Rabu, 12 Desember 2012

Ilmu deduksi dan Sherlock holmes


Kembali ke ranjang..!! ( dibaca ala tukul ya..)

Daripada jenuh tiduran di ranjang, akhirnya aku memutuskan mendownload sebuah novel untuk mengusir kejenuhan. Mulai pilih-pilih ebook yang bagus, dari jenis cinta, aksi, horror, anak-anak, sampai dewasa.. ( waduh..!! ) tapi semua tidak ada yang menarik, sampai jatuh lah pilihanku pada ebook novel Sherlock holmes ( daripada beli.. kemahalan… heee.. ). Bercerita tentang Sherlock holmes dan Dr.watson yang bekerja sebagai detektif swasta, dengan memecahkan kasus secara hebat dan unik, singkatnya, kubacalah novel itu..

Sebenarnya yang ingin kuceritakan adalah sebuah kutipan yang terdapat dalam novel Sherlock holmes seri pertama, yang berjudul a study in scarlet ( terbit tahun 1887 ), disana ada bagian ketika Sherlock holmes baru berkenalan dengan Dr. Watson, yang kemudian menjadi asisten tak resmi dalam setiap pemecahan kasusnya. Terjadi sebuah dialog unik antara keduanya, kurang lebih begini,

anehnya, pengetahuan Holmes yang begitu luar biasa diimbangi dengan ketidak tahuan yang sama besar di bidang lain. Holmes sama sekali tidak tahu apa-apa tentang karya-karya sastra kontemporer, filosofi, dan politik. Saat itu aku mengutip pendapat Thomas Carlyle, dengan naïf Holmes bertanya siapa orang itu dan kejahatan apa yang dilakukannya. Keherananku mencapai puncak sewaktu tanpa sengaja ku ketahui bahwa Holmes tidak mengerti teori Copernicus dan komposisi tata surya. Bahwa ada manusia beradab di abad 19 ini yang tidak menyadari bahwa bumi mengitari matahari, bagiku merupakan fakta yang begitu luar biasa hingga aku tidak mempercayainya.

“kau kaget, ya,” kata Holmes, tersenyum melihat ekspresi wajahku. “ sekarang aku sudah tahu teori-teori itu, tapi aku harus berusaha sebaik-baiknya untuk melupakannya.”

“melupakannya!”

“begini,” katanya menjelaskan,” otak manusia pada awalnya seperti loteng kecil yang kosong, dank au harus mengisinya dengan perabotan sesuai dengan pilihanmu. Orang bodoh mengambil semua informasi yang ditemuinya, sehingga pengetahuan yang mungkin berguna baginya terjepit terjepit di tengah-tengah atau tercampur dengan hal-hal lain. Orang bijak sebaliknya. Dengan hati-hati ia memilih apa yang dimasukkannnya kedalam loteng otaknya. Ia tidak akan memasukkan apa pun kecuali peralatan yang akan membantunya dalam melakukan semua pekerjaannya, sebab peralatan ini saja sudah banyak. Semuanya itu diatur rapi dalam loteng otaknya sehingga ketika diperlukan, ia dapat dengan mudah menemukannya. Keliru kalau kau pikirloteng otak kita memiliki dinding-dinding yang bisa membesar. Untuk setiap pengetahuan yang kau masukan, ada sesuatu yang sudah kau ketahui yang terpaksa kau lupakan. Oleh karena itu penting sekali untuk tidak membiarkan fakta yang tidak berguna menyingkirkan fakta yang berguna.”

“tapi tata surya!” kataku memprotes.

“apa gunanya bagiku?” tukas holmes tak sabar.”kalaupun bumi bergerak mengitari bulan, itu tidak akan mempengaruhi pekerjaanku!”
Nb : -     dikutip dari novel Sherlock holmes a study in scarlet, hal. 24-25
-          Tokoh aku adalah Dr. Watson

Menarik bukan..?? banyak sekali hal yang bisa kuperoleh dalam dialog ini, seperti membandingkannya dengan system pendidikan kita yang menggunakan system borongan ( semua di pelajari ) dan kunci sukses para ahli professional, contoh apakah seorang pengusaha peduli jika Jupiter  ternyata hanya fiktif semata, mungkin bagi NASA atau Lapan itu adalah masalah, tapi bagi seorang pengusaha..?? apa pedulinya..?? bagaimana dengan sahabat.??

Ditunggu komentarnya ya, menarik kayaknya kalau didiskusikan. J

Wallahu a’lam

Artikel Terkait

Ilmu deduksi dan Sherlock holmes
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email