Tampilkan postingan dengan label islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label islam. Tampilkan semua postingan

Minggu, 24 September 2017

Finally, Saya Coba Bekam

Bertahun lalu saya kenal denga praktek pengobatan yang satu ini, dengar kajiannya, faham dalil nya, tahu manfaatnya, tapi belum pernah coba sekalipun praktek pengobatan yang disunnahkan oleh Nabi Muhammad ini.

Sampai obrolan tadi pagi dengan istri ( Apa..??? Admin blog sudah punya istri.???? makanya baca artikel welcome to the new life ) yang sedang olah raga di lapang joglo prametawa sari (ini nggak tahu bener apa nggak nulis nya, soalnya baru juga olah raga nulis disana ), mengajak saya untuk ber bekam.

layaknya dayung bersambut, saya langsung meng-IYA-kan, "Yuk Bekam..!!"
Ini alat bekam.. Ini ibu Budi...

habis olah raga kita langsung kesana, namun Allah menguji keteguhan keinginan kami, "Maaf Kang belum buka, sejam setengah lagi baru buka.." Tapi karena kami sudah yakin dan kuat maka kami putuskan....

"Maaf teh lain kali aja..."

-------------------------------------------------------------------------------- Part 2

Hari sudah menjelang sore, setelah makan yang cukup, tidur yang cukup, main game yang cukup, akhirnya kami memutuskan untuk berangkat pergi ke...

Tukang Jahit.

Emosi kami kembali diuji dengan tukang jahit yang nggak ngerti keinginan baju yang akan kami buat. Sampai kami menyerah dan bilang,"Mangga Kumahakeun we lah pak.."

Akhrinya dengan emosi, dada yang terbakar, semangat penuh perjuangan, dan mata yang menyala-nyala kami tancap gas ke..

----------------------------------------------------------------------------- Part 3

"A kan kita mau bekam..?? Jadi gak..?"
" Oh iya.. aa lupa.."

Jadilah kami mampir ke sebuah klinik bekam. 

" Kang Sakit gak di bekam ?" tanya saya ke petugas.
"Ah nggak.."
"Bakal lemes..?"
"Hmmm... jarang sih.. tapi pernah ada pasien yang pingsan... terus ada juga yang gak bisa gerak akibat lemes selama tiga hari.."Sambil cengengesan petugas nya.
"Oh hahaha..." tertawa ringan.
(Obrolan ringan sore...)

------------------------------------------------------------------------------ Epilog

'Penasaran gak dengan bekam..?? enak lho...

udah sehat, sunnah lagi.. pokok e maknyuss

mau..??? coba saja sendiri..

Jumat, 11 Oktober 2013

sebuah visi, akhir zaman

sebuah visi, akhir zaman

Sebagai muslim, rasanya sudah tak asing lagi jika mendengar hadits-hadits yang berkenaan dengan peristiwa akhir zaman, mulai dari ciri-ciri kecil, sampai peristiwa besar menjelang kiamat kubro di akhirnya. Kabar penyampaian hadits-hadits ini, sejatinya adalah peringatan sekaligus persiapan bagi siapa pun yang beriman pada hari akhir, artinya, kisah-kisah ini bukan sebuah cerita fiksi, atau dongeng pengantar tidur belaka. Iman pada hari akhir, pada akhirnya akan mengantarkan sebuah proses lahirnya sebuah visi kehidupan.

jika disusun, sederhananya, rangkaian akhir zaman dimulai dari,
- Perang Besar, (almalhamah alkubro)
- Baiat Imam Mahdi
- Dajjal
- Turunnya Nabi Isa
- pembasmian Yajuj wa Ma'juj
- masa damai
- binatang melata
- angin lembut yang mencabut nyawa orang-orang mukmin
- penghancuran total alam semesta

saat saya berdialog dengan beberapa kawan, spontan mereka mengatakan,"jangan sampai deh, mengalami rangkaian itu.." atau "amit-amit.." dan respon penolakan lainnya. baik, ini sebenarnya wajar, mengingat saya pun dulu merasakan hal yang sama, tapi bukankah sebaiknya kita berubah.

