Ilmu deduksi dan Sherlock holmes
Muhasabah point of view
Kembali ke ranjang..!! ( dibaca ala tukul ya..)
Daripada jenuh tiduran di ranjang, akhirnya aku memutuskan
mendownload sebuah novel untuk mengusir kejenuhan. Mulai pilih-pilih ebook yang
bagus, dari jenis cinta, aksi, horror, anak-anak, sampai dewasa.. ( waduh..!! )
tapi semua tidak ada yang menarik, sampai jatuh lah pilihanku pada ebook novel Sherlock
holmes ( daripada beli.. kemahalan… heee.. ). Bercerita tentang Sherlock holmes
dan Dr.watson yang bekerja sebagai detektif swasta, dengan memecahkan kasus
secara hebat dan unik, singkatnya, kubacalah novel itu..
Sebenarnya yang ingin kuceritakan adalah sebuah kutipan yang
terdapat dalam novel Sherlock holmes seri pertama, yang berjudul a study in scarlet ( terbit tahun 1887 ),
disana ada bagian ketika Sherlock holmes baru berkenalan dengan Dr. Watson,
yang kemudian menjadi asisten tak resmi dalam setiap pemecahan kasusnya. Terjadi
sebuah dialog unik antara keduanya, kurang lebih begini,
anehnya, pengetahuan
Holmes yang begitu luar biasa diimbangi dengan ketidak tahuan yang sama besar
di bidang lain. Holmes sama sekali tidak tahu apa-apa tentang karya-karya
sastra kontemporer, filosofi, dan politik. Saat itu aku mengutip pendapat
Thomas Carlyle, dengan naïf Holmes bertanya siapa orang itu dan kejahatan apa
yang dilakukannya. Keherananku mencapai puncak sewaktu tanpa sengaja ku ketahui
bahwa Holmes tidak mengerti teori Copernicus dan komposisi tata surya. Bahwa ada
manusia beradab di abad 19 ini yang tidak menyadari bahwa bumi mengitari
matahari, bagiku merupakan fakta yang begitu luar biasa hingga aku tidak
mempercayainya.
“kau kaget, ya,” kata Holmes,
tersenyum melihat ekspresi wajahku. “ sekarang aku sudah tahu teori-teori itu,
tapi aku harus berusaha sebaik-baiknya untuk melupakannya.”
“melupakannya!”
“begini,” katanya
menjelaskan,” otak manusia pada awalnya seperti loteng kecil yang kosong, dank
au harus mengisinya dengan perabotan sesuai dengan pilihanmu. Orang bodoh
mengambil semua informasi yang ditemuinya, sehingga pengetahuan yang mungkin
berguna baginya terjepit terjepit di tengah-tengah atau tercampur dengan
hal-hal lain. Orang bijak sebaliknya. Dengan hati-hati ia memilih apa yang
dimasukkannnya kedalam loteng otaknya. Ia tidak akan memasukkan apa pun kecuali
peralatan yang akan membantunya dalam melakukan semua pekerjaannya, sebab peralatan
ini saja sudah banyak. Semuanya itu diatur rapi dalam loteng otaknya sehingga
ketika diperlukan, ia dapat dengan mudah menemukannya. Keliru kalau kau
pikirloteng otak kita memiliki dinding-dinding yang bisa membesar. Untuk setiap
pengetahuan yang kau masukan, ada sesuatu yang sudah kau ketahui yang terpaksa
kau lupakan. Oleh karena itu penting sekali untuk tidak membiarkan fakta yang
tidak berguna menyingkirkan fakta yang berguna.”
“tapi tata surya!”
kataku memprotes.
“apa gunanya bagiku?”
tukas holmes tak sabar.”kalaupun bumi bergerak mengitari bulan, itu tidak akan
mempengaruhi pekerjaanku!”
Nb : - dikutip dari novel Sherlock holmes a study in
scarlet, hal. 24-25
-
Tokoh aku adalah Dr. Watson
Menarik bukan..?? banyak sekali hal yang bisa kuperoleh dalam dialog ini,
seperti membandingkannya dengan system pendidikan kita yang menggunakan system borongan
( semua di pelajari ) dan kunci sukses para ahli professional, contoh apakah
seorang pengusaha peduli jika Jupiter ternyata hanya fiktif semata, mungkin bagi
NASA atau Lapan itu adalah masalah, tapi bagi seorang pengusaha..?? apa
pedulinya..?? bagaimana dengan sahabat.??
Ditunggu komentarnya ya, menarik kayaknya kalau didiskusikan. J
Wallahu
a’lam