Berkut adalah KulTwit (kuliah twitter) dari Ust. Salim A
Fillah, yang membahas tentang #Nikah. Sebenarnya sudah agak lama juga, semoga
bermanfaat..
1. Dalam isyarat Nabi tentang #Nikah, ialah sunnah teranjur
nan memuliakan. Sebuah jalan suci untuk karunia sekaligus ujian cinta-syahwati.
2. Maka #Nikah sebagai ibadah, memerlukan kesiapan &
persiapan. Ia tuk yang mampu, bukan sekedar mau. “Ba’ah” adalah parameter
kesiapannya.
3. Maka berbahagialah mereka yang ketika hasrat #Nikah hadir
bergolak, sibuk mempersiapkan kemampuan, bukan sekedar memperturutkan kemauan.
4. Persiapan #Nikah hendaknya segera membersamai datangnya
baligh, sebab makna asal “Ba’ah” dalam hadits itu adalah “Kemampuan seksual.”
5. Imam Asy Syaukani dalam Subulus Salam, Syarh Bulughul
Maram menambahkan makna “Ba’ah” yakni: kemampuan memberi mahar & nafkah.
#Nikah
6. Mengompromikan “Ba’ah” di makna utama (seksual) &
makna tambahan (mahar, nafkah), idealnya anak lelaki segera mandiri saat
baligh. #Nikah
7. Jika kesiapan #Nikah diukur dengan “Ba’ah”, maka
persiapannya adalah proses perbaikan diri nan tak pernah usai. Ia terus seumur
hidup.
8. Izinkan saya membagi Persiapan #Nikah dalam 5 ranah:
Ruhiyah, ‘Ilmiyah, Jasadiyah (Fisik), Maaliyah (Finansial), Ijtima’iyah
(Sosial)
9. Persiapan #Nikah perlu start awal. Salim nikah usia 20
th, tapi karena persiapannya dimulai umur 15 th, maka tak bisa disebut tergesa.
10. Sebaliknya, ada orang yang #Nikah-nya umur 30 th, tapi
persiapan penuh kesadaran baru dimulai umur 29,5 th. Itu namanya tergesa-gesa.
11. Kita mulai dari yang pertama; Persiapan Ruhiyah. Ialah
nan paling mendasar. Segala persiapan #Nikah lainnya berpijak pada yang satu
ini.
12. Persiapan Ruhiyah (Spiritual) ada pada soal menata diri
menerima ujian & tanggungjawab hidup nan lebih berlipat, berkelindan.
#Nikah
13. (QS Ali Imran 14): Sebelum nikah ujian kita linear:
pasangan hidup. Begitu #Nikah berjejalin: pasangan, anak, harta, gengsi,
investasi.
14. Sebelum #Nikah, grafik hidup kita analog dengan
amplitudo kecil. Setelah menikah, ia digital variatif; kalau bukan NIKMAT, ya
MUSIBAH.
15. Maka termakna jua dalam Persiapan Ruhiyah terkait #Nikah
adalah kemampuan mengelola SABAR dan SYUKUR menghadapi tantangan-tantangan itu.
16. SABAR & SYUKUR itu semisal tentang pasangan; ia
keinsyafan bahwa tak ada yang sempurna. Setiap orang memiliki lebih &
kurangnya. #Nikah
17. Khadijah itu lembut, penyabar, penuh pengertian, &
dukung penuh perjuangan. Tapi tak semua lelaki mampu beristeri jauh lebih tua.
#Nikah
18. ‘Aisyah: cantik, cerdas, lincah, imut. Tapi tak semua
lelaki siap dengan kobar cemburunya nan sampai banting piring di depan tamu
#Nikah
19. Persiapan Ruhiyah #Nikah adalah mengubah ekspektasi
menjadi obsesi. Dari harapan akan apa nan diperoleh, menuju nan apa akan
dibaktikan.
20. Jika #Nikah masih terbayang sbb: lapar ada yang masakin,
capek ada yang mijitin, baju kotor dicuciin. Itu ekspektasi. Bersiaplah kecewa.
21. Ekspektasi macam itu lebih tepat dipuaskan oleh tukang
masak, tukang pijit, & tukang cuci;) Ber-obsesilah dalam #Nikah. “Apa
obsesimu?”
22. Obsesi sebagai Persiapan Ruhiyah #Nikah semisal:
Bagaimana kau akan berjuang sebagai suami/isteri ayah/ibu untuk mensurgakan
keluargamu?