Rasulullah memang mewanti-wanti umatnya, untuk berhati-hati akan keadaan pada masa itu. penggambaran Rasulullah tentang umat yang menyerupai buih (banyak namun tak berguna), moral yang berantakan, kekuatan musuh yang hampir tak tertandingi, dan keadaan-keadaan negatif lainnya tentang umat Islam pada masa itu. Tapi jika kita membuka mata dan hati lebih jernih, bukankah ini sebuah tantangan..??

tantangan..?? ya, karena di hadits-hadits lain, Rasulullah menggambarkan sebuah visi, sebuah kemenangan besar bagi Umat Muslim, sebuah waktu dimana, pahlawan dan orang-orang besar akan berdatangan, Imam Mahdi dan Nabi Isa as. adalah contohnya, dan saya yakin masih banyak lagi, pahlawan-pahlawan yang akan lahir bermunculan. lantas, apa yang ditakutkan dari rangkaian akhir zaman ini, jika pada akhirnya Islam-lah yang akan menang..?

seperti sebuah pepatah, pelaut yang ulung tidak dilahirkan di laut yang tenang. Maka sebuah keniscayaan akan adanya sebuah seleksi alam, sebuah sunnatullah untuk memilih sekelompok umat terbaik di tengah buih umat yang tak berguna. Sebuah seleksi yang keras, dan seleksi paradigma berfikir tentang akhir zaman, yang pada akhirnya mereka-lah yang mewakili kemenangan Islam dalam peperangan, dan tentu saja, mereka-lah pahlawan itu.

maka, jika kita kembali merenungkan akan hal ini, mestinya kita berhati-hati, siapa kita di akhir zaman itu..?? pecundang atau pemenang..?? pengecut atau pahlawan..?? jika belum apa-apa kita seudah berkata "takut" dan menghindar, maka jika kita meninggal dunia pun belum tahu bagaimana nasib kita kelak, tapi jika kita berani berkata,"ya, siap..!! saya beriman, dan akan memenangkan peperangan itu.." bukankah hadiah terindah adalah kematian syahid..??

Allahumma inni a'udzubika minal fitnatil masihid dajjal..

Wallahu a'lam

Kamis, 18 April 2013

Lapar Rasululloh dan Shahabat -part2

Lapar Rasululloh dan Shahabat -part2



6. Ibnu Sirin, dia berkata,” Kami berkunjung ke rumah Abu Hurairoh yang saat itu dia sedang mencelup dua lembar kain katun dengan warna merah. Setelah mengambil salah satu di antaranya, dia berkata,”bagus benar Abu Hurairah yang mewarnai kain katunnya. Padahal dulu aku pernah menggeletak diantara mimbar Rasulullah SAW dan kamar Aisyah dalam keadaan pingsan. Lalu tiba-tiba ada seseorang yang menginjakkan kakinya ke leherku, karena dia mengira aku orang gila, padahal saat itu aku seperti itu karena rasa lapar.”

7. Asma’ binti Abu bakar ra, dia berkata,” Suatu kali aku berada di sebuah area tanah yang dibagikan Nabi SAW kepada Abu Salamah dan Az-Zubair, tepatnya di tanah Bani Nadhir. Saat itu Az-Zubair sedang keluar bersama beliau. Kami mempunyai seorang tetangga Yahudi yang sedang menyembelih domba dan memasaknya. Aku bisa mencium bau masakannya yang amat sedap. Aku yang menggendong putriku, Khadijah, tidak sabar mencium bau masakannya itu. Maka aku keluar rumah dan menemui istri tetanggaku Yahudi itu, pura-pura meminta api, dengan harapan dia akan memberiku sebagian masakannya, sekalipun aku sebenarnya aku tidak membutuhkan api. Setelah aku bisa melihat dan mencium bau masakan itu dari dekat, rasa keinginan semakin menggebu. Maka api yang kuminta dari tetanggaku kupadamkan, lalu aku mendatanginya lagi untuk kedua kalinya, pura-pura meminta api. Hal ini kuulangi lagi hingga tiga kali. Setelah itu aku duduk menangis sambil berdoa kepada Allah. Tak lama kemudian suami tetanggaku Yahudi datang lalu bertanya kepada istrinya,”Apakah ada seseorang yang telah datang kesini?”
“Ya, ada seorang wanita Arab yang meminta api,” jawab istrinya.
Sang suami Yahudi berkata,”Aku tidak akan mencicipi masakan itu sedikit pun, atau engkau mengirim sebagiannya kepada wanita itu.”
Lalu orang Yahudi itu mengirim masakan itu beserta kuwalinya kepadaku. Tidak ada sesuatu  yang lebih menarik bagiku didunia saat itu selain dari masakan.”

8. Jabir ra, berkata,” Saat menggali parit (menjelang perang Ahzab), kami terhadang sebongkah batu besar yang amat keras. Maka orang-orang mendatangi Nabi SAW dan melaporkan keberadaan batu yang tidak bisa kami pecahkan itu. Kami ikut turun kedalam parit. Saat beliau berdiri, terlihat ada batu yang diganjalkan ke perut beliau. Selama tiga hari kami tidak pernah mencicipi makanan.”

