Senin, 08 Desember 2014

mesjid


"jadi jamaah sekalian yg di rahmati Allah, sedekah untuk kepentingan umat ini sangat besar nilainya dihadapan Allah...."
Sepenggal kalimat dari tuturan ceramah di suatu mesjid daerah yang agak kecil, namun bersahaja. Ustadz tersebut diundang untuk memberikan tausiyah keagamaan dalam sebuah peringatan hari maulid.
"semoga mesjid ini, mendapat perhatian lebih, karena ini adalah sebuah simbol kekuatan Islam.." Kalimat penutup yang khas pada malam itu.
***
"jadi bapak2 sekalian, untuk memperbaiki mesjid ini membutuhkan biaya yg tidak sedikit, mengingat umurnya yg sudah tua. Mungkin bisa jadi ini adalah proyek renovasi besar-besaran." Sambutan ketua DKM dalam rapat pembangunan mesjid, tepat 7 hari semenjak ceramah maulid tempo hari.
Hasil perhitungan dalam rapat itu tercatat sejumlah 500juta, untuk sebuah mesjid yg mengakomodir ratusan penduduk tentu angka yg wajar, atau bahkan terlalu sangat pas.
"Alhamdulillah, haji duloh sudah memberikan bantuan sebesar 10 juta.." Hadirin terdiam "sementara kang usman sudah siap dengan 7 juta." Beberapa saling memandang, sebagian ada yg menunduk, sebagian lagi memperhatikan dengan seksama.
"rencananya, dalam waktu 2 bulan ini kita akan melaksanakan penggalangan dana, jika dalam tempo waktu tersebut biaya belum juga tercukupi terpaksa kita akan mengirimkan surat permintaan bantuan ke pihak yang lain..." Dan sebuah kalimat yg masih panjang terdengar sepanjang malam itu.
***
"Saldo kas mesjid khusus pembangunan berjumlah total 700juta rupiah."
"Alhamdulillah..." Riuh rendah jamaah jumat terdengar, sebagian lagi terdengar takbir gembira.
"karena itu pembangunan akan segera dilaksanakan." Pengumuman jumlah kas mesjid itu diumumkan tepat di jumat ke delapan semenjak rapat dulu.
***
"Assalamualaikum ustadz, lama tak jumpa. Sehat ?"
"Alhamdulillah, sehat walafiat, bagaimana pak feri sehat juga ?"
"Alhamdulillah.. Jadi bagaimana ustadz soal pembangunan mesjid itu.?"
"Alhamdulillah semua sudah siap, kita akan segera memulai tahap awal perbaikan."
"wah alhamdulillah, bagus kalau begitu. Kebetulan pak ustadz datang saya mau memperlihatkan konsep pembangunan mesjid." Pak feri mengeluarkan selembar blue print, gambar desain mesjid yg tampak gagah dan indah.
"Subhanallah, indah sekali. Ini gambar mesjid kita pak feri ?"
"Iya."
"sebentar, pak feri bilang pembangunan?"
"benar, jadi begini ustadz, saya lihat perkembangan di sekitar mesjid sudah berkembang pesat, mungkin jamaahnya sekarang sudah mencapai ribuan kan ?"
"ya mungkin cuma di hari Jumat pak" ust lukman tersenyum ketir mengingat, sebagian jamaah harus menggelar koran sebagai alas sholat di halaman mesjid.
"nah karena itu, saya usulkan ide pembangunan mesjid yg baru saja ustadz."
"begitu ya.." Ust lukman, agak termenung, mencari balasan kalimat yang tepat untuk pak feri. Di dalam hati ia tahu kalau Allah itu Maha Kuasa untuk sekedar membangun sebuah mesjid, atau bahkan istana megah berlapis emas sekalipun, tapi melihat realitas dana yg ada, ust lukman berfikir jangan sampai kalimat berikutnya menunjukkan keraguan atas kuasa Allah.
"gak apa-apa ustadz kalau boleh saya bersedia memimpin proyek pembangunan ini. Soal biaya kebetulan saya punya beberapa kenalan penyedia bahan bangunan, mungkin bisa dapat diskon beberapa persen..." Ust lukman menatap pak feri, menanti lanjutan kalimatnya. "... Dan ustadz tidak usah memikirkan biaya buat saya, itung2 ini sedekah saya kepada Allah."
***
"Sudah dapat email yg saya kirimkan kemarin.?"
"Sudah.. Sudah.. Saya juga sudah menghitungnya mungkin ini butuh sekitar 1 miliar."
"begitu ya..?? Wah.. Dapat diskon dong.."
"tentu pak feri.. Tapi.. Hmmm.."
"kenapa.??"
"ini untuk mesjid kan.?"
"ya tepat pak santoso.. Sebuah peluang amal jariah bagi kita.. Ya kita tahulah bagaimana dunia kita kan, kadang kalau sudah sibuk jadi lupa akhirat. Mungkin ini cara Allah untuk mengingatkan sekaligus memberi peluang jalan ke syurga tepat dihadapan kita pak."
"hmmm iya ya.."
"jadi bagaimana nih pak..??"
"ya sudah saya usahakan untuk sebisa mungkin memangkas biaya... Yaaa mungkin sekitar 50 % pak feri."
***
"sini dulu kang asep.. Ada singkong rebus nih.. Ajak yg lainnya juga.." Ustadz lukman menyodorkan sepiring singkong rebus. "Alhamdulillah umi tati kemarin panen singkong, ini hasilnya."
"Alhamdulillah." Kang asep dan pekerja lain bersyukur atas kesuburan daerah ini.
"oh iya, katanya kemarin kang asep kehabisan paku ya.? Kok gak minta lagi.??"
"iya tadz, ah cuma paku ini tadz.. Ya saya juga mau dong ikutan patungan buat mesjid, kemarin sudah beli lagi 5 kilo."
"uang sendiri kang asep.? Subhanallah.."
"Assalamualaikum.."
"Wa alaikum salam, wah kebetulan pak feri, mari makan singkong sama-sama." Ajak ustadz lukman.
"kayaknya enak nih." Sambil mengambil satu potong terdekat." Jadi begini ustadz, tadi saya dihubungi teman, katanya beliau juga ingin membantu dalam pembangunan mesjid ini."
"Alhamdulillah..." Terdengar serempak.
***
"alhamdulillah kemarin adalah shalat Jumat perdana, setelah dua tahun ini mesjid mengalami renovasi, dan malam ini saya akan mengumumkan kalau uang kas sisa pembangunan kita masih tersisa 300 juta lagi. Nah kebetulan kita menerima surat permintaan bantuan dari lain kecamatan untuk pembangunan mesjid mereka. Bagaimana kalau kita alokasikan untuk bantuan sebesar 200 juta.? Setuju.??"
"setuju."
***
5 tahun berlalu
"ustadz.. Ustadz..." Seorang anak 10 tahun berlari mengejar ustadz lukman di pelataran mesjid, yang kini sudah jauh berbeda, kini lebih indah, asri, dan luas.
"ada apa azis ?"
"azis mau setor hafalan yasin ustadz

