Kamis, 29 April 2010

jam dinding

Seberapa besar pengaruh benda ini bagi kita ? apakah hanya sebagai hiasan dinding semata, dimana tatkala ketika kita jenuh dan bosan baru kita melihat jam sambil berfikir kapan aku bisa kaya ? atau sebagai seorang sahabat yang selalu tersenyum saat melihat jam sambil merencanakan apa yang akan dilakukannya pada hari ini ? atau sebagai mesin biasa yang tidak berpengaruh sama sekali kahidupan kita ? atau bahkan dianggap sebagai musuh yang selalu dicaci dan dimaki karena ia menyalahkan waktu sebagai faktor utama kegagalannya ?memang semua jawaban yang timbul adalah relatif dari perbedaan kondisi dari kita.
Terlepas dari semua pertanyaan itu, mari kita merenung dan sejenak berfikir, apa sebenarnya waktu ?
Layaknya sebuah perjalanan, semua yang ada akan dilewati dan tidak akan kembali lagi sesuai pada keadaan semula. Itulah hakikatnya waktu. Pernahkah kita melihat dan memperhatikan perputaran arah jarum jam pada jam dinding ? dimana perbandingan satu detik, satu menit, dan satu jam, mempunyai rasio yang sama dan seimbang yaitu 1:60, begitu pula dengan kecepatan jarum jam detik yang tidak begitu cepat dan tidak begitu pula lambat. Maka sudah sepatutnya kita menghargai dan menyadari kehadiran seorang penemu jam yang luar biasa jenius dan cerdas, karena mampu memperhitungkan dan merealisasikan satu dimensi yang berpengaruh kepada manusia, yaitu waktu melalui perputaran jarum jam.
Salah satu hikmah dari penciptaan waktu adalah adanya batasan antara Allah dan makhluk, dimana Allah tidak terikat oleh waktu, sedangkan makhluk sangat terikat sekali oleh waktu. Karena waktu, maka kita mengenal awal dan akhir, karena waktu kita mengenal lama dan cepat, karena waktu pula kita mengenal hidup dan mati. Pada akhirnya seseorang yang mengakui waktu akan beriman secara total terhadap Zat yang telah menciptakan waktu, kenapa ? karena ia pasti menyadari bagaimana kesempurnaan waktu terlebih lagi tidak mungkin waktu ini hasil cipta rekayasa acak semata yang secara tidak langsung didukung oleh para kaum materialistis dan evolusionis.
Sungguh Maha Luar Biasa Allah, Ia menciptakan waktu dari yang tidak terduga dan tidak tergapai secara logika, kalau kita perhatikan, waktu adalah hasil dari pergerakan benda – benda langit yang berada disekitar bumi, sebutlah matahari sebagai patokan waktu syamsiyah atau masehi, dan bulan sebagai patokan tahun komariyyah atau hijriyah, pada keduanya tidak terdapat satupun kecacatan dan kebatilan, terutama bagi manusia, ya manusia, karena makhluk inilah Allah menciptakan waktu, yaitu sebagai perhitungan akan amal – amal yang telah dilakukannya.
Sekali lagi, sudah sepatutnya kita sebagai manusia yang mengakui adanya Tuhan untuk senantiasa bersyukur dan memanfaatkan pemberiaNya yang amat luar biasa besarnya yaitu waktu. Waktulah yang akan menyebabkan kita mesuk surga atau neraka, waktu yang menyebabkan kita benar atau salah, waktu pula yang menjadi ukuran kualitas seseorang baik itu dihadapan manusia ataupun dihadapan Allah. Pantaslah kalau khalifah Ali bin Abi Thalib mengatakan waktu itu bagai pedang bermata dua.
Kita kembali lagi perhatikan perputaran jarum jam, pernahkah kita berfikir kapan perputaran itu akan berakhir ? mungkin jawaban kita adalah saat baterainya habis, namun jauh lebih dari itu, tatkala jarum itu sudah tidak berputar lagi artinya kiamat telah tiba, dimana perhitungan waktu sudah tidak ada lagi, tidak lagi awal dan akhir, yang ada hanyalah, satu waktu yang dimana tidak akan berubah untuk mempertanggung jawabkan segala amal perbuatan yang tela dilakukan manusia selama jarum itu berputar.
Seharusnya kita malu kepada jam dinding yang selalu berputar itu, jarum jam adalah saksi utama segala perbuatan kita, ia selalu mengingatkan namun tak pernah kita dengar, tak-tik-tak-tik adalah suara peringatan jam kepada kita sekaligus suara peringatan Allah kepada kita, “apa yang telah kau perbuat wahai manusia ?”. seharusnya kita malu kepada penemu jam dinding siapapun itu, beliau telah mencurahkan segala pemikiran dan pengetahuannya demi terciptanya penghitungan waktu yang tepat, namun kita pada saat ini seakan akan tidak menghargainya, kita berbuat semena-mena, seakan-akan kita lah yang mengendalikan waktu, karena waktu terdapat pada jam dinding kita. Dan terakhirnya seharusnya kita malu kepada Allah, Ia yang telah mengendalikan pergerakan matahari, bulan, bumi, bintang, planet-planet, dan benda langit lainnya, hanya sebagai patokan perhitungan waktu yang tepat dalam kadarNya, namun sekali lagi kita meremehkan semua itu, kita hanya menganggap jam dinding sebagai mesin tak berdaya, sebagai benda mati yang bisu, dan tuli, atau sebagai tempelan wajib yang harus ada disetiap rumah semata.
Satu hal yang mesti kita ingat, jarum jam itu menunjukan kapan kita mati, entah pada angka 1,2,3 atau angka lainnya, yang jelas semakin jarum jam itu berputar ke arah kanan, maka kita sudah dekat dengan kematian. Dan apabila kita sudah mati, apakah kita sudah siap tatkala jam dinding itu datang dan memberitahukan kepada Allah, perbuatan buruk apa saja yang telah diperbuat kita selama jam dinding ini berputar…???

Artikel Terkait

jam dinding
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email