9. Jabir ra, berkata,”Rasulullah SAW mengutus kami untuk mencegat kafilah dagang milik Quraisy. Abu Ubaidah diangkat menjadi pemimpin kami. Beliau juga membekali kami dengan sekantong korma, tanpa ada bekal yang lain. Abu Ubaidah memberi kami sebuah korma untuk satu orang.
“Apa yang bisa kalian lakukan dengan sebuah korma itu?” ada seseorang bertanya.
Kami menjawab,”Kami mengulumnya sebagaimana bayi yang mengulum sesuatu, kemudian kami minum air, hingga hal itu sudah cukup bagi kami untuk kebutuhan sehari semalam. Kami juga mencelup tongkat kami kedalam air lalu kami memakannya.”

Wallahu a'lam
Lapar Rasululloh dan Shahabat -part1

Lapar Rasululloh dan Shahabat -part1


Assyaikhoni mentakhrij dari Urwah, dari Aisyah ra, bahwa dia berkata, “Demi Allah wahai keponakanku, kami benar-benar pernah melihat bulan sabit hingga tiga kali selama dua bulan penuh, sementara tungku api dirumah-rumah Rasulullah tidak pernah dinyalakan selama itu,”
“wahai bibi, lalu apa yang menghidupi kalian..?” tanyaku.
“Dua jenis makanan warna berwarna hitam, yaitu korma dan air. Hanya saja Rasulullah mempunyai hewan untuk diambil air susunya. Mereka mengirimkan air susu itu kepada beliau.” (H.R. Ahmad)

1. An-Nu’man bin Basyir ra, dia berkata,”Bukankah sekarang kalian dapat makan dan minum sesuka kalian ? Dulu aku pernah melihat Nabi kalian tidak mendapatkan korma yang bisa dimakan.” (H.R. Muslim)

2. Umar bin Alkhathab menyinggung kebiasaan orang-orang yang tenggelam dalam keduniaan. Dia (Umar) berkata,’padahal aku pernah melihat Rasulullah SAW yang menahan rasa sakit hingga seharian penuh karena rasa lapar, tanpa mendapatkan korma yang bisa dimakan’.”(H.R. Muslim)

3. Ibnu Abbas ra, bahwa dia pernah mendengar Umar bin Alkhathab berkata, Rasuluillah SAW keluar dari rumah pada waktu tengah hari yang panas dan mendapatakan Abu Bakar berada di masjid.
“Apa yang membutamu keluar pada saat-saat seperti ini?” Tanya beliau.
Abu Bakar menjawab,” Alasanku sama dengan alasanmu wahai Rasulullah, yaitu karena lapar.”
Tak lama kemudian muncul Umar bin Al-Khathab. Beliau seperti itu pula kepadanya. Umar menjawab,”Alasanku sama dengan alasan engkau berdua, yaitu karena lapar.”
Setelah berbincang-bincang dengan keduanya, beliau bertanya,” Apakah kalian berdua masih kuat pergi ke kebun korma untuk mencari makanan, minuman, dan tempat berteduh?” Namun kemudian beliau bersabda lagi,”marilah kita kerumah Abul Haitsam bin At-Taihan Al-Anshary.” (H.R. Muslim)

4. Sa’ad bin Abi Waqqash ra, dia berkata,” Aku adalah orang Arab yang pertama kali menjadi pemanah di jalan Allah. Kami pernah berperang bersama Rasulullah SAW, sementara kami sama sekali tidak mempunyai makanan, kecuali daun samar, sehingga kami memakannya seperti yang dilakukan kambing, dan tidak ada makanan yang lain.”

5. Al-Miqdad ra, dia berkata,”Setelah tiba di Madinah, Rasulullah SAW menempatkan kami sepuluh orang sepuluh orang di satu rumah. Aku termasuk sepuluh orang yang didalamnya ada Nabi. Sementara kami hanya mempunyai seekor domba yang air susunya kami bagi merata.”

Selasa, 02 April 2013

  Shalat jumat 29 Maret 2013, Mesjid AtTaqwa Kebayoran Baru.

Shalat jumat 29 Maret 2013, Mesjid AtTaqwa Kebayoran Baru.


-        Pagi hari, saya sudah ada dijalan lagi. Kali ini menuju kesebuah masjid di daerah jl. Sriwijaya keb. Baru. Ini terkait dengan undangan ust. Yusuf Mansur untuk menghadiri shalat jumat tersebut dengan di imami oleh Syekh Imam Al-Ghamidi, Imam Besar masjidil haram dan Nabawi.

