"Sesuatu" dari Spirit GKN
motivasi Muhasabah
Tanggal 18 maret lalu saya berkesempatan menghadiri acara di
Gelora Bung Karno. Saya adalah salah satu peserta yang lolos tahap seleksi
proposal dan interview Gerakan Kewirausahaan Nasional yang diselenggarakan oleh
Kementerian Koperasi. Oke, hasilnya memang tidak menang tapi ada sesuatu yang
lebih berharga dari sekedar arti kemenangan.
Sembari menikmati rangkaian acara, dan hiburan dari berbagai
artis seperti NOAH, Nidji, Judika, mata saya tertuju pada beberapa orang yang
berlalu lalang di sekitaran GBK. Sebenarnya dari awal memasuki kompleks GBK ini
pun sudah tidak asing dengan sosok ini, pedagang..!! di gerbang utama saya dan
beberapa teman disambut jajaran pedagang yang tengah menjajakan barang
dagangannya, ada yang unik, adalah dimana pakaian mereka seragam semua, ya
sama, sama dengan pedagang lain, sama dengan peserta, sama dengan panitia, dan
pastinya sama dengan saya.
Kaos putih bertuliskan “Indonesia Gigih Sejak Dulu..!!”
terpampang jelas di setiap dada mereka. Tapi selama acara berlangsung saya
merenungkan, diantara ribuan orang yang memakai kaos itu, mereka lah pemenang
sebenarnya. Para pedagang itulah pejuang sebenarnya.
Mereka berhasil memanfaatkan peluang yang ada. Bahkan tanpa
modal..!! justru sebaliknya ribuan orang yang serupa dengan saya, mereka justru
“mengemis” mengharap bantuan modal dari pemerintah. Sejatinya pengusaha itu
berarti orang yang berusaha, bukan orang yang bermodal. Memang dibeberapa segi
kita butuh modal, tapi sekali lagi, menjadi pengusaha itu bukan hanya soal
modal, disana ada juga soal kerja keras, marketing, disiplin, passion, dan
masih banyak lagi.
Kurang lebih 3ribu orang berkumpul di GBK, untuk disaring
hampir setengahnya untuk memperebutkan modal 5-25 juta rupiah per-orang.
Sementara penjual minuman keliling, hmmm.. spertinya sehari itu saja mereka
dapat omzet mungkin 3-5 juta, tanpa proposal..!!
Seperti sebuah pukulan telak dan langsung KO, saya lemas,
lelah, melangkah keluar area GBK. Bukan karena persoalan menang dan kalah, tapi
soal harga diri yang terasa jatuh terbanting, dan terinjak. Sendiri menjelang
malam, saya seperti ditantang dan dihadang belasan gedung pencakar langit ibu
kota. Ah kerdil sekali, bahkan para pedagang itu jauh lebih besar dari gedung
itu. Kenapa saya mengemis..??
Senyum terkembang, ada sebuah ledakan besar, apalah makna jatuh
ke sebuah lubang jika ada emas didalamnya, alih-alih merintih kesakitan kita
akan tertawa kegirangan. pengusaha..?? ini dia..!!
Wallahu a'lam