" ada rasa yang berubah ketika hujan turun hari ini....tiba-tiba aku merindukannya....Ramadhan..."
Ramadhan adalah bulan penuh berkah, bulan yang didalamnya ada hari seribu bulan, bulan dimana permulaan Al-qur'an diturunkan, bulan yang sarat dengan perjuangan dan kepahlawanan, bahkan bulan yang tidurnya pun berpahala.
Ramadhan, pada bulan ini umat Islam bersama-sama berlomba dalam kebaikan, kehangatan dan kemesraan antar saudara begitu terasa, toleransi dan saling menghormati.
Ironis, bagi sebagian orang Ramadhan adalah bulan "taubat dadakan", orang-orang tersebut memilih "bertaubat" demi sebuah keuntungan kecil semata. Tapi itulah kehangatan yang tak terasa selama 11 bulan lainnya, dan hikmahnya, tak sedikit orang yang benar-benar merasakan manisnya hidayah ketika Ramadhan.
Dalam ruang lingkup yang lebih kecil, ada kehangatan tersendiri ketika Ramadhan, ada rasa yang berbeda ketika dini hari kita bangun kemudian sahur, ada rasa yang berbeda ketika kita menantikan waktu berbuka, ada rasa yang berbeda ketika berjamaah melaksanakan tarawih, dan ada rasa yang berbeda ketika kita bertilawah.
apakah kita sudah menang ? menang dari apa ? apakah kita sudah suci ? suci dari apa ?
perjuangan sesungguhnya baru dimulai hari ini dan 11 bulan yang akan datang. Dimana orang-orang sudah tidak peduli lagi dengan toleransi, dimana kemunkaran kembali meraja lela, dimana aurat-aurat kembali dibuka, dimana tak terdengar lagi suara lirih dari tilawah, dimana orang-orang kembali serakah dan tamak terhadap harta mereka.
pemenang sesungguhnya adalah orang yang sanggup bertahan dari semua itu, pemenang adalah kita yang bisa melanjutkan semua amal baik selama Ramadhan, shaum, tilawah, qiyam, zakat, toleransi, jamaah, dan hijab-hijab kesucian senantiasa terjaga, sehingga setiap hari, setiap bulan, dan sepanjang tahun bagi mereka adalah Ramadhan. Itulah pemenang sejati dan insan fitri.
" semoga kita adalah pemenang..dan Allah senantiasa bersama orang-orang yang sabar..."