Selasa, 29 Januari 2013

Perhatian ibuku


Bagiku ini mungkin cerita yang agak mengharukan ( siap2 tisu..!! ). Ceritanya aku yang sangat ngedrop baik fisik maupun mental akibat sakit yang diderita.. hmmm saat itu baru terpikir, kemana ya teman-temanku..?? teman yang dulu sewaktu sekolah dan di luar begitu sangat kupentingkan, sangat kubanggakan, selalu ceria bersama, tapi sekarang.. kok nggak ada ya..

Kesepian.. jiaaaahhh.. pada saat seperti itu, dimana mental sedang ambruk-ambruknya. Tiba-tiba pada suatu sore datang segerombolan ibu-ibu menyerang rumahku.. hmm maksudnya berkunjung.. mereka berniat mau menjengukku.. nah lho..! saat itu aku memang agak kaget, kok..?? mereka perhatian ya..?? sembari ngobrol khas ibu-ibu, kadangkala mereka menyelipkan harapan-harapan, doa, dan cerita kenangan mereka bersama ibuku. Tentu saja dimana keadaanku saat itu sangat menarik untuk memperhatikan cerita mereka.

Mereka adalah ibu yang bersahaja, tampilannya sederhana, sebagian dengan sarung sebagian lagi dengan baju kurung khas ibu-ibu pengajian madrasah, tapi tidak mengurangi keanggunan, kesahajaan, dan kewibawaan mereka, meski umur mereka mungkin sudah hampir 50 tahunan. Mereka jauh dari sifat centil dan genit, malah mereka adalah tokoh masyarakat yang berwibawa dan disegani masyarakat. Tak sungkan mereka duduk di lantai, atau hanya berdiri saja dekat pintu mengingat kamarku yang agak sempit, sedang aku sendiri sedang terbaring lemah.. ( eh kok jadi serius ya..?? hehe..)

Mereka mengingatkan perjuangan alm. Ibuku saat membangun madrasah, membina pengajian, bahkan sampai mengobok-obok politik tingkat desa.. ( he.. kejam ya.. ), mereka asyik bernostalgia dengan ceritanya. Sampai mereka memberiku harapan untuk meneruskan perjuangan itu.. hmmm..

Aku tahu, mereka, ibu-ibu pengajian, tak serta merta datang menjenguk, memberi perhatian, mendoakan, dan menaruh harapan padaku yang hanya seorang remaja yang tengah sakit. Tapi mereka adalah warisan besar yang yang ditinggalkan alm.ibuku, mereka siap menggantikan kehadiran sosok seorang dalam kehidupanku dan siap mendukungku untuk melanjutkan perjuangannya. Umurnya mungkin senja tapi semangatnya, luar biasa.

Mungkin lebay juga ya perasaanku saat itu, atau saat menulis ini. Tidak tahu kenapa perasaan itu begitu besar, aku sangat menghargai kesediaan mereka untuk memperhatikanku walau sesederhana itu. Mungkin ini akibat kerinduan pada sosok seorang ibu yang menua bersamaku, membimbing, dan mendewasakanku hmm..

Pertemuan itu berakhir dengan sebuah doa sederhana yang terucap dari mereka, “enggal damang we lah.. masih panjang pan lalakonna..”  hehehe ada-ada saja..

Bagiku, mungkin ibu kandungku sudah tiada, tapi masih banyak ibuku ada disini.. J

Wallahu ‘alam

Artikel Terkait

Perhatian ibuku
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email