Kamis, 13 Desember 2012

Pemuda, representasi Indonesia


28 oktober 2012

"bagaimana pun juga pemuda zaman dulu, dengan pemuda sekarang itu beda.." kata seorang kakek ke cucu nya.

ya, kondisi zaman selalu berubah, tantangan, era, lingkungan, bahkan psikologi sosial, entah perubahan terkendali atau bahkan acak. 84 tahun pun merupakan waktu yang lebih dari cukup untuk merubah keadaan suatu bangsa, berikut dengan "isi-isinya". 84 tahun terlalu lama untuk mengendapkan rasa perjuangan persatuan suatu bangsa, mesti ada pembaharuan, tentang konsep visi suatu bangsa yang berusia selama itu.

84 tahun yang lalu para pemuda berkumpul, mengikrarkan sebuah janji, kemudian mewujudkannya dalam perjuangan. terus begitu, fenomena itu terus berulang, para pemuda terus membentuk perkumpulan aksi mana kala mereka memiliki visi yang sama dan serentak, sebutlah tritura, sampai reformasi 1998. Para pemuda, berhendak mengambil andil dalam perkembangan bangsa ini. maka dengan bangga sejarah pun mengatakan, inilah Representasi Indonesia.

menarik saat kita berbicara 84 tahun kemudian setelah peristiwa Sumpah Pemuda, apa representasi Indonesia..?? atau setelah 52 tahun Tritura, dan setelah 14 tahun Reformasi.. perjalanan kita belum selesai, para pemuda pasti menyadari itu. namun, sadarkah  representasi apa yang terbentuk untuk Indonesia saat ini..??

tidak bisa disangkal, kalau opini terbentuk dari media informasi, bagaimana jangkauan informasi kini sudah tidak terbendung menjangkau semua lapisan, kelas, dan menembus semua batas. pembentukan opini hanya butuh belasan menit, pemutar balikan fakta, doktrin, dan opini liar hanya butuh beberapa menit saja. entah itu suatu kesengajaan atau bukan, yang pasti akibat informasi yang tidak terkontrol ini, berakibat negatif bagi representasi Indonesia.

tantangan berubah 180 derajat, semenjak reformasi. tantangan yang dihadapi adalah gempuran informasi dan hiburan yang terkesan tak terkendali, terkadang melenakan, dan mendoktrin liar pikiran dan mindset para pemuda. akibatnya, visi yang semenjak dulu diperjuangkan mulai terkikis. sebuah pekerjaan rumah yang cukup berat, namun lagi-lagi harapan itu selalu masih ada, dan selalu ada.

pertanyaan mengenai representasi ini sama sekali belum terjawab, entah dimana kita harus mencarinya, apa yang kita lihat dan yang kita dengar pun masih terkesan absurd. media informasi tidak lagi mewakili itu semua, apa yang kita lihat dari televisi..?? konser musik hura2.. sinetron.. serial korea.. berita kriminal.. infotaiment.. representasi apa yang kita peroleh dari sana..?? contoh dari televisi di atas, merupakan sebuah bentuk tantangan bagi para pemuda untuk menjaga diri dan visinya.

maka buka lah mata kita, dan lihat dari kaca mata berbeda. harapan itu ada, meski kecil, dan tak nampak, namun ia hanya menunggu waktu yang tepat. kita hanya perlu berubah, mengubah pola fikir, mempertahankan visi, dan yang pasti cita-cita membangun bangsa dengan martabat yang lebih baik. karena harapan itu adalah, kita.

selamat hari Sumpah Pemuda.

Artikel Terkait

Pemuda, representasi Indonesia
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email