Selasa, 30 April 2013

apa yang saya lakukan..??

apa yang saya lakukan..??


Siapa saya..??? pengusaha atau pengangguran..??? kadang susah juga sih membedakan hal ini.. dengan mainstream masyarakat kita yang mengartikan pengangguran sebagai orang yang tidak memiliki “pekerjaan”, ya saya pengangguran, tapi… naaahh ada tapinya, saya berkomitmen untuk senantiasa produktif, itulah pengusaha, berusaha selalu produktif.

Sebagai seorang pengangguran itu tadi, lantas apa yang saya kerjakan..??? ini pertanyaan umum kebanyakan orang, terutama yang baru kenal saya,
“kegiatannya lagi apa nih..??”
Ah sangat peduli sekali, saya sampai terharu.. jujur saja saya terharu, karena bahkan orang-orang paling dekat dengan saya pun jarang bertanya seperti ini :P, tapi jujur lagi nih, saya bingung mau juga mau jawab apa -_-“. Biasanya simple saya jawab,
“wirausaha..”
Naaahhh biasanya lagi bakal ada pertanyaan susulan..
“usaha apa..???”
Baru itu saya jawab panjang lebar tentang usaha saya, itung-itung promosi juga.. hehe

Tapi lebih spesifik dengan pertanyaan “kegiatannya apa..??” sebenarnya saya ingin sekali menjelaskan apa yang saya lakukan setiap hari, kenapa..??? saya itu pengangguran.. (ya elah pake penegasan lagi..!!) tapi bukan sembarang pengangguran yah.. K

Kalau mau tahu ini kegiatan saya setiap hari,
-    Patokannya shubuh, sebelum shubuh saya harus sudah bangun, nah sampai pukul 09.00 saya biasanya dikamar, lakuin apa aja, kadang baca al-ma’tsurot, nyari-nyari berita di situs online, atau apa pun lah.. ditambah saya pun nyambi di bisnis online, ya menunaikan dulu kewajiban di internet.. hehe (dulu sebelum saya tobat, suka tidur lagi.. sekarang saya sudah tobat.. ampuun, rezekinya jadi seret…)

-     Pukul 09.00 sampai pukul 12.00, saya mulai cek keadaan bisnis, cek pemasukan, target pengeluaran, target modal, hitung-hitung keuntungan, dan cek orderan.. oh iya bisnis ini adalah bisnis keluarga, makanya setiap jam segitu saya biasanya ada dirumah saudara.

-     Jam 12.00 sampai jam 15.00, khusus waktu ini saya wajibkan diri saya untuk membaca, baca apa pun, kalau nggak membaca ya tidur.. :P. Daftar bacaan wajib untuk akhir-akhir ini ada 4 buku, Fizhilalil Qur’an, Sirah Sahabat, Fiqh Sunnah, dan Ihya Ulumiddin.
-          Jam 15.00 sampai maghrib, baru istirahat lagi, biasanya sih maen game, atau browsing, atau lebih keren lagi ngaskus..!!

Nah itu sebenarnya yang ingin saya ceritakan setiap kali ada yang bertanya “kegiatannya apa..??” anti-mainstream banget kan..??? K

Terus kalau begitu saya buat artikel buat di blog kapan..?? nah kalau ini kapan saja.. ya kalau bikin artikel sih emang gak butuh waktu banyak, satu artikel paling 10 menit, (kecuali tema yang berat..).

Ditambah diluar jadwal keseharian, seperti minimal dua minggu sekali biasanya saya harus keluar (entah itu keluar kota, belanja barang dagangan, atau sekedar main di pasar.. :P). makanya, kadang kalau ada temen yang mau maen ke rumah, ya mesti buat janji dulu.. hehehe.. kayak yang sok sibuk, tapi kalau lagi diluar kota gimana..?? hehe

Sepertinya artikel ini bakal sering saya edit, kenapa..??? karena saya masih ada keinginan untuk menambah kegiatan.. apa itu..?? masih rahasia.. hehe

minta do'anya saja semoga Allah meridhoi semua aktivitas kita.. :)

Wallahu a’lam

Senin, 29 April 2013

5 hal terindah

saya termasuk orang yang amat mudah mengagumi keindahan alam, ya bisa jadi bawaan lahir, karena saya terlahir di kaki gunung :P. nah berikut 5 hal yang paling saya kagumi, yang seringkali bisa kita temukan sehari-hari, plus hal yang mestinya lebih indah dari apapun.. 

5. Senja
ini mungkin gara-gara masa kecil saya, dulu sudah kebiasaan setiap jam 3 sore saya main ke luar rumah, entah itu lapangan, jalanan, kebun, atau hutan.. dan pulang menjelang maghrib. kebiasaan ini membekas, jika menlihat senja tiba, kenangan-kenangan indah langsung menyeruak beriringan dengan sinaran yang meredup hangat.




4. Pagi
ini foto yang saya ambil diloteng rumah, hmmm paham kan kenapa saya menyebut pagi atau saat terbit matahari sebagai salah satu hal yang indah. dulu nih, waktu masih ababil, setiap habis shubuh berjamaah saya nongkrong di loteng sambil nunggu terbit matahari, nah disana ide, cita-cita, strategi kehidupan semua numplek, dan pas matahari sudah hangat.. wuiihh semangat tenan..!! :D


3. Hujan
Hujan di daerah puncak itu "sesuatu".. hehe.. pokoknya setiap kali hujan speechless deh.. Subhanallah.. adem, sejuk, dan gemericiknya yang khas, belum lagi wangi tanah yang menyeruak. Hujan selalu menjadi inspirasi tersendiri untuk saya.






2. Purnama
nah ini, hal yang indah karena ke-jarang-an nya, bukan jarang juga sih, tapi karena faktor hadirnya yang kadang harus sesuai dengan waktu yang tepat, harus cerah dan tak berawan. tapi jika berhasil mendapatkan momen tepat, luar biasa, malam yang gelap gulita pun akan terasa terang dan begitu menghangatkan.



1. Nabi Muhammad SAW
nah, sengaja yang terakhir ini tidak berhubungan dengan 4 poin diatas, hanya saya menempatkan sebagai no. 1 sebab ada hadits yang berbunyi.. Tatkala Jabir Samurah menatap wajah Rasulullah di malam terang bulan, ia berkata: “Aku memandang wajah Nabi, lalu melihat ke arah bulan, maka bagiku beliau jauh lebih indah dari bulan yang sedang memancarkan cahaya itu.” (Hadis riwayat At­Turmidzy)






Wallahu a'lam

Minggu, 28 April 2013

pria SMA bukan jodoh perempuan S1..

pria SMA bukan jodoh perempuan S1..


Beberapa waktu seorang Teman membuat status di fb yang bernada pertanyaan, 

“kenapa perempuan s1 terkesan enggan berpasangan dengan pria lulusan SMA..??”
Dengan nada bercanda saya membuat komentar.. “emang ya..?? :D”
Baiklah itu karena bagaimana pun juga kotak komentar memang terbatas, jadi tidak tepat juga kalau komentar panjang-panjang.. hehe.. tapi di kesempatakan kali ini, di artikel ini saya akan coba menjawab pertanyaan tersebut.


Sepengetahuan saya, perempuan tidak melihat dari status pendidikan calon pasangannya, tapi dari masa depan. Kita tidak bisa menutup mata, kalau lulusan S1 lebih terjamin masa depannya dari pada lulusan SMA, setidaknya begitulah anggapan banyak orang. Meski kalau bicara peluang, semua manusia sama saja, bahkan yang tidak mengenyam pendidikan pun masih bisa sukses (tengok kisah ayahnya bakrie dan andrie wongso).

