Rabu, 23 Januari 2013

pendapat soal jodoh part 1


Disini saya akan beberkan beberapa pendapat, sebenarnya sih bukan hal yang aneh, dan luar biasa juga, cuman sharing saja lah.

Oh iya, kenapa mesti jodoh..?? hehehe.. entah.. tapi yang pasti setiap manusia itu memiliki jodoh kan..?? nah ini hanya fakta yang mungkin bisa dijadikan guide dalam ikhtiar mencari dirinya itu. Oke, apa sebenarnya itu, cekibrot..

1.      Jodoh kita itu sudah ada
Di lauh mahfuz sana, nama jodoh kita itu sebenarnya sudah ada. Bukan hanya nama, karakter pasangan, waktu ditemukan, dan tempat (entah itu bertemunya, dan hidup bersama kelak) sudah digariskan. Jadi sebenarnya, gak usah risau saat kita belum tahu siapa jodoh kita yang penting dia itu ada.

Pertanyaannya, kenapa kita tidak dikasih tahu siapa jodoh kita.?? Ini lah hikmah yang sengaja disusun oleh Allah, saya sering menyebutnya “Strategi Allah”. Karena, dibalik ketidak tahuan kita soal isi lauh mahfuz, disana terdapat nilai ikhtiar yang luar biasa besar, ini berarti, meski jodoh kita sudah ada, kita wajib berikhitiar, kalau aktivis bilang, ikhtiar “menjemput Jodoh”. Kenapa menjemput..?? karena memang sudah ada, jodoh itu dijemput, dia sedang menanti.. eee.. cieee..

2.      Umur yang tepat untuk menikah
Rasulullah sendiri menikah di umur 25, dan kebetulan Peraturan di Negara ini pun mengatur umur ideal untuk menikah (terutama laki-laki adalah umur 25). Namun izinkanlah saya mengutip tinjauan dari Ust. Salim A Fillah, tentang pernikahan ini.

Kalau diperhatikan definisi dari baligh adalah, kesiapan fisik untuk melakukan proses reproduksi secara seksual. Artinya, ketika seseorang telah menginjak umur baligh, maka dia secara fisik telah siap untuk menikah. Memang tinjauan ini hanya di tinjau dari segi fisik, belum meninjau segi mental yang berpengaruh sangat besar dalam hubungan rumah tangga.

Tapi, sebenarnya ini adalah sebuah tanda, jika melihat pengalaman langsung dari ust. Salim A Fillah, maka umur baligh ini adalah start point untuk memulai ikhtiar penjemputan jodohnya. Ya, seharusnya bagi laki-laki, setelah menginjak umur 15 tahun, dan umur 9 tahun bagi perempuan, ia sudah memikirkan, dan sudah berikhtiar soal jodohnya. Oh iya, ikhtiar yang dimaksud bukan berkoar-koar nyari jodoh, tapi lebih kearah belajar tentang rumah tangga, memumpuk mental kepemimpinan, tanggung jawab, dan tentu saja, belajar menafkahi.

3.      Yang menjemput dan di jemput
Lumrah bagi kita, khususnya di Indonesia, yang berikhtiar maksimal itu ya laki-laki, perempuan Cuma nunggu lamaran saja dirumah. Padahal, ini tidak sepenuhnya benar, karena di pihak perempuan pun sebenarnya ada ikhtiar yang mesti, atau bahkan wajib, dilakukan.

Ya, pihak, sekali lagi pihak perempuan, yang diwakili oleh walinya lah sebenarnya yang wajib berikhtiar mencarikan jodoh untuk anak perempuannya. Kenapa..?? logis saja, begini,
a.       Laki-laki yang mencintai seorang perempuan itu belum tentu bisa menilai dirinya sendiri secara objektif. Ini dikarenakan proses pernikahan itu adalah hal baru bagi dirinya. Dengan umur yang relatif muda, dan mental kedewasaan yang masih belum maksimal juga, maka disini sangat penting peran wali untuk “menyeleksi” calon suami bagi anak perempuannya.
b.      Kewajiban seorang wali terputus di saat anak perempuannya menikah. Ini artinya, sebelum dilangsungkannya akad pernikahan, wali wajib menjaga dan memastikan bahwa calon suami bagi anak perempuannya itu adalah calon yang tepat. Karena jika tidak, Allah akan tetap meminta pertanggung jawaban atas keputusan yang ia ambil. Ingat, akad itu kan dengan wali.
c.       Perempuan, maaf, biasanya memiliki penilaian agak lemah. Mungkin, ini dikarenakan karena perempuan lebih mengedepankan perasaannya atau bagaimana (saya kurang tahu.. :P), biasanya asal sudah cinta ya, ayo nikah.. padahal, tidak semudah itu, inilah pentingnya keputusan pernikahan itu sebaiknya dilakukan oleh antar lelaki saja.

Meskipun seperti itu, Islam tidak menutup kemungkinan jika perempuan lah yang memilih jodohnya sendiri, kuncinya komunikasi. Komunikasikan saja kriteria yang kamu (perempuan) inginkan, atau siapa orang yang kamu inginkan, biar wali kamu yang mencarikan dan memilihkan untuk dirimu.


berlanjut ke part 2

Artikel Terkait

pendapat soal jodoh part 1
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email