Tampilkan postingan dengan label akhir zaman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label akhir zaman. Tampilkan semua postingan

Jumat, 11 Oktober 2013

sebuah visi, akhir zaman

sebuah visi, akhir zaman

Sebagai muslim, rasanya sudah tak asing lagi jika mendengar hadits-hadits yang berkenaan dengan peristiwa akhir zaman, mulai dari ciri-ciri kecil, sampai peristiwa besar menjelang kiamat kubro di akhirnya. Kabar penyampaian hadits-hadits ini, sejatinya adalah peringatan sekaligus persiapan bagi siapa pun yang beriman pada hari akhir, artinya, kisah-kisah ini bukan sebuah cerita fiksi, atau dongeng pengantar tidur belaka. Iman pada hari akhir, pada akhirnya akan mengantarkan sebuah proses lahirnya sebuah visi kehidupan.

jika disusun, sederhananya, rangkaian akhir zaman dimulai dari,
- Perang Besar, (almalhamah alkubro)
- Baiat Imam Mahdi
- Dajjal
- Turunnya Nabi Isa
- pembasmian Yajuj wa Ma'juj
- masa damai
- binatang melata
- angin lembut yang mencabut nyawa orang-orang mukmin
- penghancuran total alam semesta

saat saya berdialog dengan beberapa kawan, spontan mereka mengatakan,"jangan sampai deh, mengalami rangkaian itu.." atau "amit-amit.." dan respon penolakan lainnya. baik, ini sebenarnya wajar, mengingat saya pun dulu merasakan hal yang sama, tapi bukankah sebaiknya kita berubah.

Rasulullah memang mewanti-wanti umatnya, untuk berhati-hati akan keadaan pada masa itu. penggambaran Rasulullah tentang umat yang menyerupai buih (banyak namun tak berguna), moral yang berantakan, kekuatan musuh yang hampir tak tertandingi, dan keadaan-keadaan negatif lainnya tentang umat Islam pada masa itu. Tapi jika kita membuka mata dan hati lebih jernih, bukankah ini sebuah tantangan..??

tantangan..?? ya, karena di hadits-hadits lain, Rasulullah menggambarkan sebuah visi, sebuah kemenangan besar bagi Umat Muslim, sebuah waktu dimana, pahlawan dan orang-orang besar akan berdatangan, Imam Mahdi dan Nabi Isa as. adalah contohnya, dan saya yakin masih banyak lagi, pahlawan-pahlawan yang akan lahir bermunculan. lantas, apa yang ditakutkan dari rangkaian akhir zaman ini, jika pada akhirnya Islam-lah yang akan menang..?

seperti sebuah pepatah, pelaut yang ulung tidak dilahirkan di laut yang tenang. Maka sebuah keniscayaan akan adanya sebuah seleksi alam, sebuah sunnatullah untuk memilih sekelompok umat terbaik di tengah buih umat yang tak berguna. Sebuah seleksi yang keras, dan seleksi paradigma berfikir tentang akhir zaman, yang pada akhirnya mereka-lah yang mewakili kemenangan Islam dalam peperangan, dan tentu saja, mereka-lah pahlawan itu.

maka, jika kita kembali merenungkan akan hal ini, mestinya kita berhati-hati, siapa kita di akhir zaman itu..?? pecundang atau pemenang..?? pengecut atau pahlawan..?? jika belum apa-apa kita seudah berkata "takut" dan menghindar, maka jika kita meninggal dunia pun belum tahu bagaimana nasib kita kelak, tapi jika kita berani berkata,"ya, siap..!! saya beriman, dan akan memenangkan peperangan itu.." bukankah hadiah terindah adalah kematian syahid..??

Allahumma inni a'udzubika minal fitnatil masihid dajjal..

Wallahu a'lam

Jumat, 21 Desember 2012

satu hari lagi saja..


Hari ini, 21-12-12, sebagian orang di dunia mempercayai sebagai hari dimana kiamat akan terjadi, berdasarkan kalender suku maya, dan sampai jam 19:14 belum ada buktinya, hehe.. artinya ya nggak sekarang.

Ya, kiamat itu di dalam kaca mata Islam, pasti akan terjadi. Kiamat itu semakin dekat, dan tidak mungkin semakin menjauh kan..?? kita memang di akhir zaman, menjelang kiamat, namun tidak seorang pun tahu kiamat itu akan terjadi. Jangankan meramalkan kiamat, meramalnya saja sudah dosa, apa lagi meramal kiamat, seorang muslim tidak boleh percaya, dan haram untuk percaya, karena perihal ini, karena hanya Allah saja yang tahu.

Baik kita tinggalkan isu sesat ini, namun bagaimana jika kita berandai-andai bahwa kiamat itu akan tiba besok..?? seluruh dunia dan semesta akan hancur, hari yang di janjikan Allah tiba, hari pembangkitan, pengumpulan, hari dimana tidak ada lagi kebohongan dan dusta, hari pengadilan, dan hari keputusan. Semua pertanggung jawaban pada saat itu akan di tunjukan, tidak ada lagi tempat pertolongan, tidak ada lagi pengampunan, tidak ada tempat melarikan diri..

Lucu, saat sebagian orang malah memilih menyelamatkan diri di tempat yang tidak akan terjangkau kiamat.. bagaimana bisa..?? sementara semua makhluk akan hancur lebur, dan tidak ada lagi yang tersisa. Bagi seorang Muslim, menjelang kiamat ini ada hal lain yang lebih penting yang justru harus di persiapkan, yaitu persiapan bertemu dengan Rabb-nya. Baik atau buruk, senang atau muram, kanan atau kiri adalah sebuah pilihan-pilihan yang akan di putuskan.