Lulusan S1, kemungkinannya besar sekali selepas lulus bekerja di perusahan ternama, instansi pemerintah, gaji yang besar pula. Perempuan mana pun saya kira akan tertarik dengan hal ini, berbeda jauh dengan lulusan SMA, kemungkinan bekerja mungkin hanya sekelas OB atau pelayan-pelayan, artinya benar-benar dari bawah, atau berwirausaha dengan segala perihnya perjuangan.. :P secara logika, jarang ada perempuan yang bersedia menanggung beban yang sulit seperti ini jika tidak ada masa depan yang dijaminkan.

Kok terkesan matre ya..?? kata Mario Teguh, perempuan itu memang harus matre.. harus..!! karena salah satu motivasi para pria bekerja keras adalah untuk membahagiakan perempuannya, kalau perempuannya nggak matre, bahaya..!! si pria bisa jadi berevolusi jadi makhluk pemalas. Hehe

Factor pendidikan yang menunjang masa depan, pun bukan terkait masalah pendapatan saja. Ada jaminan nama baik, bagaimana pun juga bersanding dengan seseorang yang bergelar itu ya “Sesuatu..” hehe. Wajar jika seorang perempuan merasa bangga jika dipanggil, istri dari DR. Dr. bla-bla. MPd, MA, MMSc dan sebagainya. Harga diri seorang intelektual itu bisa jadi sebanding dengan harga ijazah yang diperoleh lho.. hehe (nggak.. nggak.. becanda.. becanda..). Intinya, perempuan itu kan memilih imam, semakin bagus kalau imamnya kompeten secara akademik dan intelektual. Betul..??

Kemudian, factor kedewasaan pun cukup berpengaruh, katanya (atau perasaan..) yang sarjana itu lebih dewasa dari yang lulusan SMA. Kenapa..?? karena seperti ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk (kok kayaknya nggak nyambung yah..???), maksudnya semakin berilmu seseorang akan semakin dewasalah ia, mestinya sih begitu.

Ya, itu hanya opini saja dengan dasar “kayaknya sih begitu..” :P (bahasa gaulnya, In My Humble Opinion… ) maklum saya kan laki-laki.. nggak tahu juga, hehe. Kesimpulannya, jodoh itu memang rahasia Allah, kita nggak tahu siapa, dimana, dan kapan dipertemukan. Kita boleh saja menentukan kriteria se ideal mungkin, tapi tetap saja Allah yang menentukan kan..?? yang penting tetap ikhtiar, tawakkal, dan berdo’a, dan menjemput dengan cara yang terbaik. Lalu bagaimana dengan kita yang lulusan SMA..??? jangan berkecil hati, tetap semangat, maksimalkan ikhtiar, belajar, belajar, belajar, dan teruss belajar.

Eh, ngomong-ngomong sebenarnya banyak juga pria lulusan SMA yang berjodoh dengan perempuan sarjana, saudara saya juga begitu. Jadi, nggak masalah juga sih, asal kita nya aja pantas.. :P

Wallahu a’lam
Mukjizat Part 2

Mukjizat Part 2


Dulu sekali, di sebuah stasiun radio swasta, saya sering mendengar kisah inspirasi Islam, sebuah kisah yang dibacakan oleh seorang ustadz.. kurang lebih ceritanya seperti ini,

“ Ustadz, saya punya seorang teman, beliau itu seorang yang rajin tahajud, Qiyamulail, shaum sunnah, pokoknya amalannya luar biasa, bahkan setiap kali shalat malam ia mendapati sekelilingnya, hening, syahdu, seakan-akan alam ikut bersujud, pohon-pohon ruku’, dan angin pun terdengar bertasbih. Saya sendiri pun mencoba beribadah seperti itu, tapi tidak dengan saya, saya tidak mendapati keheningan alam, saya tidak mendapati pohon-pohon ruku’, saya juga tidak mendapati bisikan-bisikan tasbih dari angina, apa yang salah ustadz, apakah Allah tidak menerima amalan saya..

Subhanallah, seringkali kita beribadah dengan berharap karomah-karomah, keajaiban-keajaiban yang diluar nalar kita, berharap ada sebuah mukjizat dihadapan kita. Padahal, kita seringkali mengabaikan mukjizat yang sebenarnya. Saya ingin Tanya, apakah tangan anda lengkap..?? apakah anda sehat..?? istri, anak anda sehat..?? lalu kurang apa lagi..?? kita berharap bisa terbang, bisa kebal, bisa melihat hal-hal ghaib, tapi kita tidak mensyukuri setiap tarikan nafas, setiap perputaran dan pergantian oksigen yang terjadi didalam paru-paru kita, bukankah itu pun mukjizat..?? sekarang saya Tanya sekali lagi, apakah anda masih bisa berjalan..?? sementara saudara-saudara memiliki keterbatasan, tak memiliki kaki, ingin sekali merasakan berjalan normal.. lantas kita berharap bisa terbang, tanpa mensyukuri kemampuan berjalan. Apakah anda bisa melihat..?? sementara saudara-saudara kita ada yang di ambil oleh Allah penglihatannya, anda malah mengharap lebih dengan mampu melihat hal-hal ghaib. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan..??

Sudahlah, perbanyak bersyukur, perbanyak amalan dengan ikhlas, urusan diterima atau tidaknya itu adalah hak Allah, yang penting kita sudah berupaya maksimal dan optimal. Apakah karomah-karomah, keajaiban-keajaiban irrasional datang atau tidak, itu tidak penting. “

Memang, terkadang untuk sekedar beriman saja kita masih menantang Allah, menantang mukjizat, menantang datangnya karomah, lalu apa bedanya kita dengan Bani Israil..?? kadang kita baru sadar, kalau sudah ada lafaz Allah di langit, kita baru iman kalau ada buah yang bertulis lafaz arab, kita baru bertaubat, kalau ada penampakan-penampakan irrasional dihadapan kita.

“nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan…??”

Padahal mukjizat-mukjizat Allah tersebar luas, berserakan di alam raya, bagaimana bintang bercahaya, bumi berputar, tanah menyubur, hujan, angin, air, semua adalah keajaiban yang mestinya cukup untuk menyadarkan.

Wallahu a’lam
Mukjizat

Mukjizat

Sempat ramai kemarin di hari kematian Ustdaz Jefri, ada hoax tentang bahkan awan pun berdoa. Ya, ini hanya satu dari sekian banyak berita-berita yang sebelumnya pun sempat ramai, bukan kenapa-kenapa, karena masyarakat kita memang menyenangi hal ini.

Keajaiban-keajaiban mistis seringkali dikaitkan dengan keyakinan spiritual, bagi muslim, kita lebih mengenalnya dengan mukjizat, karomah, dan sebagainya. Namun, yakinlah bahwa umat tidak dibangun atas hal-hal seperti itu.

Masyarakat Indonesia mungkin hampir sama dengan umat Bani Israil zaman Nabi Musa dulu, ya sama-sama menyenangi hal-hal yang berbau “ajaib”. Lihatlah Bani Israil, mereka adalah ahli sihir, ahli nujum, tabir mimpi, dan mereka kalah oleh, Nabi Yusuf seorang ahli mimpi terhebat, Nabi Musa seorang yang mengalahkan ahli sihir dan pemilik Mukjizat terhebat, dan Nabi Sulaiman seorang yang pemimpin yang memiliki prajurit-prajurit yang sakti, bahkan Nabi Isa seorang yang mampu menghidupkan kembali yang telah mati, (semua dengan izin Allah). Kesimpulannya, mukjizat sebenarnya adalah sebuah bahasa tertentu yang dikaruniakan Allah untuk umat.