23. Usai itu, di antara persiapan Ruhiyah #Nikah adalah
menata ketundukan pada segala ketentuanNya dalam rumahtangga &
masalah-masalahnya.
24. Lalu persiapan ‘Ilmiyah-Tsaqafiyah (Pengetahuan) #Nikah,
meliput banyak hal semisal Fiqh, Komunikasi Pasangan, Parenting, Manajemen, dll
25. Bukan Ustadz-pun, tiap muslim harus sampai pada batas
minimal lmu syar’i nan dibutuhkan dalam berhidup, berinteraksi, berkeluarga
#Nikah
26. Lalu tentang komunikasi pasangan; seringnya masalah
rumahtangga bukan krn ada maksud jahat, melainkan maksud baik nan kurang ilmu
#Nikah
27. Sungguh harus diilmui bahwa lelaki & perempuan
diciptakan berbeda dengan segala kekhasannya, untuk saling memahami &
bersinergi. #Nikah
28. Contoh beda hadapi masalah & tekanan; Wanita:
berbagi, didengarkan, dimengerti. Lelaki: menyendiri, kontemplasi, rumuskan
solusi #Nikah
29. Bayangkan jika perbedaan itu dibawa dalam sikap dengan asumsi:
“Aku mencintaimu seperti aku ingin dicintai” Konflik pasti meraja. #Nikah
30. ->Suami pulang dgn masalah berat disambut isteri yg
memaksa ingin tahu & dengar problemnya, padahal ia ingin sendiri &
bersolusi. #Nikah
31. Lihatlah Khadijah saat Muhammad pulang dr Hira’ dengan
panik & resah. Dia tak bertanya, dia sediakan ruang sendiri &
kontemplasi. #Nikah
32. Sebaliknya-> Isteri yg sdg ingin didengar lalu curhat
ke suami, suami malah tawarkan solusi. Padahal dia hanya ingin dimengerti.
#Nikah
33. Isteri: Mas aku capek, rumah berantakan bla-bla-bla.
Suami: OK, kita cari pembantu. I: O, jadi aku dianggap pembantu?!. S: Lho?!
#Nikah
34. BEDA: Istri cerita untuk ringankan beban hatinya.
Dimengerti itu solusi > Jawab suami: Oh, kalau gitu biar nanti Salma pulang
sendiri” Dijamin para isteri gondok, sebab maksudnya: Tolong jemput Salma!
#Nikah
38. BEDA. Bagi suami masalah hrs disederhanakan (Spiral ke
dalam). Bagi isteri, tiap detail & keterkaitan sgt penting (Spiral keluar)
#Nikah
39. Dan banyak lagi BEDA yang jk tak diilmui potensial jd
masalah serius. Lengkapnya di Bahagianya Merayakan Cinta #BMC
http://bit.ly/gW5rG4
40. Next: Parenting. Waktu kita sempit; belum puas belajar
jd suami/isteri, tiba-tiba sdh jd ayah/ibu. Maka segeralah belajar jd Ortu #Nikah
41. Anak adl karunia yg hiasi hidup, amanah (lahir dalam
fitrah, kembalikan ke Allah dalam fitrah), pahala, sekaligus fitnah (ujian).
#Nikah
42. 42. Maka mengilmui hingga detail-detail kecil soal
parenting adalah niscaya. ie Hadits: renggutan kasar pd bayi membekas di jiwa.
#Nikah
43. Uji kecil buat calon ibu & ayah: “Apa yang anda
lakukan saat anak lari-larian di depan rumah lalu GABRUSS, jatuh berdebam?”
#Nikah
44. LAZIM: “Sudah dibilang, jangan lari-lari! Tuh, jatuh
kan!” -> Anak belajar utk menganggap dirinya selalu bersalah dalam hidupnya.
#Nikah
45. LAZIM: “iih, batunya nakal ya Nak! Sini Ibu balaskan!”
-> Anak belajar salahkan keadaan sekitar utk excuse dr kurangnya ikhtiyar.
#Nikah
46. LAZIM: “Hm, nggak apa-apa, nggak sakit, cuma kayak
gitu!” -> Ketakpekaan. Hati-hati dibalas saat kita sdh tua &
sakit-sakitan;P #Nikah
47. Alangkah bahaya tiap huruf dari lisan bg masa depan anak
kita. Latihlah dia agar lempang (tanpa dusta & tipu) dlm taqwa (QS 4: 9)
#Nikah
berlanjut ke part 2..
berlanjut ke part 2..
KulTwit #Nikah Ust. Salim A Fillah part 1
4/
5
Oleh
hadad