Kamis, 30 Juni 2011

cicak vs nyamuk

Apa yang terbayang ketika mendengar nama cicak..??ya, mungkin dalam bayangan kita hanya seekor kadal kecil yang suka merayap di dinding, suka bersuara aneh. Tapi pernahkah kita memperhatikan bagaimana ia makan..?? apa yang ia makan..?? ya ! nyamuk.
Cicak adalah binatang reptil, dan tentunya ia berjalan merangkak dan merayap, jangankan terbang untuk berdiri pun adalah hal yang mustahil bagi sang cicak, tapi justru makanan utamanya adalah nyamuk..!! nah lalu apa masalahnya..?? jelas ini masalah besar bagi cicak, karena nyamuk adalah serangga kecil yang mampu terbang dengan cepat dan gesit, jangankan cicak, kita aja manusia belum tentu dapat menangkap nyamuk, gak percaya..?? silahkan buktikan sendiri.. hehe, tapi Allah memiliki cara yang luar biasa, dengan segala keterbatasannya, toh ternyata cicak masih bias hidup, masih bias makan nyamuk, dan masih bias merayap didinding-dinding rumah kita.
Dari kilasan sederhana di atas, mari kita ambil hikmahnya
1. Allah Yang Maha Pemberi Rizki
Manusia, cicak, tumbuhan, hewan, semua mendapat rizki yang tepat dari Allah, tidak terkecuali. Setidaknya ada 3 jenis rizki dari Allah.
a. rizki yang di jamin adalah rizki yang pasti akan turun kepada semua makhluknya, yaitu berupa makanan, entah itu kepada manusia, hewan, tumbuhan, bekerja, pengangguran, miskin, kaya, cakep, jelek, semua pasti dapat makan, asal dengan satu syarat, ia masih hidup.. hehe.. nah rizki inilah yang dimainkan perannya oleh cicak, yaitu hanya sekedar untuk makan sekenyangnya, dan bertahan hidup ( emang ada gitu cicak pelihara nyamuk..??? setahu saya belum ada.. :D ), kalau manusia bekerja dan berikhtiar hanya dengan tujuan mencari makan, lalu apa bedanya manusia sama cicak, kucing, pohon kelapa, atau tikus ( ehm bukan yang di senayan lho.. he )
b. rizki yang dijemput dan digantung nah ini baru yang membedakan manusia dan hewan serta tumbuhan, manusia memiliki kemampuan untuk menjemput rizki, rizki untuk apa..?? sekali lagi bukan untuk makan atau untuk hidup..!! tapi untuk jauh lebih besar, bagi orang-orang sukses ya untuk mewujudkan mimpi-mimpi mereka ( insya Allah ini dibahas di lain kesempatan.. soalnya panjaaaanng banget.. ). Lalu apa perbedaan dijemput sama di gantung..?? dijemput berarti rizki yang diperoleh sebanding dengan usaha yang dilakukannya, pendapatan seorang supir pasti gak bakalan sama dengan presiden, begitu… kalo di gantung artinya percepatan, rizki yang berkali-kali lipat, caranya dengan do’a, sedekah, dan ibadah yang lainnya, dengan kata lain dalam soal rizki ia “berbisnis” langsung dengan Allah.. yang pasti dijamin tokcer dah.. hehe
2. seberapa besar iman kita..??
nah ini yang paling penting, diantara kita pasti banyak yang sering baca AlQur’an kan..?? sering khatham..?? lalu sudahkah kita beriman kepadaNya…??? Cicak yang bagi kita seperti makhluk tidak berdaya, hanya merayap, dengan ke Maha Luar Biasaan Allah, mampu hidup dari makanan yang kayaknya bagi cicak adalah makhluk super tangguh.. intinya gak ada yang gak mungkin bagi Allah, jangankan hal seperti itu lebih dari itu pun nggak mustahil bagi Allah. Coba seberapa banyak dari kita yang sering mengeluh tentang kehidupannya, entah itu tentang pekerjaan, pendapatan, kesehatan, keluarga, lalu dimana keimanannya pada waktu itu..?? apakah ia gak percaya kalo Allah yang telah mengaturnya pasti memiliki hikmah dibelakangnya, atau saat ia sejahtera, ia malah boros, lalai, sombong, ujub.. lalu kapan ia beriman kepada Allah..??? masa iman kita kalah sama cicak..??