Bagaimana pun juga kiamat pasti akan terjadi, namun seorang Mukmin, yang didalam hatinya terdapat iman meski hanya sebesar dzarrah, tak akan merasakan bagaimana huru hara kiamat, karena ia akan dijemput oleh Allah dalam jemputanNya.

Bagaimana pun juga kiamat akan terjadi, namun pastikan kita tidak menyesal saat bertemu dengan Rabb. Menyesal karena amal kita kurang, menyesal karena keimanan kita hanya sebesar dzarrah, menyesal karena shalat kita buruk, menyesal karena sedekah kita riya, menyesal karena tidak menolong saudara seiman. Bagaimana pun juga, tidak ada tempat kembali, kita tidak akan bisa kembali ke dunia meski itu hanya sehari, kita tidak bisa lagi memperbaiki shalat kita, tidak bisa lagi memperbaiki sedekah kita, tidak bisa beramal menambah kebaikan, meski kita berdoa sampai berderai air mata memohon kembali, tidak akan bisa meski itu hanya satu hari.

Kamis, 13 Desember 2012

penghancuran Islam di Indonesia..??


mungkin judul diatas terkesan provokatif. Tapi saya tidak bermaksud menggiring opini ke arah sana. Disini saya hanya mengungkap beberapa fenomena, yang bagi saya sendiri, terdengar aneh bagi negara dengan mayoritas penduduk muslim dan juga terbesar didunia.

Akhir-akhir ini marak isu teroris, terutama penangkapan para pelaku terduga teroris setelah terjadinya peristiwa pembunuhan polisi di Poso. Yang menarik adalah beberapa scene pemberitaan yang diangkat media massa justru memojokkan Muslim sebagai pelakunya. Di salah satu televise swasta, berita penangkapan teroris ini diwarnai penayangan kaligrafi di salah satu dinding rumah pelaku. Pertanyaannya, kenapa..?? apakah berita itu ingin menunjukan bahwa setiap muslim yang memiliki kaligrafi di dinding rumahnya adalah teroris..?? mungkin tidak se ekstrim itu.. tapi efek penayangan berita itu berakibat fatal dan secara tidak langsung menuduh muslim=teroris. Belum lagi, alat bukti yang diangkat adalah buku jihad. Lagi-lagi ini adalah hal yang rancu, karena semua orang yang mengaku dirinya muslim pasti punya buku tentang jihad.

Saya sendiri masih ingat, fitnah yang sempat menggegerkan twitter. Berasal dari pemberitaan sebuah televisi swasta yang mengatakan sarang teroris adalah rohis. Jelas ini adalah fitnah, sampai berujung tuntutan minta maaf ke media tersebut. Namun lagi-lagi efek yang timbul dari pemberitaan ini sangat merugikan, opini yang terbentuk adalah “setiap anggota rohis berpotensi menjadi teroris” alhasil, banyak orang tua yang ketakutan, dan menjadi fobia akan rohis, dan mulai melarang dan tidak mendukung anak-anaknya ikut rohis. Padahal, coba bandingkan, lebih baik mana yang tawuran atau anggota rohis..??

Jika diatas bercerita tentang teroris dan segala upaya penggiringan opininya. Berbeda dengan kasus save maryam, ini adalah gerakan penyelamatan umat muslim dari upaya pemurtadan misionaris di Indonesia yang mencapai angka 2 juta per tahunnya. Uniknya, save maryam beranggotakan muslim dari luar negeri, seperti Nigeria, Inggris, dan negara-negara lainnya, kabar terakhir mereka sudah sampai ke Indonesia melalui Irene Institute. Lagi-lagi parahnya, umat muslim Indonesia tidak ada yang menyadari proses pemurtadan ini.

Fenomena selanjutnya, adalah Islam Liberal. Ini adalah sebuah aliran Islam yang mengusung kebebasan berfikir. Lagi-lagi ini adalah aliran yang menyesatkan, karena berani bahkan dengan lantang mengeluarkan fatwa-fatwa yang bertentangan dengan Al-Quran, bahkan mereka berani mempertanyakan kebenaran Al-Qur’an. Banyak tokoh dari Islam Liberal ini, sebutlah Ulil Abshar Abdallah, Zuhairimisrawi, Guntur ramli, dan lain sebagainya. Kebanyakan mereka adalah dosen dan kaum terpelajar, yang artinya penyebarannya pun lebih ke kalangan-kalangan terpelajar, seperti mahasiswa. Mereka mengemas pemikiran-pemikirannya dengan konsep berfikir logika dan dengan ilmiah, mengesampingkan aqidah.

Terakhir adalah fenomena hedonisme. Bagaimanapun juga, kita tidak bisa menutup mata, generasi muda sekarang, dizaman ini, mereka terbuai budaya hedonis, mengagung-agungkan kekayaan, kecantikan, kepopuleran, tanpa segan mereka menjadikan artis-artis sebagai idola. Hasilnya, adalah kehilangan jati diri, kehilangan visi untuk apa mereka hidup, kehilangan roh sebagai seorang muslim. Mereka lebih senang mengikuti trend, mengikuti tingkah pola sesat artis, terbuai mimpi budaya hedonis. Mereka lupa dengan panutan sejati umat Muslim, Rasulullah.
Itu hanya sebagian, belum lagi berbicara masalah politik, ekonomi yang berbau riba, dan peredaran makanan haram. Saatnya menarik nafas panjang.