Bagaimana dengan Nabi Muhammad..?? Hadis riwayat Anas ra.: Bahwa penduduk Mekah meminta kepada Rasulullah saw. untuk diperlihatkan kepada mereka satu mukjizat (tanda kenabian), maka Rasulullah saw. memperlihatkan kepada mereka mukjizat terbelahnya bulan sebanyak dua kali. (Shahih Muslim No.5013)

Namun apa yang terjadi..?? kamu musyrikin mekkah tetap saja kafir, mereka mengatakan itu adalah sihir yang menipu mata, intinya seberapa pun hebat mukjizat yang ditunjukan Rasulullah dengan Izin Allah, itu tidak akan berpengaruh banyak sebab tingkat peradaban mekkah saat itu yang sudah mulai lebih tinggi, dengan mulai mengutamakan hal-hal yang lebih rasional. Maka dakwah Nabi Muhammad pun lebih focus ke ranah rasional, seperti akhlak dan penegakan syariat, misalnya.
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. (HR. Al Bazzaar)

Begitu pun halnya karomah, saat SD saya seringkali di beri tahu oleh guru tentang definisi karomah, mungkin berikut ilustrasinya..
“keajaiban yang ada pada diri Rasul..??? (anak-anak serentak menjawab) Mukjizat..!!”
“keajaiban yang ada pada wali Allah..?? Karomah..!!”
Apakah salah..?? tidak juga karena memang karomah itu kebanyakan (atau mungkin yang kita tahu) ya berbentuk keajaiban. Tapi hal ini pun mesti diluruskan, karomah yang berbentuk keajaiban bukan pra-syarat untuk memperoleh derajat ke-wali-an.

Sering saya pun mendengar komentar orang fanatic seperti ini,” kalau ngaku wali, mana karomahnya..???” hmmm, sulit juga kalau ketemu yang seperti ini, ini mungkin akibat terlalu sering mendengar cerita Wali songo, yang salahnya, malah mengkaji tentang keajaiban-keajaiban mereka, bukan metode dakwah, akhlak, dan ilmunya yang mestinya lebih bisa kita tiru, dibanding keajaiban-keajaiban semisal terbang atau kebal akan senjata.

Ya, Wali Songo adalah wali Allah, pengemban dakwah, tapi jangan salah juga kita percaya mereka wali kalau sudah dengar cerita ke karomahan nya, kurang tepat juga.

Yang perlu diluruskan adalah, adanya beberapa lembaga pendidikan (biasanya tradisional) yang membuka majlis Ilmu, tapi dengan hasil akhir keajaiban-keajaiban itu tadi. Setelah menghapal anu akan kebal senjata, setelah tamat kitab anu akan bisa melihat ghaib, setelah mengamalkan amalan anu akan mampu meringankan segala hal.

InsyaAllah akan berlanjut ke bagian 2, kesimpulannya, Mukjizat, Karomah adalah kebesaran Allah, hal tersebut adalah bahasa untuk kita agar lebih memahami tentang Islam. Mereka adalah metode bukan hasil akhir.

Wallahu a'lam

lanjut ke part 2

Bird Song - Letto


Mungkin kali ini agak berbeda dari biasanya, kalau biasanya memposting lirik nasyid, kali ini saya posting larik dari sebuah band asal Jogja, Letto..!! berjudul Bird Song.

Kurang lebih lagunya bercerita tentang keadaan alam yang semakin rusak, gersang, dibawakan dengan aransemen yang unik (saya tidak apa namanya, pokoknya keren deh.. << bukan pengamat lagu.. :P ). Bahkan, sepintas tanpa memahami arti liriknya pun kita akan terbawa suasana tentang lirihnya suara alam.

Berikut liriknya, silahkan translate sendiri ya.. agar lebih dapat makna nya.. J

A little bird singing a love
song that her mother taught
That little bird somehow sings
it over and over

She files very high try to find
the place she first learnt to fly
She files so very high she
wants to seek an answer from the sky

On a misty mountain over the
clear water river
But there's no misty mountain
let alone a clear water river

Reff :
And she just wants to go home
She just wants to be at home
On a misty mountain
But now turned into barren

She just wants to be singing
when the sun rise in the morning
On a misty mountain
But now turned into barren
She doesn't know what happened
All of those trees has been
cut down
In the name of humanity
The river runs dry
Because now clouds refuse to cry

Back to Reff

If I could
Then I would
Try to make us all
Care bout her call
Belajar Rendah Hati

Belajar Rendah Hati

Sebenarnya sudah beberapa minggu ini kepikiran untuk menyusun artikel ini, tapi karena banyak pertimbangan, akhirnya terus molor.. bukan kenapa-kenapa ini termasuk isu yang sensitive. Tertarik untuk membahas hal ini adalah disaat mendengar kajian Ma’rifatullah yang setiap malam jumat (kamis malam) dilaksanakan di masjid DT, pimpinan Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym.

Nah, di suatu kesempatan, Aa Gym berkesempatan menerima tamu, Syeikh Rajab namanya. Ya namanya juga syeikh pasti seorang yang terpercaya ilmu dan kapasitas ucapannya. Tipikal Syeikh, dan tipikal orang-orang berilmu lainnya juga saya kira, beliau orang yang sangat thawadhu, sangat rendah hati.
Kali ini Aa memulai kajian dengan memanjatkan do’a serta pujian, belum apa-apa isak tangis sudah mulai terdengar, Subhanallah, Air mata yang bagi sebagian orang sangat mahal. Beruntung bagi Aa Gym yang amat mudah meneteskan air mata, dalam penyebutannya akan nama Allah, ini bukan sebuah air mata yang sia-sia Insya Allah.

Nah, disaat mulai kajian ma’rifatulloh tersebut terjadi dialog antara Aa dan Syeikh Rajab. Dialog antara syeikh dan Aa yang sangat terkesan dan memoriable, dalam bahasa arab tentu nya..
“Silahkan Syeikh,anda tausiyah..”
“jangan saya.. anda saja.. saya kesini sengaja untuk belajar dari anda..” mendengar kalimat ini saya, hati saya bergetar.. Ya Allah betapa rendah hatinya beliau.
“jangan begitu syeikh.. siapa saya.. nggak pantas saya tausiyah dihadapan anda..” Ucapan Aa mulai bergetar, saya turut merasakan getaran itu, siapa juga orang yang mampu berceramah dihadapan orang sekaliber syeikh, ini seperti disuruh presentasi kajian ilmiah dihadapan professor, hanya lebih berat.
“jangan.. jangan.. anda yang lebih berhak.. saya adalah murid anda kali ini..” lagi-lagi syeikh Rajab menggambarkan kerendah hatiannya yang luar biasa.

Aa terdiam, dan mulai tausiyah tapi hanya 10 menit, setelah itu Aa berhenti, dan tidak sanggup melanjutkan. Terjadi keadaan seperti itu, menyadari aa yang sudah mulai tak sanggup berkata-kata, Syeikh Rajab mengambil suara,

“Subhanallah, inilah yang saya kagumi dari Aa Gym, beliau amat rendah hati, kelembutan hatinya mencerminkan betapa dia amat mengenal Allah, amat menyadari bahwa diri ini tidak ada apa-apanya dihadapan Allah, maka pantas jika sebut beliau sebagai Wali Allah…” terdiam sejenak.
“banyak orang menyangka apa yang saya katakan ini hanya basa-basi, memuji tanpa arti, tidak..!! seumur hidup saya, saya tidak pernah memuji seseorang pun langsung dihadapannya.. seumur hidup saya baru kali ini saya memuji orang langsung dihadapannya.. Aa Gym memang pantas..”

Saya sendiri mendengar pernyataan ini terdiam sejenak, Subhanallah, sebuah pelajaran tentang kerendahan hati dari dua orang sosok besar.. dua orang yang telah berjasa dalam perjuangan penegakan Syiar dakwah di dunia. Membandingkan diri ini yang begtu hina, kerdil, dan lemah, ah bodoh sekali jika masih ada rasa sombong dalam hati.