wallahu a’lam

Senin, 17 Januari 2011

negeri - negeri yang dihancurkan

negeri - negeri yang dihancurkan

“Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, 'Ad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata; maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. At-Taubah, 9: 70)

Ironi dan dilematis, mungkin kata itu cukup tepat untuk menggambarkan keadaan negeri ini. Isu-isu korupsi, mafia hukum, mafia pajak, mafia imigrasi, kemiskinan, liberalisasi, pornografi dan pornoaksi ( termasuk segala macam bentuk penyimpangannya, seperti homoseks ), kebebasan yang tidak bermoral, hedonisme para kaum elit dan pejabat, sistem birokrasi yang kacau, dan ketidak adilan, tersemat di negeri yang terkenal dengan mayoritas 80% penduduknya adalah muslim. Apakah masih wajar bagi kita untuk tetap menutup mata ?
Suatu ketika, saya menyempatkan diri untuk membaca sebuah buku kecil yang berjudul kisah 25 nabi dan Rasul, saya tertarik dengan beberapa kisah Nabi dan Rasul yang negerinya dihancurkan oleh Allah. Setelah saya baca, ternyata kisahnya cukup menarik untuk didalami dan saya menyempatkan untuk browsing, mencari artikel tentang hal tersebut, dan Alhamdulillah, saya mendapat sebuah ebook gratis karya dari Harun Yahya, yang berjudul “jejak bangsa bangsa terdahulu”.
Secara singkatnya, Allah menghancurkan negeri-negeri itu bukan tanpa alasan, tetapi memang kaum yang mendudukinya sudah pantas untuk dihancurkan dan sebagai bentuk pembelaan terhadap Nabi dan risalahNya. Mereka yang dihancurkan, bukanlah negeri yang bodoh, malah sebagian besar adalah negeri yang makmur, sejahtera, kuat, dan pintar, tetapi hati mereka sudah mati.Kepantasan itu tercermin dari sifat, sikap dan perilaku mereka, terutama kepada nabi mereka sendiri. Mereka yang dihancurkan adalah kaum yang sombong, tidak bermoral, keji, para koruptor, dan musyrik, termasuk didalamnya menjadikan dunia dan materi sebagai tuhannya. Kutipan dari pernyataan Harun Yahya, tentang hal ini adalah orang-orang yang “..melanggar batas-batas yang telah ditetapkan Allah, menyekutukan-Nya, berlaku sombong di muka bumi, dengan sewenang-wenang menguasai hak milik orang lain, cenderung terhadap perilaku seksual yang menyimpang, dan angkara murka. Sifat umum lainnya adalah penindasan dan kesewenangan mereka terhadap kaum Muslim di sekitar mereka...” kemudian secara terperinci, “Seperti halnya kaum Tsamud yang mengurangi timbangan ( korupsi ), saat ini juga terdapat banyak pemalsu dan penipu. Terdapat pula “komunitas homoseksual” yang dibela kapan saja perbuatan itu muncul, dan para anggotanya yang tidak kurang dari kaum Luth, di mana penyimpangan seksual telah mencapai puncaknya. Segolongan besar dari masyarakat terdiri dari orang-orang yang tidak bersyukur dan ingkar, sebagaimana kaum Saba', yang tidak bersyukur atas kekayaan yang dianugerahkan kepada mereka sebagaimana kaum Iram, yang tidak patuh dan penuh penghinaan ter-hadap orang mukmin sebagaimana kaum Nuh, dan yang tidak acuh terhadap keadilan sosial sebagaimana kaum ‘Ad”.
Hanya sebagai tambahan, hancurnya negeri-negeri itu dikarenakan bemcana alam, yang berupa gempa bumi ( kaum sodom, dan madyan ), banjir ( kaum nuh dan saba’ ), badai ( kaum ‘ad), dan letusan gunung berapi ( pompeei ). Apakah kita masih mau menutup mata ?
Sebagai penutup catatan ini, saya teringat sebuah lirik nasyid dari Raihan, yang berjudul Ababil,
persoalannya mengapakah kita di zaman ini
dipermainkan sesuka hati oleh musuh kita
tiada pembelaan dari Tuhan untuk umat ini
kerna cinta dunia dan takut mati
(al-wahan)
cubalah kita koreksi diri

Wallahu’alam