Pukul 10 pagi akhirnya saya tiba di masjid tersebut, siapa sangka, ternyata masjid sudah hampir penuh. Seselesainya sarapan, saya tidak membuang waktu untuk segera menmpati posisi strategis, belum lagi saya teringat belum bertilawah Kahfi pagi itu. Berusaha merangsek kedepan, akhirnya hanya dapat dibarisan shaf tengah, jam 10 pagi masjid sudah hampir penuh setengahnya, hmmm.. sebuah kejadian langka di Indonesia.

Shalat dhuha, Tilawah Kahfi, Yasin, hanya menghabiskan waktu sampai jam 11, dan masjid sudah hampir penuh sesak. Saya perhatikan sekeliling ada yang menghabiskan waktu dengan tilawah, dzikir, shalat sunnah, beristirahat selonjoran, dan tak sedikit juga yang mengotak-atik gadgetnya masing-masing. Ya, tidak heran juga, sebab ini termasuk peristiwa yang amat bersejarah dalam kehidupan masing-masing, bayangkan saja, sengaja shalat di Mesjid Nabawi dengan ongkos seharga belasan juta (umroh) atau puluhan juta (haji), kita hanya bisa shalat entah di shaf keberapa puluh ke belakang, entah berapa jauh dari imam, boro-boro bisa lihat imamnya, punggungnya saja sulit, tapi hari ini kita berjamaah dan hanya berjarak beberapa meter saja dari imam, luar biasa. pantas, jika ramai-ramai pasang status, twit, atau mungkin blog dengan isi serempak.. “lagi di attaqwa nih, sholat bareng yusuf Mansur sama syekh alghamidi..”

Akhirnya tiba saatnya, semakin lama saya semakin terjepit setelah berhasil merangsek terus kedepan akhirnya saya menempati shaf ke 9 mungkin. Pengumuman dari pengurus masjid, Adzan pertama, shalat sunnah, sampai tiba Adzan kedua disusul khutbah dari Ust. Yusuf Mansur ( saya tidak akan menceritakan isinya silahkan langsung saja akses ke youtube berikut..)


Baru 5 menit khutbah berjalan air mata sudah bercucuran, terbayang megahnya Nabawi, megahnya Mesjidil haram, terbayang Roudhoh, Subhanallah. Khutbah Ust, Yusuf Mansur berhasil membangkitkan visi saya, berangkat haji..!!

Setelah terbawa visi, dan emosional mendengar khutbah yusuf Mansur. Kini tiba saatnya alghamidi, berdiri mengimami shlat jumat. Sayup-sayup terdengar takbiratul ihram, mengalun alfatihah, dan baru sampai “Maliki Yaumiddin..” hampir bisa dipastikan tidak satu pun jamaah yang tidak menangis. Semua terisak-isak, alunan ayat demi ayat terus mengalun.

Ya Allah…


Minggu, 24 Februari 2013

Bahasa universal bernama akhlak

Bahasa universal bernama akhlak


Akhlaq seringkali diartikan sebagai budi pekerti, akhlaq mewakili kata kerja sekaligus sifat dalam Islam. Sejauh ini kita memahami akhlaq hanya sebatas perilaku, akan tetapi jika difahami lebih jauh, kenyataannya akhlaq adalah sebuah sifat yang tidak bisa terlepas dari Islam. Saat Islam mendeklarasikan diri sebagai ajaran universal, maka konsekuensinya adalah, Islam mesti menjadi sumber dari segala sumber, landasan bagi semua hal.

Mari kita renungkan, Islam turun di tanah arab, yang pada saat itu dikatakan jahiliyyah. Apakah jahiliyyah berarti bodoh, ketinggalan zaman, dan terbelakang..?? kenyataannya tanah arab saat itu telah berkembang, ia telah memiliki system, pemerintahan, pangsa pasar, bahkan bahasa dan sastra nya pun diakui sebagai yang terbaik di dunia. Saat Islam mulai diperkenalkan, terjadi revolusi besar-besaran di tanah arab, dari titik terendah, sampai peradaban tertinggi dirombak total dalam Islam, sekali lagi inilah konsekuensi saat Islam mendeklarasikan diri sebagai ajaran universal.

Hendaklah salam itu diucapkan yang muda kepada yang tua, yang berjalan kepada yang duduk, dan yang sedikit kepada yang banyak." Muttafaq Alaihi
Satu contoh dalam bidang akhlaq, apakah di tanah arab pada saat itu tidak terdapat akhlaq..?? jika dalam pengertian budi pekerti, jelas ada. Di tanah arab, dan Quraisy khususnya, tentu mengenal hukum adat yang mengatur tentang budi pekerti ini. Semisal hukum hak asuh, hukum jual beli, hukum perbudakan, dan hukum-hukum lainnya, dan pada saat Islam datang, ternyata semua hukum itu dilabeli Jahiliyyah.