Jumat, 12 September 2014

"numpang hidup"

Suatu Saat Pada Sesi
Tanya Jawab Kajian Ilmiah
Penanya :
Wahai Syeikh, ibuku tinggal menumpang bersamaku dirumahku. Dan terjadi masalah antara beliau dengan istriku.
Syeikh :
Ulangi pertanyaanmu !

Penanya :
Ibuku tinggal menumpang bersamaku di rumahku...
Syeikh :
Ulangi pertanyaanmu !
Penanya :
Ibuku tinggal menumpang bersamaku di rumahku...
Syeikh :
Ulangi lagi pertanyaanmu !
Penanya :
Ibuku tinggal menumpang bersamaku...
Syeikh :
Ulangi lagi pertanyaanmu !!!
Penanya :
Wahai Syeikh, tolong biarkan aku menyelesaikan dulu pertanyaanku jangan anda potong...
Syeikh :
Pertanyaanmu salah, yang benar engkaulah yang hidup menumpang pada ibumu, meski rumah itu milikmu, atas namamu.
Penanya :
Iya Syeikh, kalau demikian selesai sudah permasalahannya.
Syeikh :
Jangan durhaka wahai anak, jangan durhaka wahai menantu ! Kamu dengan seluruh hartamu adalah milik ibumu. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Engkau dan semua hartamu adalah milik Ayah Ibumu".
[HR. Ibnu Majah, no. 2291]


grup ODOJ