Kajian tersebut selesai 15 menit lebih cepat dari biasanya, sampai akhir kajian Aa Masih terdengar speechless, terasa sekali thawadu-nya, semoga Allah memuliakan mereka berdua.

Wallahu a’lam

Kamis, 25 April 2013

Hawa Nafsu

Hawa Nafsu


Nafs berarti jiwa, diri, nafsu berarti hasrat diri, dan hawa nafsu..?? hasrat yg menggebu-gebu.. haha.. jangan ikuti terminology yang sesat ini yah.. hehe. Tapi begini, yang ingin saya sampaikan adalah ada kaitan antara hawa nafsu dan nafs.. artinya antara keinginan sebagai fitrah diri sebagai manusia. Lalu jika hawa nafsu ini fitrah, kenapa sering dikambing hitamkan..???

Dalam ihya ulumiddin sendiri ada dua pengertian, 1) nafsu yang pertama digambarkan sebagai wadah sifat-sifat tercela, biasanya pemahaman ini digunakan dikalangan tashawuf sebagai bentuk penekanan atas harusnya melawan keinginan hawa nafsu yang notabene tercela. 2) Pengertian kedua, lebih ringan lagi menyatakan kalau hawa nafsu itu ya diri manusia dan dzatnya, dan disifati berdasarkan keadaan yang menyertainya.

Dilihat dari dua pengertian diatas, bisa dipahami kalau hawa nafsu sebenarnya adalah bagian dari diri yang tidak bisa dipisahkan. Maka Allah mengajarkan kita untuk memenej hawa nafsu agar terkendali. Maka fitrah ini menjadi bagian penyempurna dalam bentuk diri manusia, tentu jika dapat dikendalikan, Allah sendiri menyiapkan Syurga untuk manusia (Al-Fajr :27-30)

Jika Nafsu itu adalah fitrah, maka disetiap diri manusia yang sempurna mestinya punya nafsu. Kita dalami di pengertian no.2, maka setiap manusia memiliki hawa nafsu. Hawa nafsu tidak bisa dijadikan tolak ukur tentang derajat seseorang, yang menjadi nilai adalah bagaimana cara dia memperlakukan dan menyikapi hawa nafsu yang ada didalam dirinya. Kita tidak bisa menyalahkan orang yang ingin seks misalkan, karena itu fitrah, maka pilihannya, jika menikah akan melahirkan kebaikan, jika Zina akan melahirkan keburukan.

Lapar, Seks, kekayaan, bentuk fisik, dan yang lain sebagainya, belum bisa dikatakan sebagai hawa nafsu yang menyimpang, jika belum ada sikap yang menyertainya.

Hawa Nafsu
Sikap
Tercela
Terpuji
Seks
Zina
Nikah
Lapar
Makan berlebih
Makan sekadarnya
Kekayaan
Tamak
Dermawan
Bentuk Fisik
Takabur
Qona’ah

Nah, karena itu pula manajemen hawa nafsu pun termaktub dalam syariah, pengekangan sekaligus pemeliharaan atas hawa nafsu ini sendiri pun menjadi bagian dalam upaya syiar dakwah. Kenapa..?? Islam hadir sebagai solusi, jika manusia terlahir dengan fitrah nafsu yang bersifat “hewani”, maka Islam mengatur sedemikian rupa dengan syariahnya, agar manusia terjaga dalam kemuliaannya.

Wallahu a’lam
Galau..

Galau..


“eh.. jangan pilih partai anu, ngakunya bersih, padahal wahabi, korupsi lagi..”
“apaan ibadah di banyakin tapi bid’ah semua..”
“ngakunya memperjuangkan khilafah kok pro demokrasi..???”
“terus saja kampanye khilafah… mana aksinyaaa..?????”
“tuh lihat.. hati-hati sama dia, dia anggota Islam Radikal… bakal di bom lo..”
“hei, apa madzhab lu..?? apa manhaj lu..???”

Rasanya kalau sudah memikirkan hal ini pengen teriak-teriak…. (saat ngetik pun ini sedang teriak-teriak dengan nada sriyosa… hehehe). Waahh openingnya kenapa berantakan begini, karena saya akan menulis artikel paling miris dan paling menyedihkan, sebuah artikel yang membuat saya sendiri… ah entahlah (speechless….).

Sebenarnya artikel ini hendak saya beri judul, kebenaran.. tapi ah apakah diri yang hina, dan bodoh ini cukup untuk melegitimasi sebuah kebenaran..?? hakikatnya hanya Allah yang tahu apa arti kebenaran di zaman yang kacau seperti ini. Maka sebagai makhluk bodoh, hina, ini mencoba menumpahkan unek-uneknya di blog yang juga sederhana ini.

Catatan ini dimulai dari berbagai situs pemberitaan yang berasas islam, yang banyak menerbitkan berita-berita seputar dunia Islam, parahnya mereka semua saling menyerang. Ada yang mengkafirkan anu, mencap sesat anu, memfitnah anu.. dan yang lain semacamnya. Ada yang memfitnah wahabi ke satu partai, (berikut catatan saya tentang hal ini..antara PKS - Wahabi ) ada pula yang menuduh ahli bid’ah ke satu ormas, ada juga yang menuduh pro thoghut ke anggota parlemen, dan ada pula yang menuduh khawarij ke lain pihak.

Saya sendiri sudah mengantongi pilihan terkait hal ini, entah kenapa hal ini bisa terjadi, tapi bayangkan musuh kita yang nyata melihat kondisi kita seperti ini. Saat ada saudara kita yang berjuang ke palestina dianggap kampanye politik, ada juga yang tengah berjuang membela izzah ummat eh malah dianggap takabur, ada yang kampanye sedekah dianggap riya’.

Tuh kan saya speechless lagi… intinya saya hanya ingin bilang.. “wahai umat bersatulah…”

Wallau a'lam

Selasa, 23 April 2013

Bank

Bank

tadi pagi, saya baru pulang dari sebuah Bank untuk setoran, tapi ternyata saldo yang ada direkening saya hanya bertahan 10 menit.. hehe.. sebelumnya saya pun pernah setoran dengan angka yang jauh lebih besar dan hanya bertahan beberapa jam. :P

jika kita, sebagai muslim, pernah dihadapkan pada sebuah dilema tentang Bank Konvensional, maka secara umum, pun kita harus memahami fungsi Bank yang telah berkembang jauh mengikuti peradaban. bagaimana tidak, jika dulu kita mengenal Bank hanya tempat menabung, deposito, kini berkembang jauh lebih interaktif.

Kini Bank menawarkan banyak pilihan dan layanan, seperti pembayaran, talangan, asuransi, dan bahkan sebagai konsultan keuangan. Hal ini akibat dari kebutuhan masyarakat akan kemudahan-kemudahan pelayanan terutama jika berkaitan dengan uang. ya, sebuah teori bisnis mengatakan,"dimana ada kemudahan, disitu ada peluang.." hahaha ngawur.. tapi memang begitu sih, saat kita bisa memberikan layanan yang memudahkan hidup, maka kita akan sukses dalam berbisnis.

kembali ke Bank, apa yang saya alami hari ini pun, bentuk dari pergeseran fungsi (atau mungkin peradaban), saya tidak tahu kapan, tapi mungkin, suatu hari di dunia ini tidak akan ada lagi uang berbentuk fisik (kertas dan logam), yang ada hanya sebuah kartu, dan deretan angka di rekening tabungan. :p

di pelosok lain, pun sedang menjamur konsep BMT (Baitul Mal wa Tamwil). sederhananya sih sama saja dengan fungsi bank, ya sederhananya sama-sama lengkap melayani segala macam bentuk pembayaran apapun.. he. tapi ini mestinya disyukuri, karena menjadi alternatif yang jauh lebih nyaman di bandingkan Bank-bank berskala besar, terutama bagi muslim, karena pelayanan costumer yang mestinya jauh lebih friendly dengan skala yang optimal.