Islam turun tidak serta merta menjudge, ia hadir dengan solusi. Maka solusi yang turun sekaligus dalam Islam pada masa itu adalah, menghapus adat jahiliyyah dan menggantinya dengan Islam, termasuk akhlaq. Maka mulai dikenallah akhlaqul karimah.

Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dari akhlak yang baik. (HR. Abu Dawud)
Bermula di Mekah, Madinah, kemudian mendunia, dan sampai detik ini, hukum akhlak tidak berubah. Akhlak sejatinya berada diatas adat, dan kebiasaan-kebiasaan lain (norma, etika, estetika). Dimanapun ia berada, seorang muslim membawa kemuliaan diri dan ajarannya dalam akhlak. Refleksi ilmu, dan pengetahuannya tentang Islam terdapat dalam akhlak. Bahkan, nama baik Islam pun dipertaruhkan dalam akhlak pula.

Unik jika kita berbicara muslim di nusantara, dimana terdapat ratusan suku, adat istiadat, dan kebudayaan yang beraneka ragam. Jika setiap suku memiliki peradaban yang berbeda, lantas bagaimana ia berkomunikasi dengan suku lainnya..?? disinilah indahnya Islam, hikmah kenapa Allah mengajarkan akhlak. Akhlak mestinya menjadi bahasa keseharian, bahasa yang mampu menembus segala batas peradaban, segala batas-batas regional, akhlak justru menjadi symbol peradaban dan persatuan tanpa membeda-bedakan kasta dan golongan.

"Apabila seseorang di antara kalian memakai sandal, hendaknya ia mendahulukan kaki kanan, dan apabila melepas, hendaknya ia mendahulukan kaki kiri, jadi kaki kananlah yang pertama kali memakai sandal dan terakhir melepaskannya." Muttafaq Alaihi.


Dimana pun kita berada, siapa pun kita, hendaknya kita menghargai dan menghormati siapa pun dengan akhlak tertinggi, akhlak Islam. Sebaiknya kita segera menanggalkan segala perbedaan, meninggalkan kebanggaan atas kesukuan, melenyapkan segala hal yang bisa memercikan api peperangan, meski itu hanya dengan perbedaan kebiasaan.

Terakhir, apakah Islam tidak menghargai adat istiadat local..?? dengan segala hormat, islam adalah hukum tertinggi, ushul fiqh mengatakan, seandainya adat itu baik, dan tidak ada pertentangan dalam hukum islam didalamnya, maka gunakanlah, jika buruk, dan kontra dengan hukum Islam, tinggalkan lah.

"Janganlah engkau memandang rendah bentuk apapun dari kebaikan, walaupun engkau hanya bertemu dengan saudaramu dengan muka manis." Riwayat Muslim
Wallahu a’lam

Jumat, 15 Februari 2013

khutbah jumat 5 Rabiul Tsani 1434 H part 3

khutbah jumat 5 Rabiul Tsani 1434 H part 3

maka, kita mesti melakukan sebuah upaya agar menjadi solusi ditengah keterpurukan umat sepert ini. solusi yang bisa kita lakukan adalah kita mengupayakan seperti firman Allah SWT..

"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." (Ali Imran : 110)

amar ma'ruf nahi munkar, adalah kewajiban bagi kita selaku umat terbaik, selaku umat Rasulullah. Dakwah adalah kewajiban setiap individu, dan pada akhirnya secara berjamaah pula kita bisa membangun kekuatan, dan menjadi solusi yang terbaik di tengah umat.

solusi selanjutnya adalah kita kembali ke ajaran yang semestinya. tinggalkan panutan-panutan liar, obsesi-obsesi yang bukan berasal dari Islam. Rasulullah adalah uswah sejati, tidak ada yang pantas kita teladani selain dari beliau. maka apakah mungkin bagi kita mencari tuntunan selain dari Rasulullah dan AlQur'an..??

Allahumaghfirlil muslimina wal muslimat, mukminina wa mukminat, wal ahya wal amwat..

Wallahu a'lam

catatan :
redaksi diatas bukan redaksi yang sebenarnya dari isi khutbah jumat, tetapi hanya yang di ingat oleh penulis. maaf jika masih banyak kesalahan, karena setiap kesalahan murni dari penulis, sedangkan yang benar hanyalah milik Allah semata.