Selasa, 25 Desember 2012

review Fetih 1453 aka The conquest

sebenarnya saya sudah mendengar film ini sudah agak lama, tapi karena beberapa hal, baru menjelang akhir tahun ini baru bisa menonton full film nya. sebagai seorang muslim, tentu kita masih ingat bagaimana apiknya film Omar, yang sempat di tayangkan di sebuah stasiun televisi swasta, dan tentu saja banyak pihak memiliki harapan yang sama, atau bahkan lebih berkenaan dengan film-film serupa, yang lebih ke arah dakwah dari pada sekedar hiburan. sebuah film, memiliki sebuah tempat tersendiri yang sanggup mengisi kepuasan segelintir orang untuk memuaskan hasratnya, motivasinya, dan bahkan imannya, kenapa..?? film adalah sebuah media lengkap yang mengakomodasi audio dan visual, yang bisa membangkitkan daya imajinasi untuk memperkuat rasa dalam beriman.

nah, sebelum menonton film fetih ini, beberapa reviewer sempat menyatakan puas, atau ekspektasinya berdasarkan alasan-alasan diatas mampu terjawab. ya, bagaimana pun juga cerita yang di angkat dalam film ini merupakan sebuah kisah heroik yang luar biasa, dan mungkin mengalahkan cerita kepahlawanan Troy yang melegenda. sebuah kisah yang bukan hanya di catat sebagai sejarah, namun bukti kebenaran Islam, dan kejayaan Islam di Dunia. penaklukan Kota Konstantinopel adalah sebuah tanda yang luar biasa.

film ini diawali sebuah gambaran Madinah, saat Rasulullah mengeluarkan sebuah hadist yang berbunyi, Beliau bersabda “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”
[H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]. cerita berlanjut 700 tahun kemudian, saat Muhammad Al-Fatih II harus menerima kenyataan ditinggalkan oleh ayahnya, yang kemudian mengharuskannya naik tahta dalam usia muda, mungkin penampilannya dalam film terlihat tua, dengan jenggot dan seorang anak, namun percaya atau tidak, saat itu usia beliau adalah 21 tahun. kisah heroik ini dilengkapi dengan cerita yang bertumpu tidak hanya pada sosok seorang Fetih, ada sosok lain yaitu Hassan, yang mesti terlibat konflik dengan justinian, akibat perebutan cinta seorang perempuan bernama Age, dan Age sendiri adalah putri angkat seorang pembuat senjata milik Al-Fatih.

secara umum, jalan cerita berjalan seru, dan saya pun mengakui bahwa film ini memang benar-benar berhasil menjawab harapan saya atas kehadiran film-film Islam yang berkualitas. apa lagi visual efek, dan musiknya sangat memuaskan (meski masih dibawah kelas Hollywood), film ini berhasil menghadirkan getaran-getaran hati, iman, dan feel jihad yang benar-benar terasa. sebagai alternatif cerita heroik, yang sangat memiliki nilai kepahlawanan, saya benar-benar merekomendasikan film ini.

***
kelebihan :
- alur cerita di jalin sangat menarik
- penggambaran situasi yang sangat realistis
- nilai-nilai kepahlawanan dan keluhuran akhlaq Islam

kekurangan :
- tidak terjaganya aurat
- penceritaan tokoh yang kurang lengkap
- ada terdapat beberapa adegan core

***

best momen :
- saat Al-Fatih dihinggapi rasa kekhawatiran kalah, sampai depresi, dan menyebabkan konflik di tubuh pasukan, benar-benar realistis, dan sangat manusiawi.
- duel terakhir antara hassan dan justinian, di benteng Konstantinopel
- kecerdikan strategi Al-fatih (bayangkan strateginya yaitu, memindahkan perahu-perahu berukuran besar dengan mengangkatnya melalui gunung.. gila..)
- saat meriam raksasa memuntahkan pelurunya yang pertama
- saat pemakam pasukan Al-Fatih yang tewas, dengan latar belakang musik supllication - sami Yusuf
- saat Al-fatih beserta pasukan menggelar Shalat Dhuha berjamaah, tepat di depan benteng Konstantinopel, sesaat sebelum penyerangan.
- dan saat Al-fatih memasuki Gereja Hagia Shopia, Konstantinopel

Artikel Terkait

review Fetih 1453 aka The conquest
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email