Rabu, 12 Desember 2012

rangkaian sebuah cerita  part 1 - the begin

rangkaian sebuah cerita part 1 - the begin

berawal dari keisengan saya untuk berfikir, siapa manusia pertama di bumi..??

sebagai umat muslim kita tahu, nabi adam adalah manusia pertama yang Allah ciptakan di muka bumi ini, (Al-Qur'an menyebutnya sebagai khalifah, dan hadits menyebutnya sebagai manusia pertama), berturut-turut dengan hawa dan anak cucunya. menurut catatan sejarah, Nabi Adam ini turun ke bumi sekitar 5rb tahun sebelum masehi. namun, akhir-akhir ini, pernyataan ini terusik oleh pendapat para ilmuwan yang mengemukakan bukti bahwa manusia pertama muncul sekitar 15-150rb tahun sebelum masehi.

pendapat ilmuwan ini dikuatkan oleh catatan fosil, homo sapiens yang dianggap sebagai fosil manusia modern, lebih modern dari homo erectus, dan fosil-fosil lainnya (yang sepengetahuan saya, fosil-fosil ini pun diragukan keabsahannya). pendapat ini terus berkembang seiring dengan banyaknya penemuan-penemuan fosil homo sapiens dengan rentang usia hampir sama, tersebar di banyak tempat (sampai di Solo dan NTT). sehingga puncaknya, pendapat ini menjadi bagian sains yang kuat dan diajarkan di kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah.

lalu bagaimana dengan teori nabi adam sebagai manusia pertama..?? jika dikorelasikan jelas-jelas terbantah oleh adanya teori homo sapiens ini. tidak hanya saya, bahkan banyak orang yang mengemukakan pertanyaan yang sama (silahkan browsing dengan key manusia pertama di bumi di google), sehingga secara tidak sadar kita dihadapkan pada 3 pilihan,
a. menyetujui teori homo sapiens, dan membantah nabi adam sebagai manusia pertama
b. menyetujui teori homo sapiens dan menempatkan nabi adam sebagai khalifah pertama bukan sebagai manusia pertama, dan mereka pernah hidup bersama
c. menyetujui teori nabi adam, dan membantah teori homo sapiens

sempat dipusingkan dengan pilihan-pilihan ini, sebelum akhirnya menemukan sebuah artikel (silahkan cek http://pgriciampea-smp.site90.net/BungaRampai/9/aqidah/Benarkah.html ). astaghfirullah.

kenyataan ini mendorong saya untuk merenung, secara tidak sadar kita didorong untuk berfikir liberal. saking liberalnya sampai dalil-dalil naqli pun di kesampingkan. dan jika dalil-dalil naqli dikesampingkan maka, aqidah lah menjadi taruhan. astaghfirullah.  dan jika di telusuri kembali lebih jauh, dari mana konsep liberal ini berasal..?? tiada lain adalah konsep pendidikan yang berlaku kebanyakan di Indonesia, dimana siswa dituntut untuk mengkaji ilmu pengetahuan tentang dunia dulu, setelahnya baru ilmu agama ( faktanya, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam hanya diberi waktu 2 jam dalam seminggu ), ironis bagi sebuah negeri dengan mayoritas penduduk muslim.

akhirnya, sebuah pencerahan menjawab pertanyaan saya tentang hal ini silahkan cek http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/khazanah/10/07/15/124805-benarkah-manusia-purba-memang-ada-

semoga Allah melindungi kita dari cara berfikir liberal

wallahu a'lam
Abdurrahman Bin Auf

Abdurrahman Bin Auf

Abdurrahman Bin 'Auf adalah salah seorang shahabat Rasulullah yang terkenal akan kepiawaiannya dalam berbisnis. ia adalah seorang shahabat yang kaya, berkat bisnisnya semasa jahiliyyah dan semasa Islam di fase mekkah. bahkan, ia termasuk shahabat Rasulullah yang paling kaya, hingga suatu ketka, kaum muslimin melaksnakan hijrah ke Madinah.

Abdurrahman bin 'auf melaksanakan hijrah dengan meninggalkan semua hartanya di mekkah. dia tidak membawa apapun dalam perjalanan hijrahnya, sehingga setibanya di Madinah ia menjadi orang yang tidak mempunyai apa-apa.

kemudian, datanglah perintah Rasulullah kepada kaum Anshor untuk menjadikan kaum Muhajirin sebagai saudaranya, dengan berbagi, harta, makanan, tempat tinggal, dan lapangan pekerjaan ( partner bisnis ), mereka melaksanakannya dengan senang hati dan ikhlas. Begitu pun yang terjadi pada Abdurrahman bin 'auf, setelah ia bertemu dengan saudara barunya dari Anshor, kemudian ia ditawari bagiannya dari harta saudaranya itu, namun, Abdurrahman bin 'auf menolak semuanya, alih-alih menerima pemberian saudaranya, ia malah meminta jalan menuju pasar terdekat. setelah di beritahu tentang pasar dan keadaannya, mulailah abdurrahman bin 'auf menjalankan bisnis barunya, hingga ia kembali sukses dan menjadi shahabat yang kaya kembali.

Suatu ketika, Rasululullah memanggil Abdurrahman bin 'auf. Beliau memerintahkan kepada Abdurrahman untuk mengambil alih pasar dari tangan Yahudi, memang pada saat itu yang menguasai pasar adalah Yahudi penduduk madinah. maka Abdurrahman bin 'Auf pun berhasil mengambil alih pasar dengan cara menjadi pebisnis terbesar yang mengendalikan sistem dan harga yang berlaku di pasar tersebut, tidak dengan peperangan, tidak dengan kekerasan, tapi dengan bisnis, bisnis dan dakwah..!!

Abdurrahman bin 'Auf pun terkenal akan kedermawanan nya, perhatikanlah,
1. separuh hartanya ia sedekahkan ketika turun ayat al-Afwa ( cara berinfak yang benar Q.S. Al-Baqarah : 219 )
2. empat ribu dinar untuk dakwah Rasulullah ( Rp.8.660.000.000,- )
3. empat puluh ribu dinar untuk pasukan perang ( Rp. 86.600.000.000,- )
4. lima ratus keping uang untuk pasukan perang
5. lima ratus ekor kuda perang ( @Rp. 50 juta, maka Rp. 25.000.000.000,- )
6. lima ratus ekor unta untuk persediaan kemarau panjang ( @200 dinar x 2.165.000 = Rp.433.000.000 x 500 ekor = Rp. 216.500.000.000,- )
7. sedekah di akhir hayatnya, kepada seluruh pahlawan badar yang berjumlah 100 orang, masing-masing 400 dinar ( 400x100x2165000 = Rp 86.600.000.000,- ) dan kepada semua istri-istri RAsulullah..

di akhir hayatnya, Abdurrahman bin 'Auf masih menyisakan hartanya yang berlimpah. hal ini ditujukan untuk ahli warisnya, sesuai dengan perintah Rasulullah SAW.

demikian lah semoga menjadi motivasi agar menjadi muslim yang berlimpah dan berkah..

Subhanallah walhamdulillah..
Wallahu 'alam

lanjut ke bagian 2..