Nah, poin nya.. dengan perkembangan Bank seperti ini, yang menjadi kebutuhan umum masyarakat luas. maka kita sebagai Muslim sebaiknya menyediakan, memanfaatkan, dan mendukung Bank syariah, sebagai bentuk syiar dakwah Islam kenapa tidak..??

Bank konvensional itu mengandung riba, makanya haram. kalo gitu.. pakai bank syariah saja...

eh.. acak-acakan gak sih ini artikel..??? :D


Kamis, 18 April 2013

Lapar Rasululloh dan Shahabat -part2

Lapar Rasululloh dan Shahabat -part2



6. Ibnu Sirin, dia berkata,” Kami berkunjung ke rumah Abu Hurairoh yang saat itu dia sedang mencelup dua lembar kain katun dengan warna merah. Setelah mengambil salah satu di antaranya, dia berkata,”bagus benar Abu Hurairah yang mewarnai kain katunnya. Padahal dulu aku pernah menggeletak diantara mimbar Rasulullah SAW dan kamar Aisyah dalam keadaan pingsan. Lalu tiba-tiba ada seseorang yang menginjakkan kakinya ke leherku, karena dia mengira aku orang gila, padahal saat itu aku seperti itu karena rasa lapar.”

7. Asma’ binti Abu bakar ra, dia berkata,” Suatu kali aku berada di sebuah area tanah yang dibagikan Nabi SAW kepada Abu Salamah dan Az-Zubair, tepatnya di tanah Bani Nadhir. Saat itu Az-Zubair sedang keluar bersama beliau. Kami mempunyai seorang tetangga Yahudi yang sedang menyembelih domba dan memasaknya. Aku bisa mencium bau masakannya yang amat sedap. Aku yang menggendong putriku, Khadijah, tidak sabar mencium bau masakannya itu. Maka aku keluar rumah dan menemui istri tetanggaku Yahudi itu, pura-pura meminta api, dengan harapan dia akan memberiku sebagian masakannya, sekalipun aku sebenarnya aku tidak membutuhkan api. Setelah aku bisa melihat dan mencium bau masakan itu dari dekat, rasa keinginan semakin menggebu. Maka api yang kuminta dari tetanggaku kupadamkan, lalu aku mendatanginya lagi untuk kedua kalinya, pura-pura meminta api. Hal ini kuulangi lagi hingga tiga kali. Setelah itu aku duduk menangis sambil berdoa kepada Allah. Tak lama kemudian suami tetanggaku Yahudi datang lalu bertanya kepada istrinya,”Apakah ada seseorang yang telah datang kesini?”
“Ya, ada seorang wanita Arab yang meminta api,” jawab istrinya.
Sang suami Yahudi berkata,”Aku tidak akan mencicipi masakan itu sedikit pun, atau engkau mengirim sebagiannya kepada wanita itu.”
Lalu orang Yahudi itu mengirim masakan itu beserta kuwalinya kepadaku. Tidak ada sesuatu  yang lebih menarik bagiku didunia saat itu selain dari masakan.”

8. Jabir ra, berkata,” Saat menggali parit (menjelang perang Ahzab), kami terhadang sebongkah batu besar yang amat keras. Maka orang-orang mendatangi Nabi SAW dan melaporkan keberadaan batu yang tidak bisa kami pecahkan itu. Kami ikut turun kedalam parit. Saat beliau berdiri, terlihat ada batu yang diganjalkan ke perut beliau. Selama tiga hari kami tidak pernah mencicipi makanan.”

9. Jabir ra, berkata,”Rasulullah SAW mengutus kami untuk mencegat kafilah dagang milik Quraisy. Abu Ubaidah diangkat menjadi pemimpin kami. Beliau juga membekali kami dengan sekantong korma, tanpa ada bekal yang lain. Abu Ubaidah memberi kami sebuah korma untuk satu orang.
“Apa yang bisa kalian lakukan dengan sebuah korma itu?” ada seseorang bertanya.
Kami menjawab,”Kami mengulumnya sebagaimana bayi yang mengulum sesuatu, kemudian kami minum air, hingga hal itu sudah cukup bagi kami untuk kebutuhan sehari semalam. Kami juga mencelup tongkat kami kedalam air lalu kami memakannya.”

Wallahu a'lam
Lapar Rasululloh dan Shahabat -part1

Lapar Rasululloh dan Shahabat -part1


Assyaikhoni mentakhrij dari Urwah, dari Aisyah ra, bahwa dia berkata, “Demi Allah wahai keponakanku, kami benar-benar pernah melihat bulan sabit hingga tiga kali selama dua bulan penuh, sementara tungku api dirumah-rumah Rasulullah tidak pernah dinyalakan selama itu,”
“wahai bibi, lalu apa yang menghidupi kalian..?” tanyaku.
“Dua jenis makanan warna berwarna hitam, yaitu korma dan air. Hanya saja Rasulullah mempunyai hewan untuk diambil air susunya. Mereka mengirimkan air susu itu kepada beliau.” (H.R. Ahmad)

1. An-Nu’man bin Basyir ra, dia berkata,”Bukankah sekarang kalian dapat makan dan minum sesuka kalian ? Dulu aku pernah melihat Nabi kalian tidak mendapatkan korma yang bisa dimakan.” (H.R. Muslim)

2. Umar bin Alkhathab menyinggung kebiasaan orang-orang yang tenggelam dalam keduniaan. Dia (Umar) berkata,’padahal aku pernah melihat Rasulullah SAW yang menahan rasa sakit hingga seharian penuh karena rasa lapar, tanpa mendapatkan korma yang bisa dimakan’.”(H.R. Muslim)

3. Ibnu Abbas ra, bahwa dia pernah mendengar Umar bin Alkhathab berkata, Rasuluillah SAW keluar dari rumah pada waktu tengah hari yang panas dan mendapatakan Abu Bakar berada di masjid.
“Apa yang membutamu keluar pada saat-saat seperti ini?” Tanya beliau.
Abu Bakar menjawab,” Alasanku sama dengan alasanmu wahai Rasulullah, yaitu karena lapar.”
Tak lama kemudian muncul Umar bin Al-Khathab. Beliau seperti itu pula kepadanya. Umar menjawab,”Alasanku sama dengan alasan engkau berdua, yaitu karena lapar.”
Setelah berbincang-bincang dengan keduanya, beliau bertanya,” Apakah kalian berdua masih kuat pergi ke kebun korma untuk mencari makanan, minuman, dan tempat berteduh?” Namun kemudian beliau bersabda lagi,”marilah kita kerumah Abul Haitsam bin At-Taihan Al-Anshary.” (H.R. Muslim)

4. Sa’ad bin Abi Waqqash ra, dia berkata,” Aku adalah orang Arab yang pertama kali menjadi pemanah di jalan Allah. Kami pernah berperang bersama Rasulullah SAW, sementara kami sama sekali tidak mempunyai makanan, kecuali daun samar, sehingga kami memakannya seperti yang dilakukan kambing, dan tidak ada makanan yang lain.”

5. Al-Miqdad ra, dia berkata,”Setelah tiba di Madinah, Rasulullah SAW menempatkan kami sepuluh orang sepuluh orang di satu rumah. Aku termasuk sepuluh orang yang didalamnya ada Nabi. Sementara kami hanya mempunyai seekor domba yang air susunya kami bagi merata.”

