Jumat, 15 Februari 2013

Miniatur Kehidupan bernama "Pasar"


Miniature kehidupan bernama “pasar”
Mungkin tidak banyak orang tahu tentang kebiasaan saya yang satu ini, ya saya hobi mengunjungi pasar. Jika kebetulan saya singgah di sebuah daerah, jika cukup lama pasti saya menyempatkan diri mengunjungi pasar, apa lagi jika pasar tersebut unik. Kenapa saya suka mengunjungi pasar..?? bahkan tanpa membawa sepeser uang pun, jawabannya dibawah.. hehe

Seorang motivator bisnis pernah berkata, “jika kamu sedang galau, rizki tersendat, dan butuh refreshing, pergilah ke pasar..” ya, memang jika dilihat dari kajian ekonomi, pasar memang objek yang sangat potensial bagi arus keuangan. Bayangkan saja, hanya dalam beberapa jam saja, disebuah pasar kecil, entah berapa ratus juta yang dengan cepat berpindah tangan. Disini kita akan sadar bahwa, potensi pendapatan terbesar itu ya di pasar.

Tapi, saya bukan pebisnis, lalu apa tujuan saya ke pasar, tidak lain adalah untuk mempelajari kehidupan. Tidak asing jika kita melihat orang-orang bekerja keras, bahkan kasar, tidak sedikit pula kotor (jika di pasar tradisional), setidaknya demi mendapatkan penghasilan. Lihatlah, betapa ramai, riuhnya orang-orang saling bertransaksi, bahkan bukan hanya demi uang, tapi juga demi kehidupan.

Saya senang dipasar, karena banyak orang ramah disana, menjajakan dagangannya dengan ramah, lembut, dan menarik..hehe.. tapi kenyataannya memang hidup harus seperti itu. Jika secara teori ilmu marketing mengatakan “kepuasan pelanggan adalah segalanya..” maka dalam kehidupan pun tidak jauh berbeda. Dalam interaksi social mestinya kita berharap sebuah ikatan emosional positif entah itu cinta, kasih, dan sayang, demi mendapatkan itu semua, maka keramahan, menarik, dan bijaksana, menjadi strategi dalam “memasarkan” diri kita.

Tidak hanya perihal kehidupan, setidaknya mungkin 1/3 hukum muamalah terjadi di pasar, jual-beli, pinjaman, hutang, kredit, gadai, dan segala bentuk muamalah ada di sana. Mungkin tempat pertama yang mesti ditegakkan hukum syariah ya di pasar. Bahkan, sebuah buku (saya lupa lagi judulnya) mengatakan, mungkin sebaiknya masjid dibangun di tengah pasar. Kenapa ? karena kekuatan hukum syariah di pasar hamper sama penting dengan kekuatan hukum di pemerintahan.

Sering kali saya tersenyum jika di tawari sebuah dagangan dengan ramah, atau pun tergetar jika melihat anak-anak kecil dengan lugunya menawarkan jasa pikul, atau kagum dengan harum keringat yang mengucur dari para pekerja yang berjibaku dengan kesibukannya melayani pelanggan atau mengangkut barang dagangannya. Tapi yang paling penting, adalah kita mensyukuri kehidupan ini, interaksi social yang sangat hebat, bayangkan jika mereka semua berinteraksi atas dasar ukhuwah, bukan hanya mencari keuntungan semata.

Baiklah, jika diatas saya menggambarkan alas an kenapa saya suka pergi ke pasar. Di paragraph akhir ini, saya akan membuat daftar pasar yang paling membuat kesan hebat yang pernah saya kunjungi. Dimulai urutan ke..

5. Jogjakarta
Saya tidak kenal dengan nama pasar ini, karena kebetulan saya datang malam hari dan berangkat di pagi harinya, tapi yang pasti pasar yang satu ini cukup mewakili keramahan jogja yang luar biasa. pasar ini berhasil mencetak kesan yang cukup indah di kepala, meski bukan karena interaksi dengan pedagannya tetapi lebih karena “nama” Jogjakarta nya itu yang keren. Oh iya, di pasar ini terkenal dengan bakpia pathok 25 nya, apa ya nama nya..??

4. Pasar wisata Songgoriti, Batu

3. Pasar Cipanas.
Kenapa berkesan..?? karena jarak paling dekat dengan rumah.. hehe.. ya setidaknya ada memori dari sejak kecil tertanam di pasar ini.

2. Depok
Depok, saya sering menyebutnya kota sejuta mall.. hehe.. karena hampir sepanjang jalan margonda dipenuhi mall, bahkan berdampingan atau berseberangan. Tapi disini juga terdapat beberapa pasar tradisional, seperti pasar stasiun depok baru, dan pasar depok jaya. Dan yang paling berkesan tentu saja pasar depok jaya, Karena hampir sebulan saya pernah terdampar disana.. hehe

1. Tanah abang, Jakarta
Ya, ini juaranya. Mungkin hanya dua kali saya pernah kesana, tetapi pasar ini luar biasa… luar biasa luasnya.. disini saya pernah tersesat sampai 7 lantai di bawah permukaan bumi.. :P ya, tapi disinilah saya memahami jika kehidupan kadang memang mahal sekaligus murah, dan mudah.
J


Artikel Terkait

Miniatur Kehidupan bernama "Pasar"
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email