Selasa, 18 Desember 2012

berusaha membaca "PSSI"


pastinya temen-temen pasti sudah hafal dengan lembaga yang satu ini kan..?? ya, satu-satunya lembaga yang memiliki wewenang mengurusi persepakbolaan indonesia, siapa lagi kalau bukan PSSI. akhir-akhir ini, satu lembaga ini memang sangat terkenal, mungkin bukan hanya di Indonesia tapi sampai di dunia internasional, hebat ya..?? ironis memang, karena bukan prestasi yang membanggakanlah yang membuat lembaga ini terkenal, tapi karena carut-marutnya organisasi yang satu ini.

permasalahan sudah sangat lama, mungkin ada sekitar 2 tahunan, di mulai saat penurunan Nurdin Halid, sampai detik ini, belum juga terlihat usai, meski FIFA sudah berulang kali mengancam akan memberikan hukuman bagi Indonesia. sedikit mereview catatan sebelumnya, kisruh PSSI ini dimulai saat ada indikasi tindakan "tidak sportif" dari Nurdin Halid, dari mulai dugaan suap, sampai pengaturan skor. entah, bagaimana, semenjak Nurdin Halid lengser, kemudian digantikan oleh pengurus baru, masih ada saja pihak yang tidak puas, dan berharap (atau menuntut) pengurus baru segera diganti. alhasil kita mengenal dualisme, baik itu di liga (LSI dan LPI) dan di pengurus (PSSI dan KPSI).

sebenarnya, saya bukan ingin membahas persoalan kisruhnya itu, biarkan saja mereka saling menggigit, atau entahlah, tapi yang pasti yang ingin saya bahas adalah bagaimana sebenarnya atmosfer organisasi pesepak bolaan dunia. kenyataannya, dunia sepak bola, berikut organisasinya, adalah sebuah dunia "luar", ya sebuah dunia yang berbeda dan bahkan jauh berbeda dari yang kita kenal, mereka memiliki hukum sendiri, memiliki peraturan sendiri, memiliki cara main sendiri, bahkan tidak ada satu pun negara yang mampu meng intervensi organisasi ini, pengamat sering mengatakan, dunia sepak bola itu, dunia di luar planet bumi.

siapa lagi yang akan kita tinjau, jika bukan badan tertingginya, FIFA.ada peristiwa unik, peristiwa yang sulit saya lupakan, saat tahun 2011 akan dilaksanakan pemilihan FIFA, kandidatnya adalah hammam (pada saat itu ketua AFC, federasi Sepak Bola benua Asia) dan tentu saja, presiden yang tengah menjabat sepp blatter. peristiwa unik nya adalah, bagaimana usaha blatter untuk "mengamankan" posisinya itu, di mulai dari penyuapan, sampai titik akhirnya di penjatuhan sanksi terhadap Hammam, yang artinya secara otomatis gugur dalam pencalonannya. dan faktanya, Blatter telah menduduki kursi itu selama 14 tahun..!!

menariknya, di FIFA ini bukanlah suatu yang "haram", penyuapan, korupsi, judi, adalah suatu yang "halal" bagi mereka. maka, bagi mereka memang ini adalah dunia yang tak tersentuh hukum formal, dan sebuah peluang untuk mengeruk kekayaan sebesar-besarnya. tengok saja liga Inggris, federasi Sepak bola nya, (FA) memang benar-benar melegalkan praktek judi, bahkan bagi sebagian besar pemilik klub-klub, itu adalah komoditas utama dalam pendapatan mereka, yang akan mereka gunakan kembali untuk mengelola klubnya. artinya, memang sulit jika menafsirkan (membaca) fenomena yang terjadi dalam tubuh organisasi FIFA dan bawahannya, dalam hukum formal, karena mereka berada di luar itu semua.

