini maulid menjadi perayaan berbetuk arak-arakan yang menggambarkan kemegahan umat Islam dan kerajaan bima. dalam arak-arakan ini, terdapat pula tarian, pembagian 99 tangkai bunga telur, dan banyak sekali simbol-simbol kerajaan yang memiliki arti filsafatnya tersendiri.

sekarang Aceh, disini maulid dibagi menjadi tiga dibulan rabiul awal bernama "maulid awai" di bulan rabiul akhir "maulid tengoh" dan di bulan jumadil akhir "maulid akhe". tiga kali perayaan maulid ini di tandai dengan diadakannya kenduri.

Kamis, 02 Februari 2012

Garudaku apa kabarmu..??

Garudaku apa kabarmu..??

Dulu, kulihat ibu pertiwi sedang bersusah hati. Air matanya terkadang melinang, namun lembut. Tapi sekarang, tampaknya dia sakit. Air matanya sudah kering, dan wajahnya sudah dingin menandakan ketidak peduliannya lagi pada sekitar. Biarlah hutan gunung dan lautan yang dulu dibanggakan, sekarang tak terurus. Biar mereka dijarah, dibakar, diperebutkan, bahkan mereka saksi setiap insiden berdarah dibumi, yang bernama pertiwi ini.
Sungguh, aku tidak tega melihatmu seperti itu, pertiwi. Tapi aku tak sanggup. Aku kecil. Sedangkan lawan-lawanku dan lawan-lawanmu, adalah raksasa rahwana buas yang kejam, monster. Aku bagai sudra didepan mereka. Aku, dan teman-temanku hanya bisa berteriak-teriak, di balik pagar besi dan kawalan ksatria berseragam coklat, sayang mereka dibawah perintah bangsawan, yang ternyata adalah monster rahwana. Mereka.?? Melenggang tak mendengar, dan banyak berkilah. Ah, kami marah, kami rusak pagar, kami lawan para ksatria, dan kami di pukul, kami ditembak gas air mata, kami di semprot meriam air, bahkan kami ditembak peluru tajam. Maaf, pertiwi kami khilaf, kami malah menumpahkan darah lebih banyak lagi.
Kini, disebuah sudut disenayan, sebuah gedung berdiri kokoh. Aku mencoba masuk kesana dengan sedikit elegan, jangan Tanya berapa, eh bagaimana.. karena aku sendiri lupa. Aura negative begitu terasa disana, ah sepertinya ini yang membuat pertiwi sakit. Aku berjalan, sambil menahan bau yang agak busuk, meski dibeberapa tempat sempat wangi. Gedung utama, mereka sedang rapat, meski tidak semua, alunan merdu dengkuran hamper saja membuatku terlena, indah. Aha, ada kursi kosong disana, atau banyak kursi kosong disana, hmm banyak sekali. Aku turun dan menghampiri salah satu kursi. Coba ah. Hampir saja tubuhku mendarat, tiba-tiba kursi bergeser . gubrak, jatuh yang agak menyakitkan. Aku coba lagi, dan kursinya bergeser lagi. Kini aku ikat kursi itu, dan kupaksakan duduk disana, tiba-tiba alarm menyala, dan kursi berubah menjadi sangat panas, sembari sebuah tulisan keluar di layar utama. Maaf, anda duduk di kursi seharga 24 juta rupiah, sementara pantat anda hanya seharga 5 juta rupiah. Ow, inikah tempat duduk para rahwana..??
Setelah berhasil mendapatkan tempat duduk dari kayu. Aku memperhatikan sebuah burung. Burung yang kurasa sudah sangat kukenal. Wajahnya menghadap ke kanan, tapi dengan mata terpejam. Bulu-bulunya sebagian sudah rontok, tampaknya dia stress. Ooohhh, inikah garudaku..?? , garuda yang dulu sering kunyanyikan, yang sering kuhafal, yang sering kubanggakan, dan yang sering kugambar..?? sekarang..?? bahkan rantai di lehernya telah putus sebelah, menyisakan ketidak seimbangan pada perisainya, dan kini ia terbalik. Apa yang mereka lakukan padamu,garudaku..?? apakah mereka sudah tidak ingat lagi dengan pancasilamu..?? atau mereka sengaja membalikkannya..?? aku tersenyum kecut.
Pertiwi, aku pulang. Maaf aku tidak bisa berbuat banyak. Sebaiknya kita berdoa saja, bu, semoga ada arjuna, atau banyak arjuna lahir dibumi ini. Pertiwi tersenyum. Ya, aku dan dia tahu hanya Allah yang bisa menyelamatkan negeri ini.