Kultwit kisah Hanzalah, sang pengantin syahid

Kultwit kisah Hanzalah, sang pengantin syahid


Hanzalah bin Abi Amir ra, adalah nama lengkapnya, suatu hari tiba baginya hari yang sangat indah dan dinantikan.. pernikahan

Hanzalah menikah tepat dimalam sebelum terjadi perang uhud, karena itu ia meminta izin kepada Rasulullah untuk bermalam bersama istrinya

namun ia sendiri tidak tahu, kapan pertempuran akan dimulai, maka dimalam itu pun ia tidak tahu apakah malam pertama atau malam terakhirnya

lalu shubuh tiba, fajar datang, seiring pengumuman jihad, dan terdengar gemuruh perang.. begitupun Hanzalah ia menyambut panggilan itu

ia melesat menuju barisan, bergabung dengan pasukan yg tengah disiapkan Rasulullah.. padahal ia tengah junub..!!

perang berkecamuk dahsyat, Uhud menjadi saksi saat pasukan yang hampir menang berbalik kalah akibat silau dunia, pasukan muslim pecah

ditengah kekacauan itu, beberapa sahabat bertahan menjaga Rasulullah dari gempuran musuh, pun termasuk didalamnya Hanzalah

Abu Sufyan pun tiba dihadapan, majulah Hanzalah menghadang pimpinan pasukan musuh ini, dengan cepat ia menjatuhkan abu sufyan dari kudanya

Syaddad bi Al-Aswad datang membantu Abu Sufyan melawan Hanzalah, sampai tiba sebuah tusukan tombak menjemput Syahid Hanzalah

tiba saat-saat yg dirindukan, syahid telah menjemput sang pengantin muda, wangi misk merebak, tanah Uhud menjadi saksi kisah suci ini

perang usai, para sahabat mulai mencari saudara2 yang telah terlebih dahulu menggapai janji Allah, diantaranya ditemukan Hanzalah

tangan mereka berusaha menyentuh jasad Hanzalah, namun kagum saat jasad yg berlumur darah itu, ada rintik air mengalir dari dahinya

rintik air mengalir dari dahinya, menetes berjatuhan dari sela-sela rambutnya...

Rasulullah bersabda..

"Sungguh Aku melihat Malaikat memandikan Hanzhalah bin Amir ra antara langit dan bumi dgn air awan dalam bejana terbuat dari perak."

Subhanallah... Wallahu a'lam..
Ujian Nasional

Ujian Nasional

hari ini ujian telah selesai dilaksanakan, sebelumnya saya mengucapkan selamat kepada siswa-siswi yang telah menempuhnya. InsyaAllah lulus..

setidaknya mungkin sudah 9 tahun sejak UN pertama di berlakukan, mengganti sistem ebtanas sebelumnya.. hmm.. maaf jika salah, saya sendiri tidak pernah mengalami ebtanas. kelas 6 SD, saya baru pertama merasakan sensasi Ujian Nasional, yaa bagi saya nggak terlalu menyulitan, tapi berbanding terbalik dengan kakak saya yang pada saat itu juga sedang melaksanakan UN pertama tingkat SMA.

saya masih ingat, bagaimana situasinya pada saat itu, saya melaksanakan Ujian dengan santainya (maklum.. SD.. :p ), sementara kakak saya sudah terlihat tegang beberapa hari menjelang ujian, padahal nilai kelulusan pada saat itu baru 4,01. Alhamdulillah, saya dan kakak lulus meski dengan nilai pas-pasan.. hehe.

SD, MTs, dan MA, kembali saya mengalami UN, terus menerus berulang. sebuah prosesi yang awal mulanya sempat ramai diperdebatkan. oke itu sejenak opening tentang artikel ini.

***

beberapa hari yang lalu, ditengah perdebatan yang kembali terulang persoalan UN, tiba-tiba publik dikejutkan dengan diundurnya UN di 11 provinsi, alhasil ini seperti menjadi blunder dan bulan-bulanan pers, dengan tagline, "Ujian Gagal Nasional". menarik benang jauh sebelum hal ini terjadi, wajar sebenarnya, jika ini adalah efek kekacauan sistem Ujian yang serempak ini.

dari catatan saya, setidaknya ini adalah kronologi ujian dari tahun ke tahun. tahun 2004, awal UN dilaksanakan, nilai kelulusan 4,01, bentuk soal sama semuanya. disini kecurangan sangat minim terjadi, mungkin kebocoran soal pun belum separah masa-masa selanjutnya, tapi di tahun ini pun tetap saja menjadi kontroversi disaat nilai kelulusan di patok menjaid 4,01.

terus berlanjut setiap tahun nilai kelulusan menanjak, dari 4,01, sampai 7,00, dari mulai bentuk soal sama, ganjil-genap, sampai 20 paket soal seperti sekarang. sya sendiri tidak faham, apakah ini bentuk idealisme pemerintah sambil menutup mata melihat kondisi nyata pendidikan sebenarnya..?? apakah sistem me-"nasional"-kan ujian masih pantas saat disebagian daerah infrastruktur masih jauh dari kesetaraan..??

makin lama, UN seperti sebuah bola salju, makin tinggi nilai kelulusan, makin besar kemungkinan kecurangan. sudah rahasia umum, selalu ada kebocoran jawaban, bantuan guru, dan kebocoran soal. ditambah akibat dari idealisme pemerintah, kini pelaksanaan UN amburadul, berantakan, 11 provinsi di tunda pelaksanaan UN nya karena masalah cetak soal. 20 paket soal disetiap kelas di jutaan sekolah, ini bukan masalah gampang.

mau sampai kapan kita bertahan dengan sistem ini..?? saya tidak menyalahkan pemerintah, pendidik, atau siswa, tapi mesti ada solusi yang jelas yang mampu menghancurkan bola salju yang kian membesar.

***

andai saja,

sekolah-sekolah di Indonesia akhirnya melapaskan gengsinya, egonya, dan membiarkan para siswa-siswi melaksanakan Ujian Nasional tanpa kecurangan, meski resiko tidak lulus dan nama baik sekolah tercoreng (akibat tingkat kelulusan rendah) dan para siswa-siswi melaksanakan UN tanpa beban harus lulus, tanpa menghalalkan segala cara untuk lulus. seburuk apapun hasilnya, hasil Ujian Nasional akan menjadi evaluasi, bagi siswa-siswi dan sekolah, agar menjadi lebih baik.

apa pun hasilnya, seburuk apapun, pemerintah akan menyadari kekurangan-kekurangan apa saja yang mesti dibenahi, tanpa memaksakan idealis, tanpa memaksakan gengsi, dan melakukan perbaikan bertahap disemua lini dan disetiap saat.

Wallahu A'lam

Selasa, 02 April 2013

Kethawaduan sang imam

Kethawaduan sang imam

“Kesederhanaan mengecap kekayaan..” lirik nasyid dari in team ini mungkin sangat tepat disandingkan dengan karakter Imam Syekh AlGhamidi. Saya pribadi hanya berkesempatan menatap beliau dua kali, tapi dari pancaran raut wajahnya, cara ia berbicara, Nampak jelas ke thawaduan beliau, belum lagi hal ini dikuatkan oleh pemberitaan dari media Republika, yang mengawal sejak dari kedatangan sang Imam.

Pertama kali menatap beliau saat di Mesjid Attaqwa, cara beliau masuk masjid, cara beliau memberikan tausiyah, cara beliau berjalan meninggalkan kami, nampak sekali betapa tawadhu-nya beliau. Mengawali tausiyahnya ia menuntun kami membaca alfatihah, per ayat. Sekali lagi, bayangkan betapa luar biasanya perasaan saya dituntun bacaan Al-Qur’an oleh seorang Imam Besar Mesjidilharam dan Mesjid Nabawi. Singkatnya dalam tausiyah beliau mengingatkan kami tentang makna surat Al-‘Ashr.