kembali ke PSSI, jika di pahami, FIFA dan AFC terkesan menganggap remeh permasalahan kita, dan sering mengancam menjatuhkan sanksi dengan tempo yang amat singkat, namun kenyataannya ya memang ini hanya permasalahan remeh. seharusnya, di mata mereka, PSSI tidak perlu ribet-ribet berurusan dengan pemerintah, tidak perlu ribet-ribet mengakomodasi setiap kepentingan, cukup siapa yang memiliki wewenang untuk mengambil keputusan, dan atau cukup mendengar siapa yang bersuara lebih lantang, ketok palu dan semua beres, bila perlu, suap saja semua. lagi-lagi ternyata di dunia sepak bola, apa yang dilakukan Nurdin Halid memang tidak salah, tapi ya sudahlah, karena FIFA dan sepak bola nya memang memiliki dunia yang sering kali sulit kita pahami.

kalau tidak terpaksa, sebaiknya jangan terlalu serius mendalami tubuh organisasi Sepak Bola, karena bagaimana pun juga ini seperti lingkaran setan yang mendorong ke neraka. cukup nikmati sajalah.. :)

Minggu, 16 Desember 2012

menolak lupa : #1 pendidikan

menolak lupa : #1 pendidikan

aku terlahir di sebuah keluarga yang tidak biasa, dan terkesan luar biasa. hehe.. ibuku adalah seorang aktivis dakwah, bapakku seorang PNS biasa. yang membedakan keluargaku dengan yang lainnya adalah pendidikan.

semenjak kecil, atau tepatnya sebelum menginjak SD, proses belajar yang "di luar kebiasaan" itu sudah di mulai. saat itu, program sudah di mulai, keluargaku sudah memberikan target, harus sudah bisa baca Al-Qur'an, harus bisa menamatkan kitab (meski sekedar membaca), harus sudah bisa shalat, wudhu, dan yang terakhir, harus sudah bisa baca dan menulis. hal ini aku katakan "di luar kebiasaan" karena saat itu belum wajib masuk TK, dan anak-anak lain pun nggak begitu-begitu amat.

alhasil, sebelum masuk SD, aku sudah bisa baca dan menulis, meski yang lainnya, (tilawah, shalat, dan ngaji kitabnya masih acak-acakan..hehe..). almarhum om saya pernah bilang sama ibu," bu, kalau bisa anaknya jangan disekolahin di kelas 1, langsung saja ke kelas 2.. kasihan dia udah pinter.." tapi, saran itu tidak di gubris, aku tetep di masukin ke kelas 1, meskipun akhirnya nilaiku pada jeblok.. heuheu.

awal-awal masuk SD, aku sempat di juluki si bodoh ( meski cuma ejekan sih.. hehe..) karena nilai-nilaiku tidak pernah beranjak dari angka 6 dan 7, (gak tahu kenapa juga sih..hehe). kelas 3 SD mulai ada peningkatan, aku baru masuk peringkat ke 4 di kelas, senengnya bukan main..

memasuki catur wulan ke 2 di kelas 3, nilai sempat anjlok lagi.. terjun bebas ke peringkat 10. sempat shock lagi,... pada saat itu, memang lagi booming rental PS 1, akhirnya setiap sore parkir di rental PS, lupa belajar, lupa ngaji, lupa PR, cuma nggak sampai lupa makan.. hehe.. akhirnya, setelah di marahi abis-abisan, aku pun "bertaubat" dan kembali menargetkan prestasi.. alhamdulillah catur wulan ke 3 berhasil kembali, meski ada di peringkat 5... alhamdulillah, peringkat 10 adalah peringkat terendah selama aku sekolah, dan belum pernah merasakannya lagi.. (paling rendah adalah peringkat 9 di MAN.. heee)

kebiasaan di "luar kebiasaan" ini berlanjut, setelah menjalani hari-hari ketat selama di SD, setelah memasuki dunia MTs, keadaan berubah drastis. aku di izinkan untuk meninggalkan pengajian, bebas pulang jam berapa, bebas ngapain aja, pokoknya benar-benar bebas. ya, akhirnya ini menjadi kebiasaan untukku, untuk mulai bertanggung jawab dan menghadapi resiko sendiri.

kepercayaan itu aku jawab, dengan menjadi juara ke 2 di MTs dan juara umum di MAN. alhamdulillah..

salam hormat untuk almarhum ibu ku..