Hadis-hadis Palsu di Sekitar Kita
hadits islam
REPUBLIKA.CO.ID,
Dalam kehidupan sehari-hari, hadis-hadis palsu masih dijadikan dalil
oleh sebagian umat Islam. Sejumlah pakar hadis telah membongkar dan membuktikan
bahwa sejumlah hadis yang masyhur di kalangan umat Islam ternyata hanyalah
hadis palsu.
Ahli Hadis terkemuka, Muhammad Nashruddin al-Albani dalam
Silsilatul-Ahaadiits adh-Dhaifah wal Maudhu'ah wa Atsaruhas-Sayyi'
fil-Ummah, dan Ahli Hadis terkemuka di
Tanah Air, Prof KH Ali Mustafa Ya’kub dalam buku Hadis-Hadis Bermasalah telah
mengungkap sejumlah hadis palsu dan lemah yang begitu masyhur di kalangan umat
Islam.
Berikut beberapa hadis terkenal yang ternyata hanyalah hadis
palsu.
• ‘’Agama adalah
akal. Siapa yang tidak memiliki agama, tidak ada akal baginya.’’ Menurut
Albani, hadis tersebut batil munkar. ‘’Menurut saya, kelemahan hadits tersebut
terletak pada seorang sanadnya yang bernama Bisyir. Dia ini majhul (asing/tidak
dikenal),’’ paparnya. Ibnu Qayyim dalam kitab al-Manaar, hadis-hadis yang
berkenaan dengan akal semuanya dusta belaka.
• ‘’Tuntutlah ilmu
sekalipun ke Negeri Cina." Menurut dia, riwayat ini batil. KH Ali Mustafa
Ya’kub menyatakan hadis itu palsu.
• ‘’Perbedaan
(pendapat) umatku adalah rahmat’’.
Menurut Kiai Ali Mustafa Ya’kub,
hadis itu tak memiliki sanad. “”Boleh jadi, hadis itu adalah sejenis
kata-kata mutiara,’’ ujar Guru Besar Ilmu Hadis pada Insitut Ilmu Alquran (IIQ)
Jakarta. Alabani menyebut hadis itu tak
ada sumbernya.
• ‘’Kefakiran
hampir menjadi kekafiran, dan kedengkian itu hampir mendahului takdir.’’ Hadis itu, menurut Kiai Ali Mustafa Ya’kub
sudah mendekati maudhu’ alias palsu, sebab dalam sanadnya terdapat seorang
perawi yang lemah sekali.
• Rasulullah SAW
bersabda : “Barangsiapa menunaikan haji ke Baitullah dan tidak berziarah (mengunjungiku)
maka ia telah menjauhiku.” Menurut
Albani hadis ini maudhu’.
Selain contoh di atas masih banyak lagi hadis-hadis palsu
lainnya yang begitu mashyur di tengah-tengah umat. karenanya, para ahli hadis
selalu mengingatkan agar umat Islam selektif dalam menggunakan hadis.