“Bahkan Allah pun bersumpah atas nama waktu, ini menunjukan hal ini adalah serius.. perkara yang amat serius… perkara itu adalah.. Manusia dalam keadaan merugi. Kecuali, orang yang beriman, beramal sholeh, mengingatkan dalam kebenaran, dan saling mengingatkan dalam kesabaran..” demikian kutipan syekh dalam menyampaikan tausiyahnya.

Lalu seberapa tawadhu beliau..?? perhatikan beberapa artikel berikut..




Berkali-kali ustadz yusuf Mansur mengingatkan, saat syekh meninggalkan masjid, para jamaah diharap untuk tidak berdiri, mencium tangan, cukup memandang wajah beliau, dan cukup mendo’akan saja. Bukan kenapa-kenapa, tapi hal ini untuk menjaga ke tawadhuan beliau, dan tentu saja menjaga keamanan jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Lagi pula sebuah hadist menyebutkan,

HR. Al-Bukhari didalam Al-Adab Al-Mufrad ( 977 ),Al-Albani mengatakan : Shahih

Syeikh alghamidi mulai melangkah meninggalkan masjid, melalui area tengah hingga siapapun jamaah bisa memandangnya. Bersahutan shelawat, dan takbir mengiringi kepergian sang imam.

Terdengar jelas namun pelan, syeikh berkata..

“Shollu ‘ala Muhammad..”
Wisuda Akbar 4 PPPA Darul Quraan Gelora Bung Karno

Wisuda Akbar 4 PPPA Darul Quraan Gelora Bung Karno


Sector 1, saya memilih tempat duduk agak di atas, di tempat yang masih agak sepi. Lantunan pembukaan dari Munsyid Fadli asal Aceh membuat saya sangat terhibur, dan nyaman duduk disana. Terpaan terik matahari pagi itu tidak terasa panas, tidak sama sekali, hanya hangat dan menyegarkan. Baru dimulailah rangkaian acara itu dengan dipandu dik doank, acara berjalan meriah, namun tetap menyimpan kekhidmatan tersendiri didalam hati.

Seseorang bergamis abu-abu berjalan turun dari bangku penonton, ia perlahan berjalan, melepas sandal, dan memasuki lapangan berumput Gelora Bung Karno. Ia takbiratul Ihram, dan seketika bersujud. Bersujud..!! Ya Allah… tak terasa air mata mulai menggantung. Siapapun juga, siapapun yang mengaku dirinya beriman, dia tak akan kuasa melihat ribuan gelombang umat berduyun-duyun menyemarakan bumi dengan Al-Qur’an, ratusan tahfidz menggelora, maka pantas Allah menerima sebuah sujud syukur atas hal ini. Ia adalah Syekh Abu Mahdi, asal Aljazair yang bermukim di Swedia.

Baru saja di mulai saya sudah mulai merasa di tampar keras sekali. Seorang Qari naik ke atas panggung, siapa dia..?? dia hanya pedagang kerupuk, lulusan SMA, imam masjid al Azhar, dan dia tunanetra. Suaranya mengalun indah, sebuah Qur’an braille terhampar dihadapannya. Sesak sekali, ah saya jauh tertinggal, seorang yang sehat walafiat, masih muda, namun jauh tertinggal oleh beliau, kelu..

Tiba, saat ustadz yusuf Mansur dan para tamu undangan menaiki panggung. Yang saya ingat, ada ketua tahfidz Internasional, Imam Masjid Quba, Imam Mesjid Al-Aqsa, Syeikh asal Qatar, seorang hafizhoh asal Yaman, dan semua terlihat thawadu, meski jauh saya menyimpan kekaguman kepada mereka.  Syekh-syekh tersebut di antaranya adalah Syekh Sa'ad al Ghamidi (Imam Masjid Nabawi), Syekh Bashfar (Ketua Organisasi Tahfidz Internasional yang berpusat di Jeddah, membawahi 67 negara, termasuk Indonesia).

Ada juga Syekh Abdurrahman Yusuf (Pimpinan Daarul Qur'an Gaza Palestina), Syekh Muhammad Kholil (Imam Masjid Quba), Syekh Muhammad dan Syekh Yusuf (Daarul Qur'an Yaman), Syekh Halabi (dokter dari Kerajaan Arab Saudi, yang sedang ambil program doktoral).

Syekh Thoriq (dari Kementerian Agama Qatar, beliau juga penulis kitab-kitab Alquran dan termasuk memiliki sanad Alquran tertinggi di dunia), Syekh Hasan (Dari Organisasi Pengajaran Internasional di Jeddah), Syekh Mahmud (Mesir), dan banyak lagi yang lain sebagai pemerhati dan tamu undangan.

Sambutan pertama disampaikan dari ketua tahfidz internasional, beliau berasal dari gaza. Amat teduh sekali wajahnya, sebenarnya saya kurang menangkap juga maksud isi sambutannya, pusing juga jika harus memperhatikan bahasa arab dan penerjemaah saling bersahutan. Hehe..

Satu rangkaian acara yang berkesan adalah saat ratusan santri tahfidz dari seluruh nusantara mengadakan parade. Dari yang mulai imut-imut, remaja, dewasa, bahkan sampai santri tunanetra. Tentu saja mereka bukan sembarang santri, mereka bukan hanya sekedar belajar mengaji, tapi mereka adalh hafizh-hafizh dan calon hafizh.. Ya Allah.. Spechless..

Dan yang paling berkesan, tentu saja lantunan tilawah yang dibacakan oleh Syeikh Saad Al-Ghamidi. AlFatihah dan An-Naba’, bercucuran air mata ini mendengarnya. Terbayang kembali kota madinah, terbayang kembali wajah Rasulullah. Ya Allah..

Satu kalimat, yang saya ingat dari sambutan Imam Mesjid Al-Aqsa,”Alhamdulillah, Indonesia hari ini mampu melahirkan ribuan tahfizh, seperti Gaza, yang setiap hari melahirkan tahfizh-tahfizh baru..”
Bangga bercampur ironi… Negeri dengan Muslim terbesar didunia, dan dengan kemerdekaan dan kemakmuran yang berlebih, namun masih minim melahirkan seorang hafizh.
  Shalat jumat 29 Maret 2013, Mesjid AtTaqwa Kebayoran Baru.

Shalat jumat 29 Maret 2013, Mesjid AtTaqwa Kebayoran Baru.


-        Pagi hari, saya sudah ada dijalan lagi. Kali ini menuju kesebuah masjid di daerah jl. Sriwijaya keb. Baru. Ini terkait dengan undangan ust. Yusuf Mansur untuk menghadiri shalat jumat tersebut dengan di imami oleh Syekh Imam Al-Ghamidi, Imam Besar masjidil haram dan Nabawi.

Pukul 10 pagi akhirnya saya tiba di masjid tersebut, siapa sangka, ternyata masjid sudah hampir penuh. Seselesainya sarapan, saya tidak membuang waktu untuk segera menmpati posisi strategis, belum lagi saya teringat belum bertilawah Kahfi pagi itu. Berusaha merangsek kedepan, akhirnya hanya dapat dibarisan shaf tengah, jam 10 pagi masjid sudah hampir penuh setengahnya, hmmm.. sebuah kejadian langka di Indonesia.

