Sabtu, 23 Februari 2013

sebuah opini : pilgub jabar


Inilah pesta demokrasi terbesar di jawa barat, pemilihan gubernur langsung oleh rakyat. Ada 5 calon yang akan memperebutkan posisi sebagai gubernur dan wakil gubernur, tentunya setelah kurang lebih 5 bulan proses sosialisasi nampaknya besok rakyat sudah mengenal sosok-sosok yang akan mereka pilih. Janji, visi, dan tentu saja catatan record dari ke 5 kandidat, semoga besok bisa memilih dengan tepat.

Sebelum lebih jauh, disini saya akan membahas pentingnya pemilihan dalam sebuah system bernama demokrasi. Akan tetapi apakah saya menyetujui demokrasi..?? saya nyatakan TIDAK.. demokrasi setidaknya bagi bangsa ini telah gagal, begitu pun dengan bangsa-bangsa lain (lebih jauh tentang pandangan saya tentang system politik silahkan di baca di menu khilafah). Akan tetapi sebuah system bernama demokrasi ini menawarkan kesempatan yang besar kepada rakyatnya untuk melakukan pemilihan sebagai hak politiknya.

Kembali ke pembahasan, maka apa pentingnya seorang pemilih dalam pemilu..?? didalam pemilihan kita  mengenal istilah satu orang satu suara, dalam memenangkan satu kepentingan politiknya, maka para kandidat-kandidat berlomba-lomba untuk mendapatkan suara tersebut. Para kandidat “menjual” dirinya dengan berbagai janji, visi, idealism, dan program-program, tentunya dalam tahapan kampanye, hal itu hanya wacana, hanya sebuah tawaran, maka terjadilah sebuah negosiasi politik antara kandidat dan pemilih. Dan jika “negosiasi” itu selesai, dan mencapai kata sepakat, maka suara rakyat akan secara langsung mendukung semua janji, program, dan visi, kandidat yang ia pilih. Namun, semakin lama mestinya system ini berkembang kea rah yang lebih baik, mestinya rakyat sebagai pemilih sudah bisa mengenal, dan memilih dengan cara yang tepat, tidak lagi dengan membeli kucing dalam karung. Rakyat harus semakin pintar membaca hal-hal “yang dibelakang” para kandidat.

Sebuah motif lah sebenarnya yang akan membedakan antara wacana, dan visi, sebuah janji omong kosong dengan program nyata. Motif ini bisa dikenali dengan track record, atau nampaknya istilah “dari mana dan siapa temannya pun” bisa digunakan untuk mengenali the real of candidate yang sebenarnya. Kenapa ini penting..?? karena lagi-lagi suara yang kita pertaruhkan juga senilai pentingnya, bayangkan jika ternyata kandidat yang kita pilih justru malah mencari keuntungan pribadi dengan jabatannya itu, siapa yang bersalah..?? apakah kita sebagai pemilihnya juga ikut bersalah..?? nampaknya sih iya.

Makanya, pemberian suara di sebuah forum bernama pemilihan ini bisa jadi bernilai ibadah, disaat, kita benar-benar secara sungguh-sungguh mengenali, dan memahami sosok dari setiap kandidat, yang pada akhirnya, setiap suara yang kita berikan nanti akan menjadi setidaknya satu solusi untuk berubah menjadi lebih baik. Ada pun, jika sebaliknya, jika forum pemilihan ini belum apa-apa saja sudah ada money politik, black campaign (fitnah), korupsi, ini adalah ajang maksiat legal terbesar di negeri ini.

Terakhir, saya akan menggambarkan bagaimana situasi rakyat sebagai pihak pemilih. Nampaknya ilustrasi buah simalakama ada di tubuh rakyat, jika kita menilai semua kandidat adalah buruk, maka memilih dan memenangkannya pun adalah sebuah usaha yang buruk juga, begitupun dengan golput, itu sama saja dengan membiarkan yang buruk yang menang.. hmmm.. bagaimana pun sulitnya itu, besok bagusnya tetap ke pemilihan saja, dan pilih lah yang terbaik, meski diantara yang terburuk.



Artikel Terkait

sebuah opini : pilgub jabar
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email