Shalat dhuha, Tilawah Kahfi, Yasin, hanya menghabiskan waktu sampai jam 11, dan masjid sudah hampir penuh sesak. Saya perhatikan sekeliling ada yang menghabiskan waktu dengan tilawah, dzikir, shalat sunnah, beristirahat selonjoran, dan tak sedikit juga yang mengotak-atik gadgetnya masing-masing. Ya, tidak heran juga, sebab ini termasuk peristiwa yang amat bersejarah dalam kehidupan masing-masing, bayangkan saja, sengaja shalat di Mesjid Nabawi dengan ongkos seharga belasan juta (umroh) atau puluhan juta (haji), kita hanya bisa shalat entah di shaf keberapa puluh ke belakang, entah berapa jauh dari imam, boro-boro bisa lihat imamnya, punggungnya saja sulit, tapi hari ini kita berjamaah dan hanya berjarak beberapa meter saja dari imam, luar biasa. pantas, jika ramai-ramai pasang status, twit, atau mungkin blog dengan isi serempak.. “lagi di attaqwa nih, sholat bareng yusuf Mansur sama syekh alghamidi..”

Akhirnya tiba saatnya, semakin lama saya semakin terjepit setelah berhasil merangsek terus kedepan akhirnya saya menempati shaf ke 9 mungkin. Pengumuman dari pengurus masjid, Adzan pertama, shalat sunnah, sampai tiba Adzan kedua disusul khutbah dari Ust. Yusuf Mansur ( saya tidak akan menceritakan isinya silahkan langsung saja akses ke youtube berikut..)


Baru 5 menit khutbah berjalan air mata sudah bercucuran, terbayang megahnya Nabawi, megahnya Mesjidil haram, terbayang Roudhoh, Subhanallah. Khutbah Ust, Yusuf Mansur berhasil membangkitkan visi saya, berangkat haji..!!

Setelah terbawa visi, dan emosional mendengar khutbah yusuf Mansur. Kini tiba saatnya alghamidi, berdiri mengimami shlat jumat. Sayup-sayup terdengar takbiratul ihram, mengalun alfatihah, dan baru sampai “Maliki Yaumiddin..” hampir bisa dipastikan tidak satu pun jamaah yang tidak menangis. Semua terisak-isak, alunan ayat demi ayat terus mengalun.

Ya Allah…


Kematian

Kematian


Sepulang dari Mesjid AtTaqwa, Kebayoran baru, saya menginap didepok, tepatnya dirumah saudara. Hari itu memang saya merasa lelah luar biasa, setelah bercengkerama dengan keluarga disana saya segera beranjak istirahat, mempersiapkan diri untuk acara wisuda akbar besok di Gelora Bung Karno.

Siapa sangka, malam itu akan menjadi malam yang panjang. Awalnya seperti biasa tidak mudah untuk terlelap disana, saya yang terbiasa ditempat dingin, mesti berjibaku dengan gerah, dan panas yang luar biasa. pukul 11 malam, saya masih terbangun, lelah, namun tak kuasa me-nyaman-kan diri dalam situasi panas seperti itu. Pukul 12 malam, perlahan kondisi saya semakin tidak nyaman, tiba-tiba ada rasa dingin menyergap, tidak lama dada pun terasa berat.

Pukul 1 malam, tiba-tiba saya merasakan sakit di sekitaran dada, serasa diremas, semakin lama semakin menyakitkan. Rasa itu terus menjalar, sampai ke bahu, tangan, dan perut. Nafas semakin berat dan rasa mual, serasa tersedak di ulu hati. Pukul 2 sakit itu mencapai klimaks, saya tidak sadar selama 10 menit, dan mulai berhalusinasi. Ada sebuah sosok yang terus mengintai dari jauh, matanya tajam, gelap, dan hitam, namun tak bergerak sedikit pun. Dalam diamnya, ia terus mengintai, seperti seakan siap untuk menyergap.

Pukul 02.30, saya tersadar kembali, ditengah rasa sakit itu saya mulai bangun dan mengatur nafas, sangat susah sekali, tapi berhasil menenangkan sejenak dan meredakan sakit meski sebentar. Tiba-tiba saya teringat akan gejala serangan jantung, kurang lebih gejalanya sama dengan yang saya rasakan ini, masyarakat lebih mengenalnya dengan angin duduk, karena memang rasanya seperti masuk angin.

Teringat akan kasus angin duduk, beberapa kerabat pun meninggal dunia akibat ini. Mulai berkecamuklah pikiran dikepala, antara pergi ke dokter, atau… ah. ditengah sakit, saya memaksa bangun, dengan agak terhuyung mengambil air wudhu, dan melaksanakan shalat tahajud. Bayang-bayang kematian itu seperti sudah didepan mata, membayangkan kematian disaat wudhu, sujud, atau… sebelum itu. Susah payah shalat dan setelah itu saya tergeletak di lantai.

Pukul 03.30 keponakan dan kakak saya, menyambangi kamar, keadaan sudah mulai membaik, saya sudah mulai bisa mengendalikan nafas, dan esekali hanya mengusap dada yang masih terasa sakit. Keadaan berangsur membaik, namun tetap baying-bayang kematian itu terus menghantui, bayang-bayang kematian saat shalat shubuh, atau dalam perjalanan, atau tiba-tiba tersungkur di GBK.

Di tengah bayang-bayang itu, anehnya, saya seolah menjadi siap menyambut kematian. Kapan pun, bagaimana pun juga saat Allah memanggil saya harus siap.

Apa yang ingin saya ceritakan bukan hanya sekedar pengalaman saja, namun hikmah lebih jauh. Saat kita tersadar kematian itu senantiasa mengintai, semestinya kita pun semakin siap dengan perbekalan yang ada. Kematian tidak menunggu taubat, apa yang saya alami bukan kasus kematian yang “diundur”, tetapi ini hanya peringatan saja. Saat ajal benar-benar tiba, siapa pun tidak sanggup menangguhkannya.
setetes embun di terik panas..

setetes embun di terik panas..


inilah yang saya rasakan selepas mengikuti rangkaian kegiatan wisuda akbar ini. Ditengah pesimisnya keadaan negeri, ini seperti sebuah oase yang amat menyegarkan. Ribuan tahfidz telah diwisuda, jutaan lainnya siap dilahirkan. Gelora umat akhir zaman seperti yang dijanjikan Rasulullah, menjadi bagian dari negeri ini.

Ustadz Yusuf Mansur mengatakan,”InsyaAllah, kedepan kita akan mengalahkan Gaza, kita akan mengalahkan Gaza dalam hal melahirkan Tahfizh-tahfizh.. jika Gaza, negeri yang terjajah, saja mampu melahirkan ribuan tahfizh, maka kita seharusnya mampu melahirkan jutaan tahfizh..”

Sebuah visi yang luar biasa, memang kita memasuki fase dimana telah dijanjikan Rasulullah. Sebagai Fase kebangkitan islam di akhir zaman, saat Rasul sendiri menjanjikan Islam akan Berjaya dari ujung timur sampai ujung barat, maka kali ini wisuda akbar di GBK semoga menjadi saksi dan menjadi bukti akan terealisasinya visi ini.

Sejatinya ini bukan hanya isapan jempol semata, ratusan bahkan ribuan tahfizh yang hadir di acara ini adalah bukti jika visi ini bukan hanya sekedar mimpi disiang bolong saja. Sekaligus ini pun membuncahkan semangat, rasa optimis yang terpendam, dan rasa kemenangan atas semua fitnah akhir zaman.

Seperti yang Ustadz Yusuf Mansur katakana, “semoga negeri ini bukan negeri darurat korupsi, semoga negeri ini bukan pula negeri darurat zina, semoga negeri ini bukan negeri darurat narkoba, tapi semoga negeri ini menjadi negeri darurat AL-Qur’an..” negeri yang dengan sigap mencetak jutaan tahfizh dan mujahid yang siap menguasai dunia.

Ini